Prestasi Kerja Adalah? Memahami Prestasi Kerja Dalam Prinsip Hirarki – Seseorang yang bekerja , pada dasarnya membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan atau atas dorongan tertentu. Sehingga, dia akan dengan giat bekerja hingga prestasi kerjanya meningkat.
Prestasi kerja adalah hasil yang diperoleh oleh seseorang yang telah melaksanakan tugasnya/bekerja yang menjadi tanggungjawabnya sebagai amanah kerja. Selain itu, prestasi kerja ini dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya; skill, pengalaman, dan motivasi orang yang bekerja.
Prestasi Kerja
Untuk lebih jelasnya mengenai prestasi kerja, mari kita telusuri lebih lanjut apa itu prestasi kerja? Kata kinerja berasal dari Bahasa Inggris yaitu “performance’. Yang berarti prestrasi kerja, unjuk kerja, penampilan kerja, hasil kerja,pelaksanaan kerja, dan pencapaian kerja.
Mengingat prestasi kerja adalah sama artinya dengan kinerja, maka prestasi kerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai akibat setelah melakukan kerja yang dilakukannya untuk mendapatkan hasil tersebut.
Apabila seseorang berprofesi sebagai seorang guru, maka ia harus mendidik dan mengajar peserta didiknya. Dengan mendidik dan mengajar secara sungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan dua hasil sekaligus.
Hasil pertama, ia akan mengantarkan anak didiknya lulus sekolah dengan membekalinya ilmu penegetahuan. Dan hasil yang kedua, akibat dari proses mendidiknya dalam mengantar anak didiknya, seorang guru dapat menambah prestasi kerjanya. Sehingga, dengan prestasi kerja yang baik seorang guru akan mendapatkan imbalan berupa kenaikan gaji atau peningkatan jenjang karier.
Demikian pula profesi lain. Misalnya berprofesi sebagai karyawan di perusahaan. Para karyawan ini tentu akan berlomba-lomba meningkatkan prestasi kerjanya untuk memenuhi kebutuhan atau atas dorongan tertentu. Dorongan-dorongan ini bisa jadi ingin kariernya meningkat, gaji dinaikkan, atau apapun yang diinginkan oleh karyawan yang ingin meningkatkan kinerjanya.
Prestasi Kerja dalam Prinsip Peter
Dalam satu baris, Prinsip Peter dapat didefinisikan sebagai: “dalam hirarki, setiap karyawan cenderung naik, terus naik, hingga dia sampai ke ambang batas tingkat ketidakcakapannya”. Ini berarti bahwa seorang karyawan akan dipromosikan dan akan terus menerima promosi sampai dia mencapai tingkat di mana ia ditemukan tidak kompeten.
Ini berarti bahwa jika perusahaan mempekerjakan beberapa orang pada satu waktu, akan ada titik di mana post puncaknya akan diisi dengan karyawan tidak kompeten. Hal ini memiliki arti dua hal untuk perusahaan – bahwa Prinsip Peter adalah keniscayaan dan bahwasannya pada akhirnya efisiensi dari perusahaan turun.
Satu dapat menggantikan seorang karyawan tidak kompeten oleh yang lebih kompeten, tapi ini lagi akan berarti bahwa ia akan terus mendapatkan promosi sampai ia diberikan vonis tidak kompeten.
Memahami Prinsip Peter Pada Mandulnya Prestasi
Penjelasan untuk ini bisa berasal dari seorang anak (meskipun Prinsip Peter dimaksudkan untuk hirarki). Seorang balita akan mengambil sesuatu dan jika itu cukup kecil, mungkin akan menelannya. Dia mungkin mulai dari sepotong makanan dari piring makan orang tua, kemudian pindah ke rumput di halaman, kotoran di tanah dan akhirnya serangga jahat.
Anak dapat menemukan makanan yang lezat dan didorong untuk mencoba sesuatu yang baru. Dia akan pindah ke halaman belakang, menyadari bahwa rumput bisa di cabut dan dimakan. Dia mungkin akan pindah ke tanah di bawah rumput di beberapa titik. Pada satu titik, ia akan menemukan serangga di rumput, mengambilnya dan memakannya juga.
