Site icon Sahabat Yatim

Kisah Pengusaha Yang Sukses

Kisah Pengusaha

Bila ada orang kaya yang benar-benar memanfaatkan kekayaannya tidak hanya dengan membantu orang lain tapi juga mengggunakan kekayaan tersebut dengan cara menikmati semua fasilitas super mewah, rasanya nama Pangeran Al Walid bin Talal bin Abdulaziz Alsaud dari Timur Tengah adalah sebuah nama yang tak asing lagi.

Kisah Pengusaha Yang Sukses

Inilah kisah pengusaha yang sukses dengan tetap berpegang pada prinsipnya. Laki-laki ini terkenal karena ia mengenalkan dirinya ke dunia. Ia bahkan pernah menyumbang Amerika ketika peristiwa 11 September 2001. Pangeran Al Walid Terkaya ke-13

Pangeran Al Walid bin Talal bin Abdulaziz Alsaud adalah orang yang paling kaya ke-13 di dunia, menurut majalah Forbes. Beliau adalah orang terkaya nomor satu di tanah Arab. Kekayaannya tersebut didapatkan dari berbagai bisnis, di antaranya adalah saham, properti, perusahaan IT, kesehatan, resort, dan entertainment. Menurut cerita yang beredar, di hotel-hotel mewah yang dimilikinya tidak boleh ada minuman keras. Ia berusaha untuk hidup sebagai seorang muslim yang baik.

Ketika menyerahkan zakat dan sedekahnya, ia yang mendatangi orang-orang yang berhak menerimanya dan bukannya mereka yang tidak mampu itu yang mendatanginya. Inilah satu tindakan yang benar. Tidak seperti orang kaya di Indonesia yang senang kalau melihat orang miskin mengantri di depan rumahnya untuk menerima zakat atau sedekahnya. Seharusnya memang orang kaya itulah yang memberikan langsung zakat mereka kepada yang berhak menerimanya. Apalagi untuk janda-janda tua yang sudah tidak bisa bergerak karena sakit.

Al Walid yang mempunyai istri tiga ini benar-benar memanfaatkan kekayaannya tidak hanya dengan membagikan uang zakat secara langsung kepada penduduk miskin Mekkah dan sekitarnya, tapi juga membantu negara lain termasuk menyumbang kepada Amerika ketika peristiwa 11 September terjadi. Dunia melihat sosok satu ini sebagai seseorang yang tidak mau tanggung dengan segala hal.

Ia membangun gedung tinggi di Arab Saudi.

Mungkin saja ia tahu kalau salah satu tanda-tanda kiamat itu adalah ketika orang sudah mulai berlomba membangun gedung-gedung pencakar langit. Namun, yang ada di otaknya adalah bagaimana bangsa Arab yang notabene adalah umat Islam, tidak dipandang rendah oleh orang lain. Dengan adanya gedung pencakar langit tertinggi di dunia di tanah Arab, itulah salah satu wujud kehebatan bangsa Arab. Ia ingin orang lain terutama bangsa barat melihat Islam bukan sebgaai boneka yang bisa dimainkan seenaknya.

Inilah yang membuat sang pangeran selalu membuat gebrakan yang mengagetkan banyak orang. Ia ingin menjadi yang nomor satu. Ia membeli salah satu pesawat terbesar di dunia A380n dan mengubahnya menjadi istana terbang yang super mewah. Tentu saja banyak orang yang kagum dan terbelalak dibuatnya. Ketika kewajiban telah ditunaikan, memang tidak ada salahnya menikmati karunia yang telah diberikan Allah Swt kepada umat-Nya. Al Walid tampaknya sangat tahu hal itu. Itulah sebabnya ia tidak merasa bersalah untuk menikmati hartanya.

Memang berbeda cara orang bersyukur. Ada juga orang yang sangat kaya itu tidak ingin menikamti hartanya dengan cara seperti yang dilakukan oleh Al Walid. Ia lebih berbahagia dengan memberikan sebagian besar hartanya kepada orang lain. Ia telah merasa cukup dengan bisa ke masjid sebelum waktu sholat 5 waktu. Dia tidak sungkan untuk mengumandangkan azan karena ia tahu hukumnya dan ganjaran yang diberikan oleh Allah Swt kalau ia menjadi muadzin.

Al Walid lebih senang bisa sholat berjamaah setiap waktu dan berzikir daripada menikmati dunia dengan berfoya-foya. Ia yakin bahwa kehidupan di surga itu lebih nikmat daripada kehidupan di dunia. Ia tidak banyak memiliki pakaian. Yang ia inginkan bahwa pakaiannya itu bersih dan jauh dari najis. Hidupnya terlihat bahagia dan ia senang berada dekat dengan keluarganya. Inilah perbedaan cara menikmati hidup. Semua adalah pilihan dan setiap pilihan ada akibat yang akan ditanggung.

