Masalah keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam suatu perusahaan. Jika hal-hal tersebut tidak diperhatikan maka proses kerja perusahaan akan mempunyai resiko yang cukup tinggi, apalagi jika terjadi kecelakaan kerja.
Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, secara tidak langsung akan mengganggu operasional perusahaan. Karena akan mengakibatkan gangguan dalam proses yang seharusnya dilaksanakan.
Kerjasama antara pihak manajemen dan pekerja, menjadi dasar terciptanya proses ini. Kedua kelompok ini mempunyai peran yang sama pentingnya, supaya keselamatan dan kesehatan kerja dapat terwujud di dalam suatu proses kerja perusahaan.
Pihak pekerja mempunyai kewajiban dalam mematuhi seluruh aturan keselamatan kerja. Sementara pihak manajemen, dalam hal ini mulai level supervisor hingga pucuk pimpinan, memiliki peran dan tanggung jawab sebagai pihak yang memberikan penjaminan tentang hal tersebut.
Prinsip Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Dalam upaya mewujudkan sebuah sistem kerja yang memperhatikan masalah ini, sebuah perusahaan harus memperhatikan tiga prinsip dasar. Ketiga prinsip tersebut harus dilaksanakan secara integral dan tidak boleh ditinggalkan. Termasuk ketika selama proses kerja berlangsung, tidak terdapat hal-hal yang menyebabkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja tersebut terganggu.
Tiga prinsip dasar kerja tersebut yaitu:
Penataan dan pengaturan
Di sini segala aktivitas yang ada di dalam sebuah perusahaan, harus didasarkan pada tatanan serta aturan yang ada. Sebab, setiap aktivitas yag dilakukan, pasti akan memiliki keterkaitan dengan aktivitas yang ada di divisi lainnya. Sehingga masing-masing divisi harus tetap menjalankan aktivitas berdasar ketentuan yang sudah ditetapkan.
Pemeriksaan dan pemeliharaan
Pemeriksaan dan pemeliharaan semua komponen yang mendukung terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja, harus selalu diperiksa dan dipelihara. Dengan demikian, sewaktu-waktu dibutuhkan semua komponen tersebut bisa berfungsi dan digunakan sebagaimana mestinya. Salah satu contohnya adalah, pemeriksaan peralatan pemadam kebakaran. Meski tidak terjadi kebakaran, jangan sampai membiarkan tangki pemadam kebakaran dalam keadaan kosong atau berkarat. Sehingga ketika terjadi kebakaran, peralatan tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Perlu diingat, bahwa segala musibah pasti terjadi tanpa adanya perencanaan, sehingga kita harus selalu waspada ketika musibah itu terjadi kapan saja.
Operasi Standar
Operasi standar adalah sebuah keadaan yang harus disadari oleh semua pihak manakala terjadi hal-hal yang terkait dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Mereka harus bekerja sesuai dengan prosedur agar bisa tetap terhindar dari masalah.
Misalnya, wajib mengenakan helm ketika berada di lingkungan proyek atau lapangan. Atau juga mengenakan masker ketika berada di lingkungan yang berdebu.
Operasi standar termasuk pula membahas langkah yang harus dilakukan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya ketika terjadi bencana kebakaran, kita harus mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana teknik untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih besar.
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Saat ini, setiap perusahaan harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Memang permasalahan ini merupakan suatu kondisi yang dapat menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Sebab tempat kerja yang sehat dan bebas kecelakaan merupakan harapan dan dambaan setiap orang yang bekerja disana.
Untuk mencapai kondisi tersebut, semua lapisan masyarakat harus saling bekerjasama. Dengan cara ini, kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan dapat diminimalisir. Kecelakaan di tempat kerja disebabkan oleh faktor manusia dan teknis.
Kedua faktor tersebut harus bisa ditekan hingga mencapai angka nol. Untuk mencapai target tersebut, bisa dilakukan dengan menciptakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Penerapan
Untuk bisa mencapai sebuah lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kondisi yang tidak diinginkan, dapat dicapai dengan membuat sebuah sistem khusus. Sistem ini biasa dikenal sebagai sistem manajemen Kerja.
Fungsi dari pembuatan sistem ini adalah untuk menciptakan sebuah kondisi yang menjamin keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Selain itu, dengan adanya sistem tersebut diharapkan bisa mencegah serta mengurangi kecelakaan dan timbulnya penyakit yang tidak diinginkan. Selain itu, bisa menciptakan sebuah lingkungan kerja yang aman, efisien serta produktif.
Sistem seperti ini, bisa diterapkan pada sebuah perusahaan yang memiliki pekerja lebih dari 100 orang. Namun, perusahaan dengan jumlah pekerja yang kecil pun, tidak ada salahnya membuat sistem sejenis ini.
Di sisi lain, sistem seperti ini sangat sesuai diterapkan pada perusahaan yang memiliki resiko bahaya tinggi. Bahaya tersebut bisa disebabkan oleh karakteristik proses atau juga bahan produksi. Misalnya menimbulkan ledakan, kebakaran, pencemaran serta penyakit.
Dalam melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini, sangat ditentukan oleh lima faktor pendukungnya. Kelima faktor ini akan menentukan, apakah sistem yang dibentuk tersebut mampu berjalan secara efektif untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan perusahaan atau tidak.
Kelima faktor pendukung tersebut antara lain adalah :
Komitmen dan kebijakan
Komitmen mencakup ketersediaan anggaran serta tenaga kerja yang memiliki kualitas disertai dengan adanya sarana yang memadai. Sementara kebijakan ini berhubungan dengan proses identifikasi, penilaian perundang-undangan, perbandingan dengan perusahaan lain, tinjauan sebab akibat resiko bahaya serta penilaian efektivitas serta efisiensi dari SDM pelaksana.
Perencanaan
Perencanaan diperlukan sebagai bahan pertimbangan pada saat merumuskan rencana pemenuhan kebijaan keselamatan dan kesehatan kerja. Di sini kita bisa melihat seberapa perlunya penetapan dan pemeliharaan prosedur. Dalam proses perencanaan ini, ditetapkan mengenai tujuan serta sasaran dari sistem keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, ditentukan juga mengenai indikator kinerja, dan perencaan awal serta perencaan kegiatan berjalan.
Penerapan
Dalam tahapan penerapan ini, merupakan sebuah kondisi dimana semua tahapan yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan. Setiap komponen yang sudah dibentuk, dalam tahap penerapan ini harus mulai bertindak sesuai dengan fungsinya secara terintegrasi. Dengan demikian akan didapatkan
Pengukuran serta Evaluasi
Pengkuran ini diperlukan sebagai cara untuk mengetahui apakah sistem yang diterapkan sudah berjalan sesuai dengan target atau belum. Dengan parameter yang terukur, akan diketahui seberapa efektif sistem tersebut dalam bekerja dan apabila terjadi kekurangan, bisa didapatkan informasi mengenai seberapa besar kekurangan tersebut.
Sedangkan evaluasi merupakan sebuah proses untuk pengkajian tentang apakah sistem sudah berjalan atau belum. Dalam tahap evaluasi, akan ditentukan dalam sistem tersebut bagian mana yang sudah berjalan sesuai dengan perencanaan dan mana yang belum sesuai perencanaan.
Tinjauan Ulang dan Peningkatan
Tinjauan ulang diperlukan untuk menentukan apakah sistem yang ada sudah sesuai dengan yang diharapkan atau masih dibutuhkan peningkatan. Dengan demikian, di masa yang akan datang sistem yang dibentuk tersebut akan bisa berjalan dengan lebih baik dan mampu meningkatkan keamanan serta keselamatan kerja.