Sukses Dengan Bisnis Plan Makanan – Bisnis makanan merupakan salah satu usaha yang tidak mengenal waku. Persaingan dalam bidang usaha ini luar biasa ketat, baik di tingkat pengecer, usaha menengah maupun usaha skala besar. Apakah Anda tahu mengenai bisnis plan makanan ? Bisnis plan makanan dapat menjadi salah satu cara Anda untuk meningkatkan bisnis.
Sekali pun untuk usaha kecil (pengecer misalnya) bisnis plan makanan ini tetap diperlukan. Sesederhana apapun bisnis plan itu, tentu telah disepakati bahwa perencanaan yang baik merupakan salah satu kunci sukses. Hal yang sama berlaku pula jika Anda akan mulai usaha makanan , apapun jenis dan skala usahanya.
Hal-hal penting apa saja yang perlu diperhatikan, ketika kita membuat sebuah usaha? Bisnis plan merupakan patokan atau panduan ketika Anda akan memulai usaha. Tiga hal penting berikut ini merupakan rujukan ketika Anda akan menyusun sebuah rencana bisnis.
1. Marketing Plan
a. Pengenalan Sektor Usaha
Langkah pertama pada saat akan memulai sebuah usaha adalah mengenal sektor usaha makanan tersebut secara baik. Apa yang telah ada, bagaimana daya serap pasarnya, kemudian mencari jenis usaha makanan apa yang akan digarap. Semakin berkembang usaha makanan, maka semakin terbuka lebar untuk menawarkan produk baru.
Pengenalan usaha makanan yang telah ada, harus dilakukan secara intensif agar benar-benar mendapatkan masukan, baik itu tentang ceruk pasar yang ada maupun para pesaing.
Selain memikirkan usaha makanan yang telah ada dan bagaimana kompetitornya, dalam bisnis plan juga harus dicari kemungkinan persaingan.
Jika kita melakukan satu jenis usaha makanan tertentu, tentu saja bisnis makanan sebenarnya mudah ditiru sehingga bila tidak memiliki perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang, bisa saja akan disalip pendatang lain yang menjadi pesaing kita.
Beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain
- munculnya competitor baru,
- lokasi usaha yang lebih baik,
- tidak memiliki inovasi baru dibanding dengan competitor ,
- tidak melakukan promosi apapun sehingga pengenalan produk lambat,
- cara penyajian yang tidak menarik,
- pelayanan, dan
- variasi makanan.
b. Analisis Potensi Pasar
Hal kedua yang harus diperhatikan dalam rencana pemasaran ini adalah tentang analisis potensi pasar. Sejak awal harus sudah dipastikan dengan jelas, produk kita itu akan dijual ke segmen pasar mana, baik dari sisi usia maupun dari sosial ekonomi. Masing-masing rentang usia dan sosial ekonomi, akan sangat mempengaruhi pada produk itu sendiri.
Ketidakjelasan segmen pasar ini, dapat menyebabkan kehilangan potensi pasar yang sebenarnya. Kegagalan mencapai target pemasukan, lebih banyak disebabkan oleh ketidakjelasan dalam memetakan segmen pasar ini.
c. Rencana Pemasaran
Setelah memetakan segmen pasar secara tepat dan akurat, langkah selanjutnya dalam membuat bisnis plan adalah rencana pemasaran. Tentu saja pemilihan lokasi dan cara berjualan pun akan sangat bergantung pada segmen pasar yang dipilih. Demikian pula cara pengemasan, harus disesuaikan dengan segmen pasar yang dituju.
Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya dalam rencana pemasaran ini adalah menentukan bentuk atau teknik menjual produk makanan yang kita miliki. Apakah dengan menjual secara langsung atau dengan cara titip jual. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
2. Operational Plan
a. Lokasi Usaha
Seperti telah disinggung sebelumnya, pemilihan lokasi usaha sangat menentukan untuk mendekati segmen pasar yang akan dituju. Kekeliruan menentukan lokasi usaha, akan menyebabkan tidak tercapainya target pemasukan yang pada akhirnya jika terus-menerus terjadi, akan menyebabkan usaha kita mengalami kerugian.
b. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi sangat terkait dengan masalah modal, analisasi potensi pasar yang ada dan kemampuan tenaga produksi. Jika memang potensi pasarnya besar, kemudian memiliki modal yang besar, tentu saja bisa menentukan kapasitas produksi yang maksimal.
