Pengenalan Tanaman Duku Dan Prospek Bisnisnya – Duku merupakan salah satu buah yang paling banyak digemari masyarakat Indonesia. Rasanya yang manis menjadikan buah ini sangat cocok dengan lidah orang Indonesia. Pada kesempatan kali ini, penulis akan mengajak pembaca untuk mengenali lebih jauh tanaman duku, mulai dari daerah asal, varietas, hingga prospek bisnisnya. Anda penasaran, bukan?
Daerah Asal dan Penyebaran Duku
Menurut seorang ahli botani Soviet, Nikolai Ivanovich, sentrum primer asal tanaman di dunia terdiri atas delapan sentrum. Kedelapan sentrum tersebut meliputi dataran Cina, India dan Indo Malaya, Asia Tengah, Timur Dekat, Mediterania, Abisinia, Meksiko Selatan dan Amerika Tengah, serta Amerika Selatan.
Dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa tanaman duku merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Namun, Nikolai memastiakan bahwa duku berasal dari Indo Malaya. Daerah Indo Malaya termasuk didalamnya Indo-Cina, Filipina, Malaysia, dan juga Indonesia. Di Indonesia, sentrum tanaman duku pada mulanya terkonsentrasi di Sumatera. Namun, dalam pertumbuhannya tanaman ini banyak ditemui di daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan juga Jawa Timur.
Duku mempunyai banyak nama daerah, di antaranya disebut langsat oleh orang Aceh dan Gayo, lanset oleh orang Batak dan Simalungun, Lase oleh orang Nias, dan langsak atau rasak oleh orang Lampung. Bagi orang Sunda, nama buah ini biasa disebut pisitan, dukuh, dan kokosan, sedangkan orang jawa menyebutnya duku, kokosan, langsat, dan corelang. Selain nama-nama itu, beberapa daerah lain di Indonesia memiliki sebutan yang berbeda-beda.
Jenis atau Varietas Tanaman Duku
Di Indonesia, diketahui terdapat tiga jenis tanaman duku yang dibudidayakan, yaitu duku, pisitan, dan kokosan. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiganya.
1. Duku ( Aglaeia dookoo Griff. )
Ciri khas duku adalah buahnya bulat, bertangkai panjang, kulit buah tebal, berwarna kuning keabu-abuan, tidak bergetah, dan rasanya manis.
2. Pisitan ( Aglaeia dookoo )
Pisitan mempunyai ciri-ciri buahnya berbentuk bulat, kulitnya tipis, arna kulitnya kuning tua, buah bertangkai pendek dan agak bergetah. Selain itu, daging buahnya sukar terkelupas dari kulitnya sehingga cara makannya harus dipijit terlebih dahulu.
3. Kokosan ( Aglaeia aquea Jack Koster )
Kokosan atau langsat memiliki ciri-ciri buahnya tidak bertangkai, kulitnya tebal, berwarna kuning langsat dan bergetah.
Sementara itu, di negara Thailad terdapat dua jenis duku, yaitu langsat dan longkong, yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut.
1. Langsat ( Aglaeia domestica )
Buah langsat bentuknya bundar dengan kulit muda berwarna hijau dan setelah matangberubah menjadi kekuning-kuningan. Kulit buahnya tipis, banyak mengandung getah yang berwarna outih dan lengket. Daging buahnya manis agak asam dan berwarna putih keruh dengan biji hijau di dalamnya.
2. Longkong ( A. domestica x A. dookoo )
Buah longkong bentuknya bundar dengan warna yang sama seperti langsat, kuning saat matang, namun tersusun dalam dompolan buah, sehingga dalam satu tangkai tampak penuh dengan buah yang terlihat berdesakan. Kulit buahnya lebih tebal daripada langsat, namun getahnya lebih sedikit dan tidak lengket. Daging buahnya memiliki rasa manis yang beraroma dan jarang memiliki biji.
Di Indonesia, langsat yang sudah dilepas sebagai jenis varietas unggul yaitu varietas Wolangi. Langsat varietas Wolangi ini berasal dari Wolangi, Barebbo, Bone, Sulawesi Selatan. Langsat Wolangi memiliki circiri berupa tinggi tanaman antara 10-20 meter, lebar tajuk 3-4 meter, bentuk daun jorong dengan ujung runcing, warna daun hijau, batang cokelat, bentuk pohon tinggi menjulang seperti paying, dan bunganya berwarna putih.
