Hukum Mendel merupakan hukum yang mengatur dan menentukan pewarisan genetik. Hukum ini telah kita pelajari di pelajaran Biologi. Anda masih ingat dengan tabel yang menyilangkan kromosom jantan dan betina, lalu akan menghasilkan sifat yang seperti apa? Nah, itu adakah aplikasi cara kerja dari hukum ini. Jadi, sifat yang kita miliki saat ini adalah hasil persilangan yang terjadi dari orang tua kita, yang bisa diidentifikasikan dengan hukum ini.
Mungkin sebagian kita sudah lupa dari mana asalnya hukum ini. Padahal, mempelajari dan mengetahui bagaimana pewarisan genetika itu sangat penting. Pewarisan genetika bukan saja milik mereka yang berkecimpung di dunia medis atau kedokteran saja. Orang awam pun juga perlu mendapat pengetahuan tentang hukum ini. Salah satu manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mengetahui hukum ini adalah bahwa pewarisan itu ternyata bisa diturunkan.
Hukum Mendel – Mengenal Hukum Pewarisan Genetika
Biasanya, setiap hukum itu diberi nama sesuai atau berdasarkan dari siapa yang menggagasnya, termasuk juga dengan hukum Mendel. Jika begitu dari mana hukum ini bisa terbentuk? Hukum Mendel merupakan hukum pewarisan sifat genetika pada organisme yang dikenalkan oleh Gregor Johann Mendel.
Mendel membuat sebuah percobaan dengan membuat persilangan terhadap tanaman, yang ternyata sifat tanaman diturunkan dari hasil persilangan ini. Oleh karena yang menggagasnya adalah Mendel, sehingga hukum ini dinamakan hukum Mendel.
Hukum dibagi ke dalam dua bagian. Dua bagian dari hukum ini adalah hukum Pertama Mendel dan hukum Kedua Mendel. Dengan kata lain, kita akan mengenal pewarisan sifat genetik ini melalui kedua hukum tersebut.
Hukum Pertama Mendel merupakan hukum pemisahan atau segregation , sedangkan hukum Kedua Mendel merupakan hukum berpasangan secara bebas atau disebut juga independent assortment
Latar Belakang Munculnya Hukum Mendel
Sebelum kita lebih jauh membahas mengenai hukum ini, serta bagaimana hukum ini berlaku, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu bagaimana ihwal munculnya hukum ini. Hukum Mendel merupakan hukum tentang hereditas yang bisa menjelaskan prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme atau makhluk hidup.
Sebelum hukum ini benar-benar menjadi hukum Mendel dan bisa diyakini kebenarannya, tidak sedikit ahli Biologi yang meragukannya, bahkan banyak yang belum mengakui pendapat atau konsep atau teori dari Mendel tentang hereditas.
Tepatnya pada tahun 1865, Gregor Johann Mendel menulis karya ilmiah dengan judul Experiment in Plant Hybridization Karya ilmiah berbentuk makalah tersebut mengupas hasil percobaan yang sudah dilakukan oleh Mendel berupa penyilangan-penyilangan tanaman, serta memuat hipotesis Mendel mengenai hukum pewarisan material genetik dari induk kepada anaknya.
Dari hasil percobaan yang dilakukan Mendel tersebut, terciptalah konsep genetik dan faktor-faktor yang menentukan sifat dari organisme. Meskipun sudah melakukan percobaannya dengan menyilangkan tanaman dan menemukan pewarisan sifat di dalamnya, tetap saja konsep Mendel tersebut belum bisa diterima oleh para ahli Biologi pada saat itu. Sampai akhirnya, muncul penemuan lain mengenai kromosom secara mikroskopik yang bisa mendukung teori Mendel tentang pewarisan sifat organisme.
Tahun1900 bisa dikatakan sebagai tahun yang berharga buat Mendel karena hukumnya bisa diterima. Pada tahun ini, beberapa ahli Biologi juga mengemukakan pendapat mereka tentang teori Mendel ini secara terpisah. Para ahli Biologi tersebut adalah Von Tscermak, de Vries dan Corren.
Melihat apa yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, para ahli yang lainnya berubah pikiran. Akhirnya mereka mau mengakui kebenaran dari teori Mendel. Teori Mendel menyatakan bahwa ada faktor penentu dari sifat-sifat organisme yang bisa diwarisi dari satu generasi ke generasi, yang disebut dengan hukum Mendel.
