Sahabat Yatim

Mengenal HIPMI, Mencetak Pengusaha Muda Bermakna

image source : freepik.com

Siapa yang tidak ingin menjadi seorang pengusaha Muda yang sukses? Sayangnya keinginan ini kadang tidak sejalan dengan kenyataan. Upaya untuk menjadi pengusaha muda yang berhasil mendapatkan banyak batu sandungan.

Menjadi seorang pengusaha pun pada akhirnya menjadi pilihan

Saat ini, banyak bermunculan pengusaha muda di Indonesia. Fenomena ini merupakan hal yang sangat positif bagi kemajuan kesejahteraan masyarakat di negara kita. Munculnya para pengusaha muda disebabkan oleh tingginya kesadaran mereka untuk tidak bergantung pada pemerintah atau perusahaan yang telah ada.

Para pengusaha muda ini berpikiran lebih baik menciptakan lapangan pekerjaan daripada mencari pekerjaan. Melihat kondisi perekonomian Indonesia yang harus diakui tidak mudah, memikirkan untuk menjadi pengusaha sepertinya bukan pilihan yang salah.

Dengan begitu, sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia tidak berpengaruh pada kehidupan ekonomi Anda. Anda akan tetap berjalan meskipun tidak berstatus sebagai seorang karyawan. Sayangnya, ini tidak dengan mudah diraih. Ada harga yang harus dibayarkan. Berupa kesabaran dan ketekunan.

Menciptakan lapangan pekerjaan atau mendapatkan pekerjaan sama sulitnya. Keduanya jelas membutuhkan semangat, kesabaran, ketekunan dan kerja keras. Selain itu, faktor keberuntungan juga menjadi penentu.

 

Risiko Menjadi Pengusaha

Seorang karyawan memiliki risiko untuk diberhentikan, sementara seorang pengusaha memiliki risiko kebangkrutan. Keduanya terdengar mengerikan. Sayangnya, ketika menjadi seorang karyawan, nasib Anda bergantung pada kebijaksanaan perusahaan. Upaya menjadi seorang karyawan teladan akan sia-sia ketika perusahaan sudah memutuskan untuk tidak lagi mempekerjakan Anda.

Hal seperti ini tentu tidak akan terjadi jika Anda memilih untuk menjadi seorang pengusaha. Kendali ada di genggaman Anda. Meskipun dalam praktikknya berbagai kerjasama dengan pihak lain yang tidak mulus bisa menjadi pengganggu, tapi setidaknya, Anda yang akan menentukan masa depan bisnis.

Tanggung jawab yang dipikul oleh seorang pengusaha muda juga cukup berat. Pandangan negatif, bahwa umur yang masih muda belum cukup pengalaman untuk menjalankan bisnis sepertinya adalah tantangan yang cukup berat. Hasilnya, berbagai kesepakatan kerjasama dengan pihak lain terhambat gara-gara pihak tersebut masih meragukan kemampuan yang Anda miliki.

Tapi, bukan pengusaha muda namanya jika pantang menyerah. Semangat yang dimiliki darah muda pasti lebih menggelegak. Dan kaum muda memang terkenal dengan berbagai inovasinya. Menyerah tidak ada dalam kamus para pengusaha muda.

 

pengusaha muda

Pengusaha Muda Memberikan Nuansa Baru

Para pengusaha muda ini memberikan nuansa baru di dalam dinamika perekonomian bangsa. Kita melihat bagaimana mereka begitu kreatif dan inovatif membuka bisnis-bisnis baru. Ya, meskipun kebanyakan masih dalam skala UKM, kehadiran mereka memberikan perubahan yang signifikan terhadap proses kesejahteraan rakyat.

Bermula dari membuka usaha dengan modal kecil, para pengusaha berusia muda tersebut ikut menyemarakkan perekonomian negara ini. Hal kecil itulah yang nantinya diyakini menjadi sesuatu yang besar. Dan itulah yang sepertinya menjadi pegangan pada perintis usaha tersebut.

Jika melihat data statistik dari BPS (Badan Pusat Statistik), ada sekitar 70 juta jiwa yang berpotensi untuk dibimbing menjadi pengusaha. Usia para pengusaha itu berkisar 20-41 tahun. Jika 10 persen dari jumlah tersebut bisa terjun jadi pengusaha muda dan masing-masing menciptakan lima lapangan pekerjaan, akan muncul sekitar 7 pengusaha yang berpotensi membuka lapangan pekerjaan untuk 35 juta jiwa.

Sungguh suatu yang signifikan untuk membawa Indonesia menuju kesejahteraan. Sayangnya, dulu para pengusaha selalu dianggap berada pada strata yang rendah. Masyarakat lebih bangga dan mengutamakan anak-anak muda, terutama kalangan intelektual, kepada profesi-profesi seperti birokrat, PNS, TNI, POLRI, dan lain-lain.