Buah langsat Wolangi berbentuk bulat sampai lonjong, buah matang berwarna kuning, daging buah bening, sifat daging buah melekat halus, dan rasanya manis. Bobot per buah berkisar antara 13, 6 gr hingga 14, 2 gr, tahan terhadap gangguan lalat buah, dan tahan terhadap penyakit embun tepung. Varietas ini dilepas sebagai varietas unggul berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian no. 61/Kpts/TP.240/11/1992, tanggal 3 November 1992.
Selain beberapa varietas yang sudah dijelaskan ciri-cirinya tadi, masih terdapat beberapa jenis duku lain yang diunggulkan, di antaranya sebagai berikut.
1. Duku Palembang
Duku Palembang dikenal dengan sebutan duku rasuan atau komering. Jenis duku ini mempunyai biji yang kecil-kecil sampai tidak berbiji sama sekali. Kulit buahnya tipis, halus berwarna kuning langsat, getahnya sedikit, daging buahnya berwarna bening dan rasanya sangat manis. Dari sekitar 10-15 buah duku Palembang, hanya ditemukan satu buah duku yang berbiji. Persentase daging buah berkisar antara 64,28 sampai 77,28 persen.
2. Duku Matesih
Duku Matesih berasal dari Desa Matesih, kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah) yang telah dirilis atau dilepas sebagai varietas unggul melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 1068/Kpts/TP. 240/12/97, pada tanggal 1 Desember 1997. Duku ini memiliki ciri-0ciri berupa bentuk buahnya bulat telur, ukuran buah 3,9 x 3,4 cm, kulit buah tipis (0,34 cm) dan tidak bergetah, berwarna kuning kusam atau tidak bersih.
Ukuran buah cukup besar karena masing-masing buah beratnya sekitar 22,5 gr dan berisi 5 siung. Daging buahnya putih dengan rasa manis segar, kandungan airnya banyak dengan kadar gula mencapai 9,14 %. Jumlah biji antara 1-2 biji per buah, bentuk biji lonjong, produksi per pohon mencapai 6,85 kwintal. Daya simpan buah sampai 11 hari dan biasanya berbuah pada bulan Maret-April.
3. Duku Sumbar
Duku Sumbar berasal dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Karakteristik duku Sumbar adalah daging buahnya berwarna jernih seperti kaca, rasa dan aromanya spesifik, yaitu manis legit dan wangi. Varietas ini hampir tidak berbiji, kulitnya tipis berwarna cokelat muda cerah, diameter buah 7 cm, dan produksi buahnya mencapai 3-4 kwintal per musim per pohon.
4. Duku Kalikajar
Jenis duku ini asalnya dari kabupaten Purbalingga di Jawa Tengah. Duku ini memiliki ciri berupa buah yang berukuran cukup besar, berwarna putih bersih sampai kuning cerah, biji kecil, dan rasanya manis.
5. Duku Condet
Duku Condet berasal dari Jakarta Timur. Karakteristik duku Condet adalah daging buahnya berwarna putih jernih, rasanya manis, berbiji kecil, dan persentase daging buah mencapai 52,46% sampai 64,90%.
Potensi dan Prosfek Agrobisnis Duku
Duku merupakan salah satu dari jenis buah berpotensi yang juga diharapkan menjadi buah unggulan negeri. Potensi yang mendukung bagi pengembangan agrobisnis duku antara lain tersedianya sumber daya manusia dan sumber daya alam yang memadai, serta kondisi agroekologi yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi duku.
Potensi sumber daya manusia berkaitan erat dengan jumlah penduduk Indonesia. Sumber daya manusia merupakan pelaku atau produsen agrobisnis duku, sekaligus sebagai konsumen duku di kemudian hari.jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2003 saja diperkirakan sebanyak 225, 2 juta dengan kebutuhan produksi buah-buahan mencapai 13,51 juta ton. Kemudian, pada 2008 jumlah penduduk mengalami kenaikan menjadi 176, 4 juta jiwa yang menyebabkan kebutuhan buah-buahan pun turut naik ke angka 16,68 juta ton.
Dapat Anda bayangkan berapa banyak jumlah penduduk Indonesia saat ini, bukan? Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan akan buah-buahan pun tentunya akan mengalami peningkatan yang signifikan. Keuntungannya adalah, jumlah penduduk di Indonesia yang sangat banyak menghadirkan segmen pasar buah-buahan, dalam hal ini duku, semakin banyak dan semakin luas. Beberapa varietas duku yang digemari masyarakat Indonesia antara lain, duku Palembang, duku Matesin, duku Sumbar, duku Kalikajar, dan duku Condet.
Nah, itulah pembahasan mengenai pengenalan tanaman duku yang bisa penulis sampaikan. Semoga apa-apa yang terdapat dalam artikel ini mampu menghadirkan manfaat bagi pembaca.