Peran kerja editor dalam penerbitan sangatlah penting, karena dialah yang berjasa melahirkan naskah menjadi buku yang berkwalitas dan layak dibaca. Kerja editor lebih banyak berkutat di belakang layar, posisi editor ibarat seorang bidan yang membantu persalinan bayi. Bidan mengurus segala sesuatu dan memastikan bahwa prosesnya harus berjalan dengan mulus dan hasilnya pun harus bagus dan bermanfaat.
Buku yang baik selamanya tak melulu dari hasil kerja penulis, sosok editor sangat berperan besar terhadap penciptaan kwalitas tulisan dan tema yang ditawarkan. Editor berfungsi sebagai penasehat penulis, pemeriksa, penyelaras tulisan hingga memilih judul yang menggugah minat pembaca.
Ketika seseorang mendapatkan panggilan kerja menjadi editor buku, sebaiknya orang tersebut sudah sedikit mengetahui lingkup kerja dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh editor buku. Ya, mereka harus mencari berbagai informasi dari sumber mana pun tentang pekerjaan yang kelak dilakoninya itu.
Lingkup kerja dan tanggung jawab pekerjaan seorang editor buku memang tidaklah seluas dan sebanyak yang dimiliki seorang gubernur, namun tetap saja orang yang melakukannya itu harus memiliki minimal sedikit gambaran berkaitan dengan apa yang akan dilakukannya agar tidak terlalu ” blah-bloh ” saat memulai pekerjaan di hari pertama nanti.
Kewajiban Kerja Seorang Editor Buku
Sebuah buku akan terkesan menarik dan sentuhan kemampuan yang dimiliki oleh sang editor. Kemampun yang dimaksud di sini buka hanya memperbaiki kesalahan penulisan dalam naskah. Tetapi lebih kepada kemampuan untuk memberikan cita rasa tinggi pada naskah garapannya. Cita rasa tinggi ini berupa pilihan kata yang tepat, pemilihan gambar yang sesuai, dan kemampuan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat atau paragraf yang mudah dicerna.
Jika diruntut, kewajiban seorang editor buku baik buku umum atau pun buku pelajaran ini terdiri atas beberapa tahap penting. Apa saja tahapan penting pekerjaan seorang editor buku itu, berikut adalah uraiannya.
Editor Buku Pelajaran
1. Menerima naskah mentah
Seorang editor akan mendapatkan atau menerima naskah mentah yang telah masuk dan diterima penerbit.
2. Menyesuaikan isi naskah buku dengan kurikulum.
Seorang editor buku pelajaran diwajibkan mengecek kesesuaian isi naskah dengan kurikulum yang tengah dipakai saat buku ini dibuat. Jika ada yang tidak sesuai maka editor berhak meminta tambahan materi pada penulis, namu biasanya harus menambahkan sendiri materi yang kurang tersebut.
3. Melakukan pemetaan kurikulum
Seorang editor buku pelajaran dituntut untuk melakukan pemetaan kurikulum dan membaginya ke dalam tiga caturwulan atau ke dalam 2 semester tergantung sistem yang tengah dipakai saat buku itu dibuat.
4. Melakukan edit tahap pertama
Edit 1 adalah edit tahap pertama yang harus dilakukan editor. Tahap ini biasanya hanya mengedit kesalahan penulisan, kesalahan kalimat, serta perbaikan atas kalimat atau paragraf yang terkesan rancu.
5. Melakukan edit tahap kedua.
Edit 2 adalah proses mengedit naskah yang telah mengalami proses layout. Biasanya pada tahapan ini, proses editan lebih kepada mengganti gambar yang kurang sesuai dan memeriksa ulang naskah hasil edit 1.
6. Melakukan edit Monitor
Tahapan ini adalah proses edit terakhir sebelum sebuah buku dibuat bentuk dummy-nya.
Tugas Editor non teknis
Di atas telah dijabarkan tugas-tugas teknikal seorang editor, padahal editor sejati tugasnya tak berhenti pada job diskripsi seperti yang diatas, masih banyak lagi pekerjaan non teknis yang harus dikuasai oleh editor. Karena editor adalah tulang punggung penerbitan. Editor tak harus pasif berkutat pada job diskripsi yang telah disebut tadi. Berikut ini merupakan job diskripsi non teknis yang harus dijalankan oleh editor agar penerbitannya tetap eksis.
1. Membangun komunikasi dengan penulis
Salah satu tugas seorang editor tak berhenti pada penyuntingan saja. Membangun komunikasi dengan penulis – penulis potensial wajib dilakukan. Editor sejati harus pandai memotivasi penulis agar giat menulis karya yang bagus.
