Tahukah kamu bagaimana sejarah kalender hijriah bisa terbentuk dan apa perbedaan dengan kalender masehi? Simak pembahasan berikut!
Sistem penanggalan hijriah adalah sistem penanggalan yang didasarkan pada orbit bulan terhadap bumi. Sehingga kalender hijriah disebut juga kalender bulan atau kalender lunar. Hal ini berbeda dengan penanggalan masehi. Penanggalan masehi bergantung pada pergerakan matahari sehingga disebut kalender solar.
Waktu dimulainya hari baru pada kalender hijriah ketika matahari terbenam sedangkan pada kalender masehi hari baru dihitung pukul 12 malam. Kalender Hijriah juga disebut kalender islam karena penentuannya dilakukan berdasar peristiwa-peristiwa yang dialami umat islam.
PENENTUAN TAHUN PERTAMA
Sebenarnya, kalender hijriah sudah dikenal sejak sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Masyarakat arab selalu memberi nama tahun tahun sebelumnya berdasar peristiwa yang terjadi. Misalnya tahun Nabi Muhammad lahir disebut tahun gajah karena pada saat itu terjadi penyerangan kakbah oleh tentara bergajah Raja Abrahah. Namun setelah Rasulullah meninggal dan Umar bin Khattab menjadi Khalifah, beliau mendapat keluhan dari Abu Musa Al-Asy-‘Ari yang pada masa itu menjadi gubernur Basrah. Abu Musa Al Asyari membalas pesan khalifah melalui surat yang isinya:
إنه يأتينا منك كتب ليس لها تاريخ
“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Anda, tanpa tanggal.”
Disebutkan pula dalam riwayat lain:
إنَّه يأتينا مِن أمير المؤمنين كُتبٌ، فلا نَدري على أيٍّ نعمَل، وقد قرأْنا كتابًا محلُّه شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي
“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Dari adanya keluhan itulah sejarah penanggalan hijriyah dimulai dengan dikumpulkannya para pemimpin, para sahabat dan para ahli oleh Umar bin Khatab untuk bermusyawarah dan menentukan penanggalan agar kedepannya dapat dijadikan patokan umat muslim di dunia.
Musyawarah dimulai dengan penentuan kapan tahun pertama dalam Calender hijriah terjadi. Beberapa usul yang muncul diantaranya penentuan tahun awal dapat dimulai sejak tahun diutusnya nabi Muhammad, kelahiran beliau ataupun ketika beliau wafat. Namun hal ini ditolak karena tahun pengutusan nabi belum diketahui secara pasti, begitu pula usul untuk memulai tahun pertama saat lahirnya nabi.
Sedangkan untuk memulai kalender sejak nabi wafat hal itu dikhawatirkan membuat umat muslim bersedih ketika mengingat awal tahunnya dimulai ketika orang terbaik dibumi itu meninggal dunia. Hal ini dijelaskan dalam fathul bari oleh Ibnu Hajar Rahimahullah :
“Karena tahun kelahiran dan tahun diutusnya beliau menjadi Nabi, belum diketahui secara pasti. Adapun tahun wafat beliau, para sahabat tidak memilihnya karena akan menyebabkan kesedihan manakala teringat tahun itu. Oleh karena itu ditetapkan peristiwa hijrah sebagai acuan tahun.” (Fathul Bari, 7/335)
Dalam riwayat lain dijelaskan, jika tahun pertama dimulai dari tahun kelahiran nabi, maka hal itu menyerupai kalender kaum Nasrani yang memulai kalendernya sejak kelahiran nabi Isa as. Sedangkan alasan tidak memulai saat wafatnya nabi Muhammad saw karena hal tersebut menyerupai kalender kaum Persia dimana kalendernya dimulai saat raja kaum majusi meninggal.
Selain usul usul yang berhubungan dengan Rasulullah, terdapat usul yang sedikit berbeda yakni tahun pertama dimulai bersamaan dengan tahun romawi saat pemerintahan Raja Alexander. Kemudian Ali bin abi thalib memberikan usul bahwa tahun pertama dapat dimulai saat Nabi Muhammad melakukan hijrah pertama kali ke Madinah. Kemudian Umar bin Khatab akhirnya menyetujui usulan tersebut. Beliau berkata dan menyampaikan alasan penerimaan usul Ali bin Abi Thalib tersebut
الهجرة فرقت بين الحق والباطل فأرخوا بها
” Peristiwa Hijrah menjadi pemisah antara yang benar dan yang batil. Jadikanlah ia sebagai patokan penanggalan.”
