Site icon Sahabat Yatim

Memulai Usaha Ternak Kelinci

usaha ternak kelinci

Memulai Usaha Ternak Kelinci – Memulai usaha bisa dari mana saja dan dalam bentuk apa saja. Apa pun usahanya pasti akan berjalan baik jika Anda telah menyiapkannya dengan baik pula, penuh ketekunan, berani mengambil risiko serta tindakan positif lainnya.

Jika ingin membuat sebuah usaha yang berkeuntungan besar, usaha kelinci jawabannya. Beternak alias usaha ternak kelinci adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampangnya adalah Anda tidak memerlukan cara khusus untuk merawat mereka, cukup dengan cara yang sederhana. Namun tentu harus tetap penuh ketelitian. Susahnya adalah mengatur pemberian makan pada kelinci. Baik waktu mau pun bahan makanan yang diberikan.

Kelinci adalah hewan yang rentan terhadap penyakit, jika Anda salah memberinya makan, nanti kelinci akan jatuh sakit dan kemungkinan besar akan mati. Pemberian makan yang salah pada kelinci, misalnya jika Anda memberikan makanan berupa rumput yang basah, si kelinci akan mengalami penyakit kulit.

Cerita Sukses dalam Dunia Usaha Ternak Kelinci

Cerita sukses di bawah ini mungkin atau sangat mungkin dijadikan contoh bagi Anda yang ingin memulai usaha ternak kelinci. Cerita inspiratif ini akan menjadi pelajaran.

Salah satu cerita sukses ini datang dari seseorang yang sangat piawai dan ahli dalam beternak kelinci, namanya adalah Pak Sukarno Munawar. Kesuksesan dalam usaha tersebut membuatnya sebagai sosok “guru”, baik oleh orang-orang yang ingin melakukan usaha yang sama, pelajar sekolah menegah kejuruan bahkan para peneliti dari Balai Penelitian Ternak yang bergelar S2 dan S3.

Pak Sukarno Munawar tinggal di lereng Gunung Merbabu, Dusun Klabaran, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pak Sukarno tidak sungkan untuk berbagi tentang cerita suksesnya kepada siapa saja yang memintanya. Biasanya dia “melayani” tamu-tamu di ruang tamunya yang tidak terlalu besar.

Para tamu atau “murid” itu kadang-kadang datang berombongan dan terpaksa berdiri karena ruangan yang tidak cukup, sampai harus basah terkena air hujan karena atap rumah bocor. Pak Sukarno telah menjadi peternak kelinci dari 1992, berarti sudah 20 tahun lamanya. Cerita berawal dari adanya bantuan yang diberikan oleh salah satu program pemberian bantuan untuk para warga di kecamatannya.

Pada saat itu kecamatan Ngablak (tempat tinggalnya) mendapatkan kelinci sebanyak 25 ekor. Namun, mayoritas penduduk di kecamatan berprofesi sebagai petani sayur sehingga kelinci itu banyak yang mati karena penduduk tidak tahu bagaimana cara merawatnya.

Oleh karena penasaran dengan kondisi yang demikian, Pak Sukarno yang saat itu tidak mendapat jatah bantuan kelinci membeli lima ekor kelinci seharga 125.000, empat di antaranya betina.

Saat itu, masih banyak yang menyangsikan keberhasilan yang akan didapatkan. Warga sekitar malah menertawakannya, mereka berkata jika ingin kaya dan sukses mengapa harus membeli kelinci, bukannya menabung dan membeli sapi atau kambing saja. Namun, beliau tidak peduli dan malah semakin yakin.

Merasa dirinya tidak punya pengetahuan sama sekali tentang usaha kelinci, dia rajin mencari informasi tentang pelatihan peternakan kelinci. Tekadnya yang sangat besar membuatnya rela mengikuti pelatihan dari desanya ke Surabaya hingga Malang, Jawa Timur.

Setelah lima bulan dia memiliki kelinci, dari empat ekor kelinci betina ada satu ekor yang melahirkan sebanyak 5-7 anak. Setelah itu, dia bisa menjual sebanyak 20-30 anakan. Kelinci-kelinci itu dijual sebagai bibit, dalam satu paketnya terdiri dari 3 kelinci yang berusia 2-3 bulan, dijual seharga 100.000.

Jika ada pembeli yang ingin membeli kelinci satuan atau berpasangan, peternak ini juga melayaninya. Untuk pembeli yang hendak membeli kelinci betina saja maka harganya Rp 40.000 per ekor, untuk kucing jantan seharga Rp 20.000 per ekor. Sementara untuk pembeli yang akan membeli sepasang kelinci, harganya Rp 60.000. Dengan begitu dalam waktu hanya 2 bulan sudah “balik modal”.

Usaha yang dia lakukan tentu tidak selalu berjalan mulus, walau sudah tahu bagaimana cara untuk mengembangbiakkan dan memelihara, masih ada saja kelincinya yang sakit dan mati. Akan tetapi, semangatnya tidak lantas surut, dia tetap berjuang dengan segala kemampuan terbaiknya.