Bentuk komunikasi bisa diskusi santai di luar redaksi, kirim-kirim email. Jadi seorang editor harus proaktif mendekati penulis, karena sejatinya penulis merupakan sumber penggerak bisnis penerbitan, bayangkan kalau tak ada penulis yang mau setor naskah pada penerbitan, bakalan sang pemiliki penerbitan bakalan pusing. Selain itu juga mendorong minat pelajar atau mahasiswa agar mau menulis buku genre fiksi atau pun non fiksi. Intinya semakin banyak naskah yang masuk berarti stock naskah semakin banyak.
Sosok editor sejati harus pandai mengajari penulis pemula bagaimana caranya menulis buku yang baik agar tulisannya enak dibaca, dan temannya pun laku dipasaran. Naskah yang baik adalah yang sesuai dengan keinginan penerbit, pasar tanpa menyusutkan idiealisme penulisnya juga.
2. Mencari relasi sebanyak mungkin
Selain membangun komunikasi dengan penulis, editor juga memiliki sifat yang mudah berkawan dengan semua kalangan, editor mewakili penerbit guna mencari relasi sebanyak mungkin, misalnya berhubungan dengan pengusaha percetakan, distributor, akademisi, birokrasi maupun publik figure. Semua ini demi misi penerbitan yang harus menggandeng semua kalangan untuk kepentingan bisnis penerbitan. Misalnya dengan memiliki banyak relasi pengusaha percetakan, editor bisa memilih mana percetakan yang paling baik dari segi kwalitas printing, dan harganya.
Demikian juga manfaat membina hubungan bisnis dengan pihak distributor yang memiliki kepentingan yang sama dengan penerbitan. Editor sebagai wakil penerbitan harus mampu bernegoisasi dengan distributor mengenai tema, potongan rabat dan mapping pemasaran buku. Terkadang pihak distributor mengundang editor-editor dari penerbit untuk berdiskusi membahas dinamika buku dan trend tema yang sedang berlangsung di pasaran.
3. Selalu mempelajari trend yang berkembang.
Tugas berikutnya yang tak kalah penting adalah memantau pergerakan trend tema buku yang sedang berkembang di pasar. Jangan malas menyambai toko-toko buku besar hanya untuk melihat-lihat buku yang lagi dipajang. Ketika memantau pergerakan trend buku, ada point-point yang wajib diperhatikan, point itu antara lain : tema, genre, desain cover, judul dan ukuran buku.
Keempat point itu yang dipakai sebagai pertimbangan editor dalam menerbitkan buku. Misalnya sekarang tema yang sedang digandrungi pembaca adalah novel Korea, dengan cover buku yang lebih ngepop. Nah jika Anda ingin mengikuti trend tersebut,
Anda harus bisa mencari naskah yang sejenis, kemudian mengarahkan desain cover mengikuti trend sampul buku sekarang.
Update trend harus terus dilakukan, jadi setiap akhir bulan Anda memantau perkembangan trend buku, tema mana yang sedang best seller. Editor juga belajar memprediksi tema apa saja yang sekiranya akan menjadi trend di masa mendatang.
4. Mengasah kejelian
Keahlian yang satu ini harus diasah sedari awal. Keahlian apa itu? Ya editor yang baik mampu menilai naskah-naskah yang masuk meja redaksi. Editor harus jeli memilih naskah mana yang sekiranya bisa menjual ketika diterbitkan. Jadi dibutuhkan insting dan ketelitian yang tinggi dalam memeriksa naskah yang masuk.
Untuk mencapai level skill seperti ini, dituntut suka membaca buku, jangan pernah bosan membaca, baik naskah yang buruk maupun naskah yang sempurna. Sebab itu cara itu merupakan jalan satu-satunya. Setelah naskah selesai dipriksa dan dikritisi baru direkomendasikan pada sidang redaksi.
5. Membangun hubungan dengan internal redaksi
Tugas berikutnya adalah membangun hubungan komunikasi internal dengan teman kerjanya, misalnya proofreader, desain cover, layouter dan redaktur sebagai atasannya. Sebisa mungkin komunikasi di internal redaksi harus solid dan kompak. Mekanisme kerja di penerbitan sangatlah komplek, satu devisi dengan devisi yang lain saling ketergantungan. Mekanisme ini dihubungan oleh sebuah sistem komunikasi yang menjadi standar operasionalnya. Setiap ada permasalahan yang timbul harus segera dikomunikasikan agar tak menimbulkan hasil yang tak diinginkan. Bayangkan jika sebuah team redaksi komunikasinya buruk pasti hasil kerjanya juga tak memuaskan, alih-alih menerbitkan buku yang baik, bisa-bisa terjadi salah cetak dan dikomplain oleh pembaca.
Demikianlah sekilas tentang job diskripsi / tugas-tugas editor pada sebuah penerbitan. Beban kerja yang cukup berat dalam proses menerbitkan sebuah buku yang berkwalitas.