Walikota Bima, Tokoh Penerus Moto Maja Labo Dahu
Ilustrasi walikota bima
Kota Bima yang merupakan bagian dari Pulau Sumbawa, salah satu pulau terbesar di Nusa Tenggara Barat, telah berkembang pesat dalam segi pembangunan di bawah kepemimpinan Drs. H.M. Nur Latif selama hampir dua periode. Sayangnya, kemajuan pembangunan dalam segala aspek kota yang belum lama terbentuk ini tidak dapat dirasakan lebih lama lagi oleh sang pemimpin karena beliau meninggal dunia akibat serangan jantung pada 6 Maret 2010 di Jakarta.
Walikota Baru
Pada 26 April 2010, bertempat di Paruga Na’e, Kota Bima, diadakan sumpah jabatan dan pelantikan walikota Bima yang baru. Beliau adalah H. Qurais H. Abidin yang sebelumnya menjabat sebagai pelaksana tugas sementara walikota Bima. Diharapkan ke depannya, H. Qurais mampu mengemban tugas dengan baik dan mampu meningkatkan pembangunan wilayah yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani ini.
Bima Dahulu
Bima dahulu dipimpin oleh Sultan Abdul Kahir yang menjalankan pemerintahan sesuai syariat Islam. Penobatan Sultan Bima yang pertama ini berlangsung pada 5 Juli 1640 Masehi. Kemudian, tanggal itu resmi sebagai Hari Jadi Kota Bima. Penduduk Bima dikenal dengan nama Dou Mbojo dan Dou Donggo yang berdomisili di sekitar pesisir pantai.
Peninggalan Sejarah
Terdapat begitu banyak peninggalan sejarah, di antaranya Wadu Tunti atau batu tertulis di Dusun Padende, Wadu Nocu dan Wadu Pa’a. yang tidak boleh luput dari perhatian kita bahwa Kerajaan Bima berasal dari nama salah satu anak Maharaja Pandu Dewata, Sang Bima yang berlayar ke arah timur hingga mendarat di pulau kecil sebelah utara dan berhasil menyatukan Kerajaan Bima yang terpecah-pecah.
Wisata Alam Bima
Setiap berkunjung ke suatu wilayah baru, seringkali orang ingin mencari tempat-tempat yang sejuk dan teduh. Wisata alam yang cukup memukau di Kota Bima adalah Doro Soromandi atau Gunung Soromandi. Gunung yang terletak di Kecamatan Donggo ini memiliki ketinggian 4.775 meter ini merupakan gunung tertinggi di wilayah Kabupaten Bima. Gunung ini kelihatan masih perawan dan belum terjamah oleh manusia.
Hamparan rumput hijau dan tumbuh-tumbuhan di sekitar bukitnya menambah kesejukan mata siapa pun yang memandangnya. Gunung Soromandi sering diselimuti kabut pada bagian puncaknya. Tempat ini sungguh tempat yang yang pas untuk mengingat kebesaran Tuhan, Sang Maha Pencipta.
Moto Kota Bima
Kota Bima memiliki moto “Maja Labo Dahu”, yaitu mengacu pada makna ‘malu dan takut terhadap Tuhannya’. Penduduk Kota Bima yang mayoritas beragama Islam telah menginspirasi pemerintah Kota Bima untuk terus mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, dan bermartabat, berdasarkan nilai Maja Labo Dahu yang religius.
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.