Apa sebenarnya tujuan pendidikan bagi seorang insan? Jika pertanyaan ini diajukan kepada beberapa orang sekaligus, tentu saja jawaban yang akan diberi pun bervariasi.
Tujuan pendidikan bagi si A tidak akan sama bagi si B. Kalaupun ada persamaan, hanya mencakup beberapa persen saja. karena setiap orang punya hak untuk mengambangkan cita-cita dan keinginannya masing-masing. Termasuk melalui pendidikan.
Bekal Mendapatkan Penghidupan yang Lebih Baik
Bahkan sesungguhnya manusia itu belajar seumur hidupnya.Tujuan dari pendidikan hanya dapat dicapai dengan mengupayakan pendidikan itu sendiri.
Menuntut ilmu adalah sebuah hal yang mutlak, tidak dapat diganggu gugat. Tanpa menuntut ilmu, mustahil tujuan yang ingiin dicapai akan berhasil didapatkan. Dan semuanya itu membutuhkan proses panjang yang memakan waktu hingga bertahun-tahun.
Tidak ada tujuan pendidikan yang dapat dicapai dalam waktu singkat. Bahkan sesungguhnya manusia itu belajar seumur hidupnya. Setiap hari orang bisa belajar banyak hal dari sekelilingnya. Selain lewat sekolah formal, tentunya.
Perubahan cuaca, kicauan burung, acara televisi, pedagang yang kebetulan lewat, pasti ada yang bisa dipelajari dari mereka.Hanya saja masalahnya cuma satu: tidak semua orang mau melihatnya sebagai ilmu yang berharga.
Kembali ke masalah utama, apa sebenarnya tujuan pendidikan itu? ada yang menjawab untuk bekal di masa depan. Jika bicara masa depan, umumnya orang langsung berpikir tentang �pekerjaan�.
Ya, itu benar. Kebanyakan orang menuntut ilmu dan bersekolah hingga puluhan tahun untuk mendapat pekerjaan yang baik nantinya.
Baik dalam arti jumlah gaji yang diterima. Dan juga baik dalam pandangan masyarakat umum, pastinya.
Apakah tujuan pendidikan yang seperti itu pantas disebut materialistis? Tidak juga. Orangtua yang sudah makan asam garam kehidupan tentu sangat tahu bahwa uang adalah salah satu hal penting dalam kehidupan.
Tanpa uang, bagaimana mungkin memenuhi kebutuhan hidup manusia?Itulah sebabnya orangtua sejak kecil menanamkan pentingnya untuk rajin belajar agar kelak anak mendapat masa depan yang baik. Padahal, otak yang pintar dan kerja keras selama bertahun-tahun itu tidak selalu berbanding lurus dengan pekerjaan yang memadai di masa depan. Tujuan pendidikan pada akhirnya tidak tercapai.
Kewajiban Sebagai Mahluk Tuhan yang Berpikir
Selain untuk tujuan ekonimi, ada juga yang sedikit berbeda dalam memandang tujuan pendidikan.
Menyekolahkan anak karena menurut pada perintah Tuhan. Bahwa memang sesungguhnya Tuhan menyukai orang-orang yang berilmu.
Maka sejak kecil anak sudah diberi pengertian bahwa pendidikan itu akan membawanya menjadi salah satu makhluk yang dicintai Tuhan. Tujuan pendidikan hal seperti ini pun tidak salah.
Tuhan memang mencintai makhluk-Nya yang giat menuntut ilmu. Mengapa? Karena menuntut ilmu membuat manusia terhindar dari kebodohan.
Jika seseorang bodoh, dapat dipastikan selamanya akan menjadi orang yang dimanfaatkan orang lain. Tidak akan mampu melakukan apa yang diinginkan karena selalu bergantung pada banyak orang.
Aplikasikan dengan Baik Tujuan Pendidikan Anak
Mengapa kita tidak membiarkan anak bersenang-senang dengan ilmu yang sedang dituntutnya? Tidak perlu membebaninya dengan macam-macam hal yang tidak perlu.
Biarkan mereka tumbuh sebagaimana mestinya. Biarkan juga mereka memiliki cita-cita sendiri dan berupaya untuk mewujudkannya. Apapun tujuan pendidikan yang Anda anut, pastikan anak menjalaninya dengan perasaan gembira.
Pelan-pelan saja memperkenalkan apa tujuan pendidikan versi Anda kepada mereka. Rasa senang untuk belajar yang harus ditumbuhkan dulu. Ini adalah sesuatu yang mahal, lho !
Coba perhatikan betapa banyaknya anak yang merasa terbebani dengan dunia sekolah yang dijalaninya. Entah tidak nyaman dengan suasananya, atau merasa kesulitan dengan materi pelajaran yang dihadapi.