Dalam Fathul Bari, 7/335 Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahillah juga menjelaskan yang artinya:
Dan As-Suhaili memberikan tambahan informasi: para sahabat sepakat menjadikan peristiwa hijrah sebagai patokan penanggalan, karena merujuk kepada firman Allah Ta’ala,
لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيه َ
Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. (QS. At-Taubah:108)
Sudah suatu hal yang maklum; maksud hari pertama (dalam ayat ini) bukan berarti tak menunjuk pada hari tertentu. Nampak jelas ia dinisbatkan pada sesuatu yang tidak tersebut dalam ayat. Yaitu hari pertama kemuliaan islam. Hari pertama Nabi shallallahu’alaihiwasallam bisa menyembah Rabnya dengan rasa aman. Hari pertama dibangunnya masjid (red. masjid pertama dalam peradaban Islam, yaitu masjid Quba). Oleh karena itulah para sahabat juga menyetujuinya
Dari keputusan para sahabat tersebut, kita bisa memahami, maksud “sejak hari pertama” (dalam ayat) adalah, hari pertama dimulainya penanggalan umat Islam. Demikian kata beliau. Dan telah diketahui bahwa makna firman Allah ta’ala: min awwali yaumin (sejak hari pertama) adalah, hari pertama masuknya Nabi shallallahu’alaihiwasallam dan para sahabatnya ke kota MadinahAllahua’lam. ”
PENENTUAN BULAN PERTAMA
Penentuan bulan pertama dalam sejarah kalender hijriah juga menjadi topik selanjutnya setelah tahun pertama ditentukan. Bulan hijriah sekarang yang terasa istimewa bagi sebagian masyarakat adalah bulan Ramadhan dan syawal.
Tak heran, pada saat penetuan bulan pertama dalam tahun hijriah ada beberapa sahabat yang mengusulkan bulan Ramadhan menjadi bulan yang pertama. Namun, usulan tersebut tidak disetujui. Kemudian, sahabat Umar bin Khatab serta Ustman bin Affan mengusulkan bulan Muharram. Umar bin khatab berkata:
بل بالمحرم فإنه منصرف الناس من حجهم
“Sebaiknya dimulai bulan Muharam. Karena pada bulan itu orang-orang usai melakukan ibadah haji.”
Akhirnya para sahabatpun sepakat dan Ibnu hajar Rahimahullah juga menjelaskan dalam Fathul Bari yang artinya “Karena tekad untuk melakukan hijrah terjadi pada bulan muharam. Dimana bai’at terjadi dipertengahan bulan Dzulhijah (bulan sebelum muharom)
Dari peristiwa baiat itulah awal mula hijrah. Bisa dikatakan hilal pertama setelah peristiwa bai’at adalah hilal bulan muharam, serta tekad untuk berhijrah juga terjadi pada hilal bulan muharam. Karena inilah muharam layak dijadikan awal bulan. Ini alasan paling kuat mengapa dipilih bulan muharam.” (Fathul Bari, 7/335)
KEISTIMEWAAN BULAN MUHARRAM
Dari sejarah tahun hijriyah kita tahu bahwa kalender hijriyah dihitung berawal dari peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dan Muharram dipilih menjadi bulan pertama untuk setiap tahun dalam kalender hijriah. Sebagai umat islam, ada baiknya kita juga mengetahui apa saja sih keutamaan dalam bulan muharram itu? Berikut ini beberapa keutamaannya
- Menjadi bulannya Allah (Syahrullah)
- Bulan yang dilarang untuk berperang dan bermaksiat
- Pada bulan ini terdapat banyak anjuran puasa sunnah diantaranya asyura, tasua dan puasa 11 Muharram
- Bulan yang baik untuk menyantuni anak yatim, bersilaturahmi dan bersedekah karena pahala dilipat gandakan pada bulan ini.
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.