Sahabat Yatim

Pahami 5 Poin Penting Parenting yang Bisa Membentuk Karakter Anak

Dalam mendidik anak memang dibutuhkan pengetahuan yang lebih luas. Sebagai orang tua, tidak ada kata terlambat belajar atau merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya. Parenting anak dengan metode yang tepat akan menghantarkan anak menjadi seorang dengan pribadi yang lebih baik.

Oleh karena itu, orang tua seharusnya tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang ia dapat. Terlebih di era digital saat ini yang tentu saja berbeda dengan era zaman orang tua masih kecil. Ada beberapa metode membentuk karakter anak sehingga anak tersebut dapat bersikap dan berkata yang lebih baik.

5 Tips Parenting Anak Untuk Menciptakan Pribadi Yang Positif

Dalam membentuk pribadi anak yang lebih baik, dibutuhkan metode parenting yang tepat. Pola pengasuhan orang tua yang kurang tepat dapat menyebabkan anak merasa kurang dihargai, bahkan mengalami stres hingga depresi.

Banyak toxic parent yang berusaha mendidik anak dengan cara mereka. Metode yang digunakan pun sudah turun-menurun, bahkan didapatkan dari cara orang tua mereka yang kadang kala juga melakukan kesalahan.

Tentu saja, Anda tidak ingin menjadi bagian dari toxic parent, bukan? Bagi Anda yang pernah mengalami didikan dari toxic parent, sudah saatnya untuk memutuskan rantai pola asuh yang salah yang pernah dilakukan orang tua terdahulu.

Berikut 5 poin penting dalam mendidik anak agar membentuk karakter yang positif sedini mungkin.

  1. Menjadi Contoh yang Baik

Anak-anak adalah peniru ulung jadi jangan terkejut jika anak melakukan sesuatu hal yang tidak pernah Anda ajarkan karena anak-anak tersebut belajar dari lingkungan terdekatnya. 

Untuk membentuk pribadi anak yang lebih positif maka orang tua harus memberi contoh terlebih dahulu. Itulah sebabnya, belajar pola asuh sebaiknya dilakukan oleh pasangan sejak sebelum menikah. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan cara pola asuh anak yang benar.

Dengan mempelajari sejak dini, orang tua dapat memberikan contoh kepada anak mulai dari cara berbicara, manner, sikap, dan lain sebagainya. Jujur, disiplin, dan berani merupakan contoh karakter positif anak yang perlu ditanamkan sejak dini oleh orang tuanya.

  1. Jangan Memanjakan Anak

Mendisiplinkan anak adalah salah satu bentuk kasih sayang orang tua kepada anaknya. Dalam mendidik anak, orang tua tidak dibenarkan untuk terlalu memanjakan. Mendidik anak harus dilakukan secara konsisten sehingga anak akan terpola dengan gaya disiplin dari orang tuanya.

Salah satu kasus yang banyak dilakukan oleh orang tua adalah ketika anak tantrum. Ketika anak sedang menangis tanpa henti, bahkan sampai melakukan hal-hal yang mungkin membuat orang tua malu, tidak sedikit orang tua yang akhirnya menuruti kemauan si anak.

Misalkan saja, ketika Anda sedang di mal dan anak Anda sedang tantrum, maka saat itu juga Anda memberikan sebuah keputusan, “Adek ingin bola itu? Mama akan belikan, asalkan Adik berhenti menangis”. Padahal, cara ini justru membuat anak menyimpulkan bahwa dengan menangis, ia akan mendapatkan apa yang diinginkan.

Menurut dokter Aisyah Dahlan, Praktisi Neuro Parenting Skill, dalam mendidik anak yang tantrum, cara terbaik adalah dengan membawanya ke tempat yang cukup sei, lalu tunggu hingga dia benar-benar merasa sudah lebih tenang, barulah orang tua memberikan pemahaman kepada anak. 

Dokter Aisyah Dahlan juga memberikan penjelasan bahwa ketika anak melakukan kesalahan, jangan langsung menuduhnya. Luangkan waktu cukup satu menit, setengah menit pertama menegur kesalahan yang ia lakukan dan setengah menit lainnya digunakan untuk memuji anak.

  1. Luangkan Waktu untuk Anak

Di zaman modern saat ini, banyak orang tua yang bekerja di luar sehingga waktu untuk anak pun terbatas. Di usia balita, anak-anak kadang kala diasuh oleh neneknya sehingga peran pola asuh dari orang tua belum tertanamkan. Sayangnya, apabila hal ini terus-menerus dilakukan justru dapat berdampak buruk pada anak.

