pengaruh orang tua terhadap karakter anak – Betapa hebatnya kita sebagai orangtua nyatanya hanya berpengaruh kecil pada karakter anak.
Kesimpulan di atas dinyatakan oleh pakar neurobiologi asal Inggris, Dr. tone Frank. Anda pasti pernah
berjumpa dengan seorang anak balita yang sangat lasak dan “nakal”, sampai-sampai semua orang di sekitarnya geleng-geleng kepala. Anehnya, ibu anak tersebut sangat lembut dan penuh perhatian.
Dalam hati bertanya, mengapa bisa begitu?
Bukankah seharusnya “air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga”? Mengapa karakter sang # bunda yang halus dan lembut itu tidak menurun dalam sikap sang anak? Andapun akan sibuk membayangkan, akan seperti apa sifat dan kepribadian bayi saya kelak dan apa penyebabnya? Apakah kepribadian yang saya miliki dapat diturunkan pada anak? Akankah cara saya bertindak sebagai ibu akan memberikan dampak atau membentuk kepribadian anak? pastinya sih, ketika si kecil lahir, Anda telah meneruskan ‘segepok’ gen kepada anak Anda.
Nyatanya, sekitar setengah dari sifat dan kepribadian anak diwariskan dari orangtuanya. Artinya, pengaruh dari gen secara alamiah dibandingkan dengan lingkungan dan pola asuh, hanya beda tipis. Inilah kejutan dari penelitian terbaru, yang membalikkan kepercayaan kita selama ini bahwa pola asuh orangtua sangat berpengaruh besar pada pembentukan pribadi anak. Hubungan yang buruk dengan orangtua : dituduh menyebabkan anak menjadi bersifat tertutup dan berkepribadian ‘kering’.
Kalau anak dibesarkan di pinggiran kota dan punya banyak saudara, akan menjadikan ia anak yang dominan, ribut dan heboh. Ternyata teori ini tidak sepenuhnya benar.
pengaruh orang tua terhadap karakter anak
Pikir ulang lingkungan yang menyebabkan terbentuknya kepribadian tertentu nampaknya lebih diyakini daripada hal-hal yang diciptakan orangtua dari rumah. Pada tahun 1987, seorang pakar psikolog asal London, Robert Plomin, alam artikel ilmiahnya menunjukkan, kepribadian dan perkembangan dasar psikologis seorang anak tidak semata-mata dipengaruhi oleh lingkungan si bayi dibesarkan yang termasuk gaya dan pola asuh orangtua. Riset ini jelas tergambar dengan contoh pada anak adopsi yang dibesarkan bersama dengan anak kandung sepasang ayah-bunda, yang tentu saja kedua anak tersebut tidak ada hubungan biologi.
Maka perbedaan perilaku saudara sekandung disebabkan orangtua memiliki kondisi yang bisa jadi berbeda saat berinteraksi dengan si anak, Perbedaan kondisi ini bisa meliputi gaya mengasuh, suasana hati dan prioritas yang ditekankan pada saat itu. Bisa jadi meski dua orang anak berasal dari satu rahim akan memiliki kepribadian berbeda akibat situasi dalam pola asuh yang berbeda. Begitu juga sebaliknya, meski bukan saudara sekandung, dua bayi kelak akan sangat mungkin memiliki kepribadian yang sama.
Majalah Ayahbunda
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.