Dua Bentuk Hukum Mendel
Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan bagaimana pewarisan sifat genetik itu, kita bisa melihat dua bentuk hukum ini, yaitu hukum Pertama, dan hukum Kedua. Lalu bagaimana kedua bentuk hukum ini bekerja? Berikut penjelasan singkatnya.
1. Hukum Pertama
Hukum pertama ini disebut juga dengan hukum segregasi bebas. Pada hukum ini dinyatakan bahwa pada pembentukan gamet atau sel kelamin, kedua gen induk sebagai pasangan alel akan memisahkan diri sehingga setiap gamet akan menerima satu gen dari induknya.
Hukum ini memiliki tiga prinsip dasar, yaitu:
Gen. Gen dalam hukum ini memiliki bentuk alternatif yang bisa mengatur variasi dari karakter yang akan diturunkannya. Gen ini adalah konsep mengenai dua macam alel, yang terdiri atas alel resisif, yaitu alel yang tidak selalu nampak dari luar, penulisannya dinyatakan dengan huruf kecil, sedangkan alel kedua adalah alel dominan, yaitu alel yang nampak dari luar, dan penulisannya dinyatakan dengan huruf besar.
Tiap individu selalu membawa sepasang gennya. Sepasang gen itu terdiri atas satu dari induk jantan dan satu lagi dari induk betina.
Jika satu pasang gen ini terdiri dari dua alel yang berbeda, maka alel dominan akan terekspresikan atau terlihat secara visual dari luar. Sementara alel resesif tidak bisa terekspresikan, namun tetap bisa diwariskan pada gamet yang telah dibentuk pada turunannya.
2. Hukum Kedua
Hukum Kedua Mendel ini menyatakan bahwa jika ada dua individu memiliki dua pasang atau lebih sifat, maka sifat tersebut akan diturunkan sepasang saja secara bebas, dan tidak tergantung dengan pasangan yang lainnya. Itu artinya, gen dan alel dengan sifat yang berbeda tidak akan saling mempengaruhi.
Manfaat Mempelajari Hukum Pewarisan Genetika Mendel
Setiap hukum yang telah dijadikan teori tentu memiliki manfaatnya masing-masing. Seperti hukum gravitasi yang bisa menjelaskan mengapa benda selalu jatuh ke bawah, demikian halnya dengan hukum Mendel. Terkadang kita masih dibingungkan mengapa pewarisan sifat ini bisa diketahui dan didapatkan melalui penjabaran konsep. Hukum ini fokus pada bagaimana individu bisa mendapatkan sifat-sifat yang berasal dari induknya.
Pewarisan sifat ternyata bisa kita pelajari dengan melakukan penyilangan gen dan alel dari indukannya, atau dengan kata lain perwarisan sifat kita bisa didapat melalui hasil persilangan antara gen dan alel orang tua kita. Lalu, apa saja manfaat yang bisa kita dapatkan dari mengetahui hukum Mendel ini?
Berikut beberapa manfaatnya.
Kita bisa mengetahui bahwa sifat itu adalah turunan dari orang tua kita, sehingga kita tidak bisa menolak.
Pewarisan sifat itu menjadi ciri-ciri individu dan sekaligus yang membedakan dengan individu yang lain.
Pewarisan sifat ini tidak hanya berlaku pada manusia, tetapi semua makhluk hidup mengalami pewarisan sifat, termasuk hewan dan tanaman.
Melalui hukum ini, kita bisa mengetahui bahwa yang menjadi faktor yang bisa mewarisi sifat adalah informasi untuk semua sifat atau warna oleh gen.
Gen yang ada dalam tubuh kita berada dalam bentuk yang berpasangan, dan bentuk yang berpasangan ini disebut dengan alel.
Kita bisa mengathui bahwa alel dominan dari suatu gen itu kemungkinan bisa menutupi ekspresi alel resesif.
Berdasarkan dari penjelasan di atas mengenai hukum Mendel , setidaknya membuka wawasan kita betapa kompleksnya sebuah penciptaan itu. Kita memiliki sifat yang berbeda-beda satu sama. Meskipun kita berasal dari orang tua yang sama, tetap saja sifat kita dengan saudara ada perbedaan. Perbedaan sifat tersebut bisa terjadi dalam proses penyilangan gen.