Profesi-profesi yang dinilai lebih menjanjikan tersebut masih tertanam di benak para orangtua. Kemapanan dan jaminan masa tua yang ditopang asuransi seperti sebuah iming-iming yang tidak mau ditukar oleh apapun. Padahal untuk menjadi bagian dari profesi itu, tak jarang mereka harus mengeluarkan modal.

Hal inilah yang menyemangati para pengusaha dari kalangan muda untuk mendirikan sebuah komunitas pengusaha muda yang diberi nama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Himpunan ini menjadi bukti eksistensi para pengusaha berusia muda yang ada di Indonesia.

HIPMI, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia

HIPMI berdiri sejak 10 Juni 1972. Komunitas pengusaha muda ini dipelopori oleh pengusaha-pengusaha, seperti Drs. Adul Latief, Ir. Siswono Yudho Husodo, Teuku Sjahrul, Daruk Hakim, Badar Tando, dan pengusaha lainnya yang mendukung berdirinya HIMPI. Pendirian HIMPI diawali semangat kepedulian terhadap pemuda.

Mereka ingin sekali menumbuhkan motivasi para pemuda agar mau jadi pengusaha karena saat itu sedikit sekali pemuda yang bercita-cita menjadi pengusaha. Selama puluhan tahun berjuang, HIPMI telah mencetak ratusan pengusaha muda Para tokoh pengusaha itu telah tampil dalam percaturan bisnis nasional. Bahkan, internasional.

Perjuangan HIPMI telah mampu mengubah paradigma masyarakat terhadap pengusaha. Pengusaha kini dipandang sebagai posisi terhormat di samping profesi-profesi lainnya. Bahkan, banyak orang-orang yang sudah bekerja sebagai karyawan ikut termotivasi untuk mendapatkan bimbingan menjadi pengusaha dari komunitas ini.

Profesi pengusaha yang awalnya dinilai tidak menjanjikan, karena tidak dijamin oleh satu instansi tertentu, berubah menjadi profesi bergengsi. Tanpa jaminan dari satu instansi, mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Berkecukupan secara ekonomi dan melakukan hal lain yang tidak bisa dilakukan oleh kaum pekerja.

Para pengusaha muda memiliki banyak waktu untuk dirinya. Jadwal kerja, dia yang mengatur. Tidak terikat kewajiban untuk hadir di tempat kerja sesuai jam. Semuanya bebas. Dan itu menjadi salah satu daya tarik yang dimiliki ketika seorang menjadi pengusaha.

Pejuang-pejuang pengusaha yang bermakna

Di dalam motto perjuangannya, HIMPI mengharapkan agar tercetak pengusaha, “pejuang-pejuang pengusaha yang bermakna”. Artinya, setiap kader HIPMI tidak hanya diharapkan menjadi pengusaha nasional yang handal. HIMPI inginkan agar para pengusaha yang berwawasan kebangsaan dan mempunyai kepedulian terhadap tuntutan nurani masyarakat.

Sampai saat ini, HIPMI memiliki 274 cabang yang tersebar ke seluruh provinsi Indonesia. HIPMI memiliki struktur organisasi di tingkat pusat dan daerah. Organisasi tempat berkumpulnya pengusaha muda ini menetapkan adanya Badan Pengurus Pusat yang berkedudukan di ibukota negara. Badan Pengurus Daerah berkedudukan di ibukota provinsi. Badan Pengurus Cabang berkedudukan di wilayah ibukota kabupaten/kota. 1. Keanggotaan

HIPMI memiliki dua jenis keanggotaan. Pertama, anggota yang berstatus sebagai AB (Anggota Biasa). Kedua, anggota yang telah memiliki status ALB (Anggota Luar Biasa). Anggota jenis AB biasanya dimiliki oleh mereka yang masih berusia muda antara 18-40 tahun. Sementara anggota status ALB, adalah mereka yang telah menjadi pengusaha senior berusia rata-rata 40 tahun ke atas.

Hingga kini, HIPMI terus berjuang untuk mencetak klaster pengusaha menengah baru yang bernilai tambah, bersinergi, dan bermartabat. Para pengusaha muda hasil didikan HIMPI ke depannya menjadi klaster pengusaha yang memiliki value creation , inovatif, professional, fokus, dan memegang nilai-nilai normatif dalam menjalankan usahanya. Hal ini merupakan bagian dari platform perjuangan HIPMI ke depan.

HIPMI akan lebih mematangkan proses pendidikannya demi melahirkan pengusaha-pengusaha muda yang matang dan tangguh. Dengan demikian, para pengusaha itu bisa terus naik tingkat, dari pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah serta dari pengusaha yang hanya berskala lokal menjadi pengusaha nasional.

 

Exit mobile version