Site icon Sahabat Yatim

Penetasan Telur Puyuh Dalam Usaha Peternakan

usaha peternakan

Penetasan Telur Puyuh Dalam Usaha Peternakan – Sebagaimana kita ketahui, usaha peternakan burung puyuh banyak dilakukan untuk diambil atau dimanfaatkan telur puyuh tersebut. Namun, agar hasil produksi telur ini tetap terjaga, tentunya peternak pun perlu mengembangbiakan puyuh-puyuh peliharaannya agar tidak perlu lagi membeli bibit baru. Dalam proses pengembangbiakan ini, kendala yang biasa dihadapi peternak, terutama yang pemula adalah ketidaktahuannya tentang cara menetaskan telur puyuh yang baik.

Atas dasar itu, pada kesempatan kali ini penulis akan menghadirkan informasi tentang cara penetasan telur burung puyuh yang baik dalam usaha peternakan. Dengan adanya pemahaman ini, diharapkan akan membantu peternak pemula dalam proses pengembangbiakan burung puyuh. Berikut adalah cara penetasan telur burung puyuh yang baik.

Penetasan Telur Puyuh dengan Mesin Tetas

Dahulu, cara penetasan telur puyuh hanya dilakukan secara alami, yakni dengan membiarkan induk burung puyuh mengerami setiap telurnya. Namun, cara alamiah seperti ini dianggap sudah ketinggalan zaman dan tidak memberikan hasil yang maksimal.

Saat ini, sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi, orang-orang telah mampu membuat mesin tetas. Dengan menggunakan mesin ini, proses penetasan telur dianggap lebih praktis, cepat, dan hasilnya pun maksimal.

Dapat dibayangkan, jika penetasan telur dilakukan dengan cara dierami induknya, tentunya hal ini membutuhkan waktu yang lama dan jumlahnya pun terbatas.

Sementara penetasan dengan mesin tetas ini, selain lebih praktis dan cepat, jumlah telur yang ditetaskan pun bisa sangat banyak. Ya, sekali proses, Anda bisa menetaskan dalam jumlah ratusan hingga ribuan.

Penemuan mesin tetas ini sebenarnya sangat menguntungkan juga bagi induk-induk puyuh karena pekerjaan mengerami telur tidak lagi perlu dilakukan. Setelah bertelur, induk-induk puyuh tadi bisa langsung menikmati mas-masa perkawinan tanpa terselang oleh masa mengerami dan membesarkan anak.

Penemuan mesin tetas ini bukan semata-mata untuk menetaskan telur saja tanpa memikirkan bagaimana nantinya nasib si anak puyuh. Ya, kebutuhan alamiah anak puyuh yang baru menetas berupa kehangatan induknya pun sudah dipikirkan oleh manusia.

Saat ini, bentuk kehangatan tubuh induk yang diperlukan oleh anak puyuh sudah bisa digantikan oleh pemanasan yang terpancar dari listrik atau lampu. Bahkan, hasil yang didapat pun ternyata sama baiknya dengan aslinya. Dengan demikian, praktis seluruh peternakan puyuh dan juga ayam di negeri ini menggunakan mesin penetas dan indukan berupa induk semu untuk melakukan proses pengembangbiakan.

Dalam peternakan puyuh, mesin penetas yang digunakan terdiri atas dua macam, yakni yang menggunakan listrik dan yang menggunakan minyak tanah. Dalam proses penetasan dengan mesin ini, peternak jangan lupa untuk membalik telur setiap 4-5 jam sekali agar anak yang dihasilkan nantinya tidak memiliki kaki pengkor.

Telur puyuh dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik jika memenuhi kriteria atau persyaratan sebagai berikut.

1. Telurnya berasal dari kandang kelompok dengan perbandingan jantan dan betinanya 1:3.

2. Kandang yang digunakan untuk proses bertelur dalam kondisi yang baik dan ideal.

3. Telur dihasilkan dari indukan yang sehat atau yang mendapatkan asupan makanan dan vitamin dengan baik.

4. Kulit telurnya baik, bersih, dan tanpa cacat. Cacat tersebut, baik yang kelihatan dari luar atau yang tersembunyi di dalam cangkangnya.

Untuk mengetahui apakah telur yang Anda tetaskan ini cacat atau tidak, kita bisa mengeceknya dengan melakukan tes. Sebelumnya, Anda harus menyediakan air, lap halus, dan antigen (sejenis bahan kimia yang bisa diperoleh di apotek). Lantas, bagaimana cara melakukan pengujian atau tesnya? Caranya, air tadi dicampur dengan antigen, kemudian lap yang halus dibasahi dengan campuran air tadi.

