Nestapa suku yang letaknya di xinjiang di wilayah Turkistan timur sepertinya akan berlanjut entah hingga kapan akan berakhir tak ada yang tahu. Sampai saat ini belum terlihat tanda-tanda dari pihak pemerintah republic rakyat cina akan mengubah kebijakan yang berlaku di xinjiang.
Karena menurut beberapa media massa internasional kebijakannya telah melanggar hak asasi manusia. Salah satu kebijakan dan program yang saat ini tengah ramai diperbincangkan yaitu pendidikan ulang atau disebut reedukasi Uyghur muslim.
Sebenarnya program reedukasi sudah dimulai dan dilaksanakan mula tahun 2014 lalu. Program ini disebut juga dengan pelatihan keterampilan yang dilaksanakan di kamp-kamp. Dan program ini menimbulkan kegaduhan semenjak dilaporkan BBC London pada 10 oktober 2018 lalu. Reedukasi sebenarnya merupakan suatu program pemberantasan ekstremisme serta radikalisme. Berdasarkan BBC, semenjak memasuki kamp pelatihan reedukasi banyak warga Uyghur yang hilang.
Laporan yang diajukan BBC sudah pasti sangat mengganggu pihak pemerintah republic rakyat cina. Akan tetapi nampaknya rezim pemerintahan Beijing tetap nyaman atas segala kebijakan yang diberlakukan untuk Uyghur muslim. Tidak ada satu Negara manapun di dunia ini yang benar-benar bersuara dengan lantang untuk mengkritik pemerintahan RRC.
Bahkan dari Negara-negara barat seperti Eropa, Amerika Serikat dan kanada yang kerap kali lantang berbicara tentang hak asasi manusia, kebebasan beragama serta persekusi yang dilakukan terhadap warga tertentu. Tampaknya Negara barat tak ingin menambah konfrontasi dengan Negara RRC usai meluasnya perang dagang antara kedua belah pihak.
Negara Amerika Serikat meyakini jika RRC sudah melakukan suatu pelanggaran terhadap kaum muslim Uyghur. Namun cina beberapa kali menegaskan jika sama sekali tak ada pelanggaran hak asasi yang dilakukan kepada kaum Uyghur. RRC bisa jadi nyaman lagi perihal kaitan dengan para Negara-negara muslim entah itu dalam hubungan multilateral melalui OKI ataupun bilateral dengan Negara-negara muslim.
Otomatis tidak ada Negara-negara OKI terkecuali Negara indonesia yang mempersoalkan tentang kebijakan pemerintahan RRC yang dilakukan kepada kaum muslim Uyghur. Terdapat beberapa faktor yang membuat sikap Negara-negara muslim lainnya lunak terhadap pemerintahan RRC.
Faktor Melunaknya Sikap Negara Muslim Terhadap Kebijakan Pada Uyghur Muslim
Faktor pertama lunaknya sikap Negara muslim
Faktor yang pertama dari Uighur artinya yaitu dilihat dari segi tradisionalnya. Yang mana sangat jauh berbeda dengan dunia barat. Disini cina tidak pernah terlibat dalam konflik panjang dengan dunia islam. Cina merupakan salah satu Negara komunis yang sama sekali tidak bersahabat dengan agama termasuk agama islam. Akan tetapi banyak Negara-negara muslim yang tetap melakukan hubungan baik dengan pihak pemerintahan cina.
Faktor kedua lunaknya sikap Negara muslim
Yang kedua yaitu banyaknya Negara anggota OKI yang mempunyai kerja sama bilateral cukup baik dengan cina. Kerja sama ini terwujud dengan berupa pemberian pinjaman yang besar serta beberapa proyek infrastruktur. Salah satunya yaitu proyek kerangka belt road initiative atau BRI yang dahulu kala lebih dikenal dengan OBOR atau one belt on road.
Beberapa Negara anggota OKI yang terlibat meyakini jika proyek BRI cina akan mendatangkan banyak manfaat di bidang ekonomi untuk masyarakat mereka. Akan tetapi pada faktanya tidak semua masyarakat bisa merasakan manfaat di bidang ekonomi tersebut.