Perlu diingat bahwa ketika menentukan kapasitas produksi yang tinggi, akan dipengaruhi oleh tenaga produksi dan tenaga pemasaran. Akan menjadi masalah, jika kapasitas besar tetapi tidak didukung oleh tenaga pemasaran yang banyak pula. Jangan sampai produksi menumpuk di gudang hanya karena tidak memiliki tenaga pemasaran yang sebanding.
Maka, ketika menentukan kapasitas produksi, aspek-aspek seperti ketersediaan bahan baku, kemampuan memproduksi, kemampuan memasarkan, dan ceruk pasar yang dibidik dan kemampuan modal harus diperhatikan secara saksama karena masing-masing aspek saling berkaitan.
c. Proses Produksi
Proses produksi tidak semata-mata bagaimana memproduksi makanan yang akan kita jual, melainkan harus memikirkan dan mempersiapkan secara berkesinambungan agar proses produksi tidak terhambat.
Hal-hal yang terkait dalam proses produksi yang harus direncanakan secara matang adalah bahan baku, bahan penunjang, peralatan produksi, dan tenaga produksi.
d. Bahan Baku
Ada beberapa cara mendapatkan bahan baku, yaitu menanam sendiri dan membeli dari pihak lain. Jika penyediaan bahan baku dengan cara menanam sendiri, maka harus diperhatikan tentang pola panen yang sesuai dengan kebutuhan produksi.
Jangan sampai tidak bisa memproduksi karena bahan baku tidak ada akibat gagal panen. Jadi, ketika Anda menentukan bahwa bahan baku disediakan sendiri atau mengolah sendiri, harus tetap ada alternatif penyedia bahan baku agar jangan sampai terjadi kekosongan bahan baku.
Sementara itu, jika bahan baku didatangkan dari pihak kedua, harus pula ditentukan dan direncanakan secara matang keterlambatan dan ketidakcukupan pasokan. Jika Anda mencari pihak lain, maka akan menyangkut anggaran yang berbeda.
Dengan demikian, perlu diadakan kesepakatan terlebih dahulu dengan pihak penyedia bahan baku tentang kemungkinan-kemungkinan resiko yang muncul. Jika tidak bisa memenuhi kuota bahan baku, siapakah yang berkewajiban menambah kekurangannya?
Bila ternyata gagal panen, bagaimana mencari jalan keluarnya? Bahkan untuk hal-hal yang sederhana, seperti pasokan datang terlambat. Bagaimana mekanisme penyelesaian atau mengatasi masalah ini?
e. Manajemen Produksi
Manajemen produksi dimaksudkan sebagai sebuah upaya mengatur agar semua pihak yang terlibat dalam produksi berjalan sebagaimana mestinya.
Jika bisnis plan makanan tersebut cukup besar atau menengah, manajemen produksi ini harus ditangani oleh seorang petugas khusus sehingga benar-benar kesinambungan dalam produksi akan senantiasa terjaga, dari mulai datangnya bahan baku sampai menghasilkan sebuah produk yang siap untuk dipasarkan.
f. Penjadwalan
Semua aspek yang tersangkut dalam rencana operasional ini harus dibuat dalam rencana yang terjadwal sehingga senantiasa ada tenggang waktu maksimal yang harus dicapai. Kemudian, penjadwalan produksi tersebut dibagi ke dalam beberapa jadwal per lini.
Seorang pemegang kuasa atas manajemen produksi, harus mengontrol semua penjadwalan itu dengan cermat sehingga tidak akan terjadi terlambat produksi hanya karena bagian pengemasan terlambat menyedian bahan baku.
3. Financial Performance
a. Permodalan
Dalam permodalan ini tidak saja berapa besarnya, namun dari mana permodalan itu datang. Tentu saja perlakukan sangat berbeda, jika modal itu berasal dari kekayaan sendiri yang diinvestasikan dengan modal yang berasal dari pihak lain.
b. Break Event Point
Break Event Point adalah memperkirakan kapan modal akan kembali.
c. Perkiraan Penjualan
Perkiraan penjualan adalah memperhitungkan daya serap pasar terhadap produk.
Semoga dengan membuat bisnis plan makanan ini, bisnis Anda dapat berjalan dengan lancar.