Terbukti, ketekunannya membawa hasil. Pada bulan ke enam dia memulai usaha kelinci, dia sudah bisa menambah jumlah induk kelinci hingga kelinci-kelinci itu dapat melahirkan sebanyak 70 ekor anakan per bulannya.

Selama beberapa lama, hanya Pak Sukarno yang menjadi peternak kelinci di desanya. Namun, seiring berjalanya waktu, pada 1998 ada lima orang warga yang tertarik dengan usaha tersebut karena melihat kesuksesan yang telah diraih olehnya. Lima orang warga itu pun membeli kelinci-kelinci yang dijual oleh Pak Sukarno.

Semakin lama, ternyata orang-orang yang tertarik semakin banyak. Hingga akhirnya pada 2001 lalu Pak Sukarno membentuk suatu Kelompok Ternak Kelinci Sumber Makmur di Dusun Klabaran. Anggota kelompok itu ada sekitar 85 orang dari total jumlah penduduk desa yang berjumlah 140 orang. Jika dijumlahkan, semua kelinci yang telah dihasilkan oleh mereka ada sebanyak 1.600 ekor.

Setelah kelompok tersebut sukses menghasilkan ribuan kelinci, Pak Sukarno mengenalkan kelompok tersebut ke Dinas Peternakan dan Paguyuban Peternak Kelinci Magelang. Tujuannya adalah untuk membuat kelompoknya menjadi semakin terkenal dan bisa diikutsertakan dalam berbagai program pembinaan serta pameran.

Ternyata semua usahanya itu membuahkan hasil dan membuat desa-desa lain tertarik untuk beternak kelinci juga. Sejak 2008 Pak Sukarno menjadi pemimpin dari Asosiasi Ternak Kelinci Merbabu. Asosiasi itu terdiri atas 16 desa di Kecamatan Ngablak dan memiliki anggota yang berjumlah 1.400 orang. Total jumlah kelinci yang mereka punya ada 16.000 ekor. Pemasaran Kelinci

Walau komunitas dan asosiasi yang dipimpinnya sudah menuai kesuksesan seiring dengan bertambahnya anggota, ada satu hambatan lagi. Hambatan itu adalah pemasarannya. Iya, pemasaran kelinci itu harus dilakukan oleh Pak Sukarno dengan susah payah. Dia selalu mencoba untuk memasarkan kelinci ke desa tetangga, setiap melihat ada pertemuan petani sayur, dia selalu memanfaatkan peluang untuk menawarkannya kepada mereka.

Selain itu, jika dia akan mengunjungi kerabatnya di desa lain, dia akan berusaha untuk menceritakan tentang ternak kelinci yang sedang dia kerjakan dengan harapan mereka akan tertarik untuk membeli kelincinya dan kelinci warga lain. Belum cukup sampai di situ, Pak Sukarno sangat rajin untuk mendatangi berbagai pasar hewan hampir di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang.

Sambil “menawarkan diri” agar orang-orang yang ditemuinya mau membeli kelinci di desanya, Pak Sukarno memotivasi dirinya sendiri supaya tidak kapok untuk datang ke pasar walau belum tentu ada yang mau membeli kelincinya.

Namun, itu lah perjuangan yang harus dilakukan agar tujuan bisa tercapai. Dengan ketekunannya, kini Pak Sukarno dengan Kelompok Ternak Kelinci Sumber Makmur-nya sering tidak mampu memenuhi permintaan dari konsumen yang berada di luar kota seperti di Pulau Bali, Jawa, Kalimantan dan Sumatera.

Setiap bulannya ada permintaan kelinci anakan sebanyak 500 ekor yang tidak sebanding dengan jumlah produksi mereka yang baru sebanyak 200-300 ekor. Untuk menyiasatinya, terpaksa dia meminta tambahan kelinci ke desa dan kecamatan lain. Setelah berhasil dengan usaha kelinci yang digelutinya , Pak Sukarno tidak ingin menggunakan ilmunya sendirian. Dia ingin berbagi pengetahuan dengan orang lain. Dengan rutin dan rajin, walau tidak ada undangan sekali pun dia pergi ke luar kota untuk mempromosikan usaha ternak kelincinya kepada orang banyak.

Perjalanan telah dia lakukan hingga ke daerah-daerah seperti Purworejo, Sleman, Temanggung, DI Yogyakarta, dan beberapa kecamatan di Kabupaten Magelang. Untuk semua informasi yang dia berikan, dia tidak meminta bayaran sepeser pun. Menurutnya, membagikan ilmu kepada orang lain telah mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya.

Itu lah pelajaran yang harus kita ambil, khususnya untuk para pelaku usaha kelinci. Sebuah ketekunan dan kerja keras dari Pak Sukarno sangat berharga sekali, sifat seperti itu adalah sifat yang sangat baik, sifat yang wajib dimiliki oleh semua orang. Tidak ada kesukesan tanpa perjuangan, kerja keras, usaha dan pikiran yang positif.

 

Exit mobile version