Tidak sedikit pula anak-anak yang tidak punya kesempatan untuk bermain karena waktunya sudah dihabiskan untuk les ini-itu di luar jam sekolah. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan menurut Anda tapi tidak untuk anak.
Alasan orangtua pun sederhana saja: tantangan di masa depan sungguh sangat berat.Apa memang sudah ada yang pernah berkunjung ke masa depan? Pada dasarnya, masa kini dan masa depan sama saja.
Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang luar biasa. Selama proses perkembangan anak, mereka juga menyesuaikan diri dengan kehidupan yang konon �semakin berat� itu. Tujuan pendidikan tetap bisa tercapai jika orangtua bijak menyikapinya.
Tujuan Pendidikan
Menjejalkan aneka kegiatan untuk usianya yang masih belia, mungkin kurang bijak. Apa yang ingin dicapai sebenarnya? Tujuan pendidikan kah? Bagaimana Mewujudkan Tujuan Pendidikan?
Membekali Anak dengan Budi Pekerti
Bagi segelintir orang, tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan seorang anak sebagai orang yang berbudi.
Masukan berbagai disiplin ilmu diharapkan bisa membuat anak menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi hidup ini.Mungkin karena merasa khawatir dengan keruntuhan moral yang belakangan terjadi.
Ironisnya, hal tersebut justru menimpa para pembesar negeri ini yang seharusnya dijadikan panutan oleh para kaum muda.
Bagi kelompok ini, masalah pekerjaan di masa depan tidak menjadi titik utama pemikiran ketika berbicara tentang tujuan pendidikan.
Toh, masih banyak waktu untuk sampai ke sana. Dan karena pada dasarnya hidup memang menyimpan rahasia yang tidak terduga.Jadi, mengapa tidak membiarkan semua berjalan secara alamiah?
Di negeri kita tercinta ini, pendidikan selalu identik dengan sekolah formal. Memakai seragam yang sama, anak-anak menuntut ilmu mulai dari TK hingga perguruan tinggi.
Dengan urut-urutan seperti itu, diharapkan tujuan pendidikan benar-benar bisa terealisasi dengan gemilang.
Faktanya, tujuan pendidikan tidak hanya dapat diwujudkan dengan bersekolah saja. Abraham Lincoln merupakan salah satu presiden Amerika Serikat yang paling terkenal sepanjang sejarah. Apakah Abraham Lincoln pernah bersekolah di masa kecilnya? Jawabannya tidak!
Abraham Lincoln
Abraham Lincoln berhasil menjadi presiden setelah mengalami berbagai kegagalan dan kepahitan hidup. Dia pernah dianggap hampir gila, mengalami kebangkrutan, bahkan gagal menjadi anggota senat.
Abraham Lincoln berasal dari keluarga yang sangat sederhana, sehingga keadaan tidak memungkinkannya untuk bersekolah. Tujuan pendidikan yang sebenarnya pun sama sekali tidak terpikirkan olehnya.
Akan tetapi, dia belajar sendiri. Dan terbukti kemudian kalau tidak duduk di bangku sekolah pun tidak mempengaruhi prestasinya. Lincoln bahkan dikenal sebagai seorang pengacara yang jempolan.
Begitu juga dengan Thomas Alva Edison yang hanya bersekolah selama 3 bulan saja. Dia bahkan dicap �sangat bodoh� dan �diusir� dari sekolah. Edison juga tidak mengerti apa itu tujuan pendidikan sebenarnya.
Namun Edison muda terus belajar dengan gigih, apalagi didorong oleh ibunya yang punya semangat tinggi untuk membuktikan bahwa putranya tidaklah dungu.
Sejarahnya kemudian sudah banyak yang tahu. Edison adalah salah satu ilmuwan terbesar di dunia ini. Salah satu ciptaan terbesarnya adalah lampu bohlam. Orang dengan tujuan pendidikan di pikirannya pun belum tentu bisa menciptakan itu.
Mungkin tujuan pendidikan yang ditanamkan oleh ibu Edison saat itu hanyalah �mencari ilmu sebanyak mungkin agar berguna bagi sesama manusia�.
Jika itu yang terjadi, Edison adalah contoh terbaiknya. Alam ini adalah sumber yang maha dahsyat dan maha luas. Setiap kita bisa memanfaatkannya untuk memperoleh ilmu.
Sekarang, homeschooling pun makin populer. Membuktikan bahwa mencari ilmu tidak melulu harus melewati jalur yang formal.
Jadi, tidak perlu sinis jika ada orang yang tidak sepaham dengan kita. Yang utama, anak-anak kita mencintai proses belajar. Itu hal terpenting untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang kita inginkan. Caranya seperti apa? Terserah Anda!