Faktor ketiga lunaknya sikap Negara muslim
Beberapa Negara anggota OKI setuju dengan langkah yang diambil RRC untuk menghadapi terorisme serta radikalisme. Turki yang awalnya membela Uyghur muslim dengan cara mengkritik dengan keras pemerintah china atas kebijakannya. Namun saat pemerintah Beijing memberikan reaksi yang keras terhadap turki, presiden recep tayyip erdogan seketika langsung bungkam.
Sementara Negara-negara teluk, seperti arab Saudi serta Pakistan sama-sama mempunyai kepentingan langsung dengan Cina. Hal tersebut berhubungan dengan pemberantasan sikap terorisme dan radikalisme yang berkembang di wilayah asia tengah dan menyebar hingga ke timur tengah serta asia selatan.
Semuanya berpadu dengan kepentingan dalam bidang ekonomi serta radikalisme dan terorisme dan Negara-negara muslim lebih memilih untuk diam dalam menghadapi persekusi yang dilakukan RRC terhadap kaum Uyghur. Lantas bagaimana dengan Negara kita tercinta tanah air indonesia?
Sejak perkembangan terakhir saat tersiarnya laporan BBC pada 10 oktober 2018 lalu. Indonesia sepertinya menjadi satu-satunya Negara yang berpenduduk mayoritas agama muslim yang lebih peduli dengan mereka. Ada sekitar 90% percakapan di media sosial mengenai warga Uyghur terkait dengan warga Negara indonesia.
Dan sisanya terpencar dengan kaum muslimin yang ada Negara-negara lain yang ikut gerakan save uighyur. Tak kalah pentingnya, pemerintah indonesia melalui kementerian luar negeri nampaknya juga menjadi pihak satu-satunya yang memanggil duta besar RRC yang ada di Jakarta.
Pemanggilan tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan perihal apa yang sebenarnya yang terjadi di xinjiang sana. Pemerintah indonesia juga meminta kejelasan serta klarifikasi mengenai apa sesungguhnya re-education camps di xinjiang. Kementerian luar negeri juga meminta kepada pemerintah RRC untuk melakukan komunikasi langsung dengan pihak ormas-ormas islam di indonesia.
Tak hanya itu, diharapakan pihak pemerintah Beijing untuk bisa membuka akses bagi ormas islam di indonesia agar bisa meninjau ke xinjiang. Akan tetapi pemerintah indonesia sulit untuk bertindak lebih jauh lagi. Justru sebaliknya, indonesia berada dalam posisi yang dilematis.
Bagaimana tidak, bukan hanya terkait dengan gejala radikalisme, namun lebih lagi dengan semangat separatism mereka yang berkeinginan mendirikan turkistan timur. Mengenai kewajiban menjaga keutuhan NKRI, pemerintah indonesia perihal kebijakan luar negerinya selalu berupaya untuk tidak memberikan kesempatan pada kelompok separatis di Negara manapun.
Pemerintah cinta membantah dengan keras mengenai kamp khusus yang berdiri disana. Akan tetapi kamp yang dibangun secara sukarela tersebut merupakan tempat untuk pusat pelatihan keterampilan. Akhir-akhir ini cina juga mengklaim jika kamp yang ada disana sebagai salah satu kebutuhan untuk mencegah ekstrimisme serta terorisme yang berlatar belakang agama. Save muslim Uighur terus bergema hingga saat ini sampai hak asasi warga disana tidak lagi dirampas pemerintah RRC. Warga muslim di indonesia turut prihatin dengan penindasan hak asasi manusia yang dilakukan cina terhadap kaum ughyur.
Apapun alasannya, hak asasi setiap manusia yang hidup di muka bumi ini harus ditegakkan. Akan tetapi beberapa Negara tak kuasa untuk melawan dan menentang RRC yang notabeninya merupakan Negara maju yang kuat. Untuk memberi dukungan kepada mereka, mari kita berdoa untuk muslim Uighur.
Rasulullah bersabda jika barang siapa yang menyaksikan orang yang sedang tertimpa bencana dan ia berdoa. Mari kita berdoa dengan membaca ayat al-quran berikut ini اَلْحَمْدُ لِلهِ الِّذِي عَافَانِي مِمّاابْتَلاَكَ بِهِ وِ فَضّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفضِيلاً Yang menurut HR. Tirmidzi dan lainnya (dan hadist ini sudah dihasankan oleh Al Bani) mengatakan jika ia akan terbebas dari bencana.penyakit tersebut apapun wujudnya sepanjang hayat.
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.