Kemewahan Hidup Al Walid

Al Walid mempunyai kapal pesiar, pesawat jet pribadi termasuk modifikasi pesawat Airbus A380 yang sangat mewah. Al Walid tinggal di rumah yang sangat mewah dengan ratusan kamar di dalamnya. Ada ratusan pembantu yang siap sedia setiap saat untuk melayani cucu perdana menteri Libanon yang pertama ini. Koleksi mobilnya pun tidak tanggung-tanggung walaupun jumlahnya belum sebanyak koleksi mobil Sultan Bolkiah dari Brunei Darussalam. Ia sungguh merasa senang dengan apa yang ia miliki dan dengan apa yang ia lakukan.

Ketika ada isu bahwa ia melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap seorang wanita, orang menjadi tidak percaya karena sepertinya bukan seperti itu Al Walid memperlakukan wanita. Pangeran satu ini memang cukup terkenal. Tidak heran kalau banyak yang ingin menjatuhkannya. Ia juga senang terlibat dalam perpolitikan sehingga orang semakin mengenalnya. Ketika seseorang itu terkenal, satu hal yang pasti adalah akan banyak yang senang dan akan tidak sedikit yang tidak senang.

Bisnis Al Walid

Al Walid tidak pernah memanfaatkan pengaruhnya sebagai anggota kerajaan Arab Saudi dalam menjalankan bisnisnya. Al Walid bahkan selalu ingin menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Arab juga bisa bersaing dengan bangsa lain. Misalnya, dalam pembuatan gedung-gedung pencakar langit.

Al Walid sedang membangun gedung pencakar langit tertinggi (1km) di tanah Arab. Selain itu, Al Walid juga terus-menerus mempromosikan penggunaan teknologi internet bagi bisnis di Arab Saudi. Lewat perusahaan-perusahaan IT miliknya, seperti Apple, Motorola, dan News Cooperation, Al Walid terus menularkan virus IT ini ke seluruh bumi Arab.

Al Walid yang lulusan Menlo College di California pada 1979 ini dianggap sebagai ‘penghubung’ antara dunia Islam dan dunia Barat. Di hotel berbintangnya, semua orang bisa dengan mudah mendapatkan kitab suci mereka masing-masing. Toleransinya yang tinggi membuat bisnisnya berjalan lancar.

Al Walid juga sangat menghargai kemampuan wanita. Dialah yang pertama kali mempekerjakan pilot wanita. Pemberlakuan emansipasi wanita ini tidak mudah karena bangsa Arab masih menjalankan paham bahwa wanita lebih baik berada di rumah dan tidak boleh ke luar rumah bila tidak didampingi oleh muhrimnya.

Kritik Al Walid untuk ‘Keluarga’nya

Pergaulannya yang luas membuatnnya ingin agar kerajaan Arab Saudi menjadi demokratis dengan cara adanya pemilihan umum. Laki-laki yang mempunyai sebuah perusahaan film yang diberi nama Rotana dan juga perusahaan rekaman ini sangat ingin bangsa Arab tampil sebagai bangsa yang dapat menghargai semua bangsa di dunia.

Untuk menunjukkan keseriusannya dalam hal menghargai bangsa lain ini, Al Walidpun pernah menyumbangkan $20 juta dolar Amerika ke museum Louvre di Paris. Dia juga menyumbangkan beberapa donasi untuk kajian Islam di Universitas Georgetown dan Universitas Harvard pada 2005. Dia pun menyumbangkan dana ke Universitas Amerika yang berada di Kairo, Mesir yang ditujukan bagi kajian Amerika di universitas tersebut.

Tindakan Al Walid yang kurang lebih tidak seperti tindakan para anggota kerajaan lainnya, membuatnya lebih mendapatkan perhatian dari dunia luar. Orang memandangnya sebagai orang yang cukup terbuka walaupun dengan prinsip yang masih cukup kokoh sebagai seorang muslim. Banyak juga yang khawatir bahwa keterbukaan yang dibawa oleh Al Walid ini malah akan membuat dunia Arab semakin tidak karuan. Sekarang saja ketika alam terbuka telah diterima oleh banyak negara muslim termasuk Indonesia, kerusakan akhlak malah semakin menjadi.

Tidak Hanya Al Walid

Masih banyak orang Islam yang kekayaannya diakui oleh dunia. Mereka juga merupakan pengusaha besar yang mampu bersaing dengan para pengusaha lainnya. Mereka tidak berasal dari tanah Arab saja. Misalnya, seorang pengusaha dari India yang dikatakan sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Azim Premji. Posisinya memang di bawah Al Walid. Azim Premji menduduki peringkat ke-36. Pengusaha bidang IT ini malah dikenal sebagai ‘Bill Gates dari India’. Hal ini karena adanya kesamaan bisnis dengan salah satu orang paling kaya di dunia tersebut.

Kalau dari Indonesia, muslim yang termasuk cukup kaya adalah Chairul Tanjung, Achmad Hamami, Garibaldi Thohir, dan Aksa Mahmud. Mereka cukup terkenal di dunia bisnis. Merera cukup tangguh. Semoga saja mereka bisa amanah dan tidak senang menonjolkan diri bila tidak ada tujuan yang jelas.

 

Exit mobile version