Serangga akan terasa hambar bagi si anak, dan si anak belajar bahwa tidak akan menyentuh lagi sejenis serangga lain. Sekarang, Prinsip Peter diterapkan secara ketat untuk struktur hierarkis, namun proses ini kurang lebih sama. Satu orang akan berusaha untuk melakukan beberapa tugas tertentu dalam satu situasi, dan jika berhasil, akan mencobanya di lingkungan yang lebih menantang, sampai gagal.
Yang menyedihkan ketika dia gagal dia dianggap tidak kompeten lagi, karena hirarki percaya bahwa si orang itu bisa di gantikan. Padahal yang namanya puncak prestasi di peroleh dari bawah. Inilah ilusi besar dalam dunia prestasi kerja. Nama ilusi ini diciptakan oleh Dr Lawrence J. Peter dan Raymond Hull pada tahun 1969 buku mereka Prinsip Peter, bersamaan dengan itu, datang ‘studi hirarki’ atau ‘Hierarchiology’ mulai jadi pusat perhatian manajemen.
Terdapat dua solusi dasar dibuat untuk menghilangkan efek merendahkan Prinsip Peter.
Yang pertama akan menyimpan definitif “menang / kalah” proses, tanpa wilayah abu-abu di antara keduanya. Jika seorang karyawan berkinerja baik, ia / dia dipromosikan. Jika mereka tidak berhasil untuk memberikan hasil yang dibutuhkan, bahkan jika mereka berakhir dengan stagnan di pos, mereka akan diberhentikan.
Hal ini dilakukan karena, jika seorang karyawan tetap pada posisi, tidak akan naik atau kehilangan pekerjaan, akan ada karyawan di bawah mereka dengan potensi lebih meningkat. Tapi mereka tidak akan mendapatkan promosi karena posisi sudah diambil oleh karyawan tinggal diam. Hal ini dapat melumpuhkan setiap kemungkinan pertumbuhan lebih lanjut dari karyawan baru dan perusahaan bersama dengan itu.
Solusi lainnya adalah dengan tidak memberikan karyawan promosi sampai dan kecuali ia / dia menunjukkan, dalam pekerjaan mereka saat ini, kualitas yang diperlukan untuk bersinar di posisi baru.
Jadi, promosi Anda akan tergantung pada alasan bahwa Anda sedang melakukan pekerjaan dengan kemampuan yang baik pada tingkat yang lebih tinggi, tidak tingkat Anda saat ini.
Para bentara Prinsip Peter kesialan dari karyawan perusahaan atau seorang politikus yang berkerja dalam prinsip hirarki peter ini berdiri dalam diam. Pada akhirnya, seseorang yang bagus akan mencapai pos yang lebih tinggi atau diberhentikan. Dan bahkan ketika dia tidak mencapai pos yang lebih tinggi, dia mendapatkan risiko ada di kursi paling tinggi hingga lebih tinggi atau kehilangan pekerjaan, sebagai akibat mentok dan karena mentok.
Bagaimana menilai prestasi kerja?
Prestasi kerja tidak terlepas dari penilaian atau evaluasi. Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses untuk mengidentifikasi dan merumuskan kekuatan serta keterbatasan individu.
Penilaian prestasi kerja ini snagat penting karena prestasi kerja akan dapat digunakan sebagai pengembangan SDM adalah sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa setiap orang ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari pemimpin yang bersangkutan.
Penilaian prestasi kerja adalah periodik, bisa satu tahun sekali, tiga tahunan, atau lima tahunan. Tergantung instansi yang menentukan, tapi yang paling kerap terjadi adalah satu tahun yang dikenal dengan istilah DP3 atau Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan.
Dengan DP3 ini merupakan proses yang digunalan pimpinan untuk menentukan apakah seorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang dimaksudkan. Semoga Anda termasuk pegawai yang berprestasi.