Anak akan merasa tidak dekat dengan orang tuanya sehingga akan memilih orang lain seperti neneknya dalam mengutarakan isi hati. Anak akan cenderung cuek dan merasa tidak diperhatikan.

Meskipun kedua orang tua bekerja pada siang harinya, alangkah baiknya tetap meluangkan waktu untuk anak baik bermain di malam hari, membacakan cerita sebelum tidur, atau menjadikan weekend untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak.

  1. Melatih Kemandirian Anak

Melatih kemandirian anak tidaklah mudah. Kasus sederhana yang dapat mematahkan sikap mandiri anak adalah sebagai berikut. Ketika anak tidak bisa mengikat tali sepatunya, ibu akan membantunya menalikan tali sepatunya dengan tujuan agar lebih cepat selesai.

Contoh di atas adalah salah satu contoh sederhana yang sering dilakukan orang tua karena anak belum mahir. Padahal, untuk membentuk sifat mandiri anak, dibutuhkan kesabaran.

Saat masih balita atau anak-anak, Anda dapat mengajak anak untuk membersihkan mainan setelah tidak digunakan lagi. Anda juga bisa meminta anak untuk menemani membersihkan rumah, seperti menyapu, mengepel, atau membersihkan debu, meskipun yang dilakukan anak belum seutuhnya sempurna.

Pada saat anak sudah tumbuh dewasa, Anda dapat melibatkan diri dengan mendengarkan ceritanya, berdiskusi apabila anak mengalami suatu masalah, dan membiarkan anak mengambil keputusan, sedangkan tugas orang tua mengarahkan anak kepada keputusan yang baik.

  1. Tentukan Peraturan Rumah

Menentukan peraturan di dalam rumah juga harus dilakukan secara konsisten. Anda juga dapat memberikan apresiasi kepada anak apabila telah berhasil menjalankan peraturan yang ada. Misalkan jika dalam sepekan, anak berhasil membaca satu buku cerita atau tidak menonton tv selama sepekan, Anda memberikan bintang pada papan.

Untuk menerapkan peraturan di rumah ini juga diperlukan alasan yang dibutuhkan anak sehingga anak akan memahami bahwa peraturan tersebut dibuat untuk membentuk dirinya menjadi anak baik.

3 Aspek dalam Membentuk Karakter Positif Pada Anak

Untuk mendidik anak, memang dibutuhkan kesabaran terlebih orang tua. Terlebih ketika mendisiplinkan anak, dibutuhkan kalimat yang lemah-lembut, bukan kata-kata yang kasar atau bahkan perlakukan kasar, seperti memukul.

Upaya untuk menciptakan karakter anak pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa aspek sebagai berikut.

  1. Keluarga

Keluarga, terutama orang tua, menyumbangkan 60% dalam pembentukan karakter pada anak. Baik atau tidaknya anak tergantung dari pola asuh orang tua. Jadi, sebaiknya orang tua selalu belajar ilmu parenting untuk mengembangkan diri dalam mendidik anak yang benar dan membentuk karakter yang positif pada anak.

  1. Satuan Pendidikan

Selain keluarga, salah satu faktor yang membentuk karakter anak adalah sekolah. Di sini, guru juga memiliki peran yang cukup penting sehingga wajar saja jika guru disebut sebagai orang tua kedua setelah orang tua anak di rumah.

Tidak hanya guru, teman-temannya di sekolah juga dapat menularkan sebuah karakter pada anak. Dalam hal ini, peran dari guru adalah mengawasi perkembangan setiap anak selama di sekolah.

Pengaruh dari satuan pendidikan ini mampu menyumbang sekitar 25-30% dalam membentuk karakter pada anak.

  1. Masyarakat dan Lingkungan

Untuk menciptakan karakter yang positif pada anak, berikan lingkungan yang positif. Pengaruh lingkungan ini bisa mencapai 10-15% dalam membentuk karakter anak tersebut.

Jika anak sudah bermasalah dalam keluarganya, lingkungan dapat memperbaikinya. Lingkungan anak yang sangat buruk bisa membuat anak menjadi pribadi yang kasar, bahkan menuju pada perbuatan negatif lainnya. 

Sebaliknya, jika berada di lingkungan pondok pesantren atau kegiatan keagamaan, akan terbentuk karakter yang baik pada anak, meskipun pola asuh di keluarganya belum tepat. Oleh sebab itu, berikan lingkungan yang baik dalam mendidik anak sehingga anak akan bisa bersikap sopan, ramah, dan sifat positif lainnya.

 

Exit mobile version