Telur yang akan ditetaskan Anda lap dulu sehingga menjadi bersih dan terlihat apakah ada bagian yang retak atau tidak. Untuk telur yang sudah bersih, Anda tidak perlu mengelapnya, tetapi cukup dengan merabanya saja sehingga dapat dipastikan apakah ada keretakan cangkang atau tidak.

Setelah dipastikan bahwa telur yang ditetaskan sudah sempurna, maka telur-telur burung puyuh tadi telah siap dimasukkan ke dalam mesin tetas.

Penggunaan Mesin Tetas

Setiap mesin tetas listrik yang digunakan, sebaiknya dilengkapi dengan termometer yang berkualitas baik, juga didampingi oleh mesin diesel pembangkit listrik ataupun kompor minyak.

Termometer ini nantinya digunakan untuk mengukur tingkat kelembapan dan suhu udara, sedangkan mesin diesel digunakan sebagai alat pengganti jika sewaktu-waktu listrik mati.

Untuk pengukuran panas pada mesin tetas pun tentunya ada ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak boleh diabaikan. Pada hari pertama hingga hari ke empat proses penetasan, biasanya dibutuhkan suhu panas hingga 100 derajat Fahrenheit. Kemudian pada hari keempat hingga hari ketujuh, panas yang dibutuhkan 101 derajat Fahrenheit, hari ketujuh hingga hari ke-13 dibutuhkan panas 103-104 derajat Fahrenheit, dan pada hari ke-13 hingga hari ke-17 dibutuhkan panas 104-105 derajat Fahrenheit.

Pada hari ke-17, biasanya telur burung puyuh yang Anda tetaskan akan menetas semuanya. Namun, jika ada yang belum menetas, Anda boleh menunggunya hingga hari ke-18, meskipun sebenarnya kejadian tersebut sangat jarang sekali terjadi.

Pemeriksaan Telur Puyuh dalam Mesin Tetasan

Selama melakukan penetasan selama 17-18 hari, setidaknya Anda harus melakukan dua kali pemeriksaan. Pemeriksaan hari pertama dilakukan setelah hari ketujuh dalam mesin penetas. Cara pemeriksaan pertama yakni dengan mengambil telur-telur tersebut untuk diterawang pada lampu atau sinar matahari. Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui mana telur yang memiliki embrio dan mana telur yang kosong.

Lalu, pemeriksaan kedua dilakukan pada saat usia telur dalam mesin penetas sudah mencapai 12 hari. Cara pemeriksaannya sama dengan pemeriksaan pertama. Jika saat itu masih ada telur yang kosong, Anda dapat mengambilnya dan menjualnya ke pasar, sedangkan telur yang busuk harus segera dibuang.

Lantas, bagaimana setelah telur-telur puyuh tadi menetas? Apakah anak-anak puyuh tadi harus segera kita beri makan? Secara teoretis, anak puyuh yang baru keluar dari cangkang kurang lebih 2 hari tidaklah memerlukan makanan karena anak-anak puyuh ini masih memiliki cadangan makanan dari dalam telur. Namun, untuk menghindari kemungkinan terburuk, ada baiknya Anda memberikan makanan dan minuman secukupnya.

Selesai? Belum. Ada pekerjaan lain yang harus Anda lakukan ketika anak-anak puyuh tadi sudah berusia 3-7 hari pascapenetasan. Pekerjaan yang dimaksud adalah melakukan pemotongan sedikit paruh anak-anak puyuh tersebut. Hal ini dilakukan agar paruhnya tidak terlalu runcing. Biasanya, jika paruh anak burung puyuh tidak Anda potong, seringkali terjadi kanibalisme atau saling memakan satu sama lain.

Telur Puyuh – Seksing atau Pemeriksaan Jenis Kelamin

Pekerjaan yang tersulit dalam usaha peternakan burung puyuh adalah proses seksing atau pemeriksaan jenis kelamin setiap burung. Pada anakan yang masih kecil, proses seksing sangat sukar dilakukan karena kloakanya masih sangat kecil. Untuk itu, pemeriksaan jenis kelamin ini biasanya dilakukan saat puyuh telah berusia sekitar 3 minggu.

Pekerjaan seksing atau pemeriksaan jenis kelamin puyuh pada usia 3 minggu dilakukan dengan cara mengidentifikasi bulu di dadanya dan bagian belakang pantat burung. Burung jantan biasanya memiliki bulu dada yang penuh dengan bagian belakan pantatnya menonjol seperti kelereng, sedangkan yang betina memiliki bulu dada yang carang dengan bagian belakang pantatnya agak keriput.

Pekerjaan seksing atau pemeriksaan jenis kelamin ini menjadi sangat penting karena nantinya akan berpengaruh pada proses pengembangbiakan selanjutnya.

Nah, itulah informasi seputar cara penetasan telur puyuh yang baik sebagai peluang usaha peternakan. Tidak sulit, bukan? Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!

 

Exit mobile version