Anak Kini Dan Hari Depan
kebaya anak-Pagi hari, gadis kecil ini sudah berada di depan cermin besar. Di belakangnya, seorang wanita muda merapikan busana yang menempel ketat di tubuh mungil ini. sesekali gadis kecil ini memegang-megang sanggul di kepalanya yang dihiasi oleh untaian bunga melati dan tusuk konde warna emas.
Gadis kecil ini merasakan sanggulnya agak terasa berat. Terkadang senyum kecil tersungging di bibirnya.
Mungkin, ia sedang mengagumi busana yang dikenakannya dan riasan hasil kreasi ibunya. Anna tampak cantik dan anggun hari ini? ujar ibu sambil menempelkan pipinya ke pipi Anna. Anna pun tersenyum kecil.
Ya, hari itu adalah perayaan hari kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. Sudah tradisi seperti tahun-tahun yang lalu, anak-anak pra-TK dan TK disuruh untuk mengenakan pakian adat daerah setempat. Anna mengenakan pakaian kebaya anak anak khas Jawa yang merupakan ciri khas pakaian adat Yogyakarta, Solo dan Jawa Tengah.
Dulunya, baju kebaya hanya dikenakan oleh keluarga keraton di Jawa. Baju ini mudah beradaptasi dengan kebudayaan daerah-daerah lain sehingga model baju ini dikenal di seluruh Indonesia. Modelnya pun beragam dan mengikuti budaya adat setempat.
Bahkan di Malaysia pun, masyarakatnya meng-adopsi jenis pakaian adat Jawa ini. bahan kain untuk membuat pakaian ini dari kain beludru hitam, brokat atau nilon.
Kain jarik batik yang ada lipatan-lipatan dipadukan dengan pakaian kebaya panjang. Perlengkapan lainnya untuk mempercantik penampilan antara lain, sanggul beserta tusuk konde emas, untaian melati sintetis, sisir kecil. Pakaian ini biasa dipakai untuk menghadiri acara-acara resmi seperti pernikahan, acara resmi di keraton-keraton Jawa.
Pakaian khas Jawa tak hanya dipakai untuk orang dewasa, baju kebaya anak anak juga dipakai untuk acara-acara penting dalam masyarakat. Di jaman penjajahan Belanda, noni-noni Belanda dan Eropa memakai pakaian khas adat Jawa ini dalam menghadiri acara-acara resmi bersama kaum bangsawan Jawa. Jadi proses akulturasi pakaian ini sangat cepat.
Orang-orang Yogyakarta dan sekitarnya terkenal dengan pusat ajaran-ajaran adiluhung dari para leluhur. Pakaian yang dikenakan untuk kegiatan sehari-hari dan acara-acara khusus memiliki filosofi.
Demikian pula dengan pakaian adat khas Jawa ini. Makna kesederhanaan, kehalusan, kelembutan pada seorang wanita terdapat pada pakaian ini. Jarik batik yang melingkari tubuh dengan ikatan ketat ini membatasi ruang gerak wanita.
Ia tidak bisa berjalan dengan cepat dan lebar. Kesan yang terlihat dari seorang wanita yang memakai pakaian tersebut adalah lemah gemulai, anggun dan berkepribadian. Bagian yang bernama ‘setagen’ yang gunanya sebagai ikat pinggang mirip seperti kain panjang. Maknanya ‘bersabar’.
Baju kebaya anak anak khas Jawa tidak terlepas dari jarik batik yang melilit pada tubuh dari dada sampai ke kaki. Corak dan motif batik yang umum dipakai orang dewasa dan anak-anak yakni parang.
Baik motif parang barong maupun parang rusak. Dulunya, motif ini bernilai sakral yang tinggi. Tidak sembarang orang bisa memakainya. Motif parang barong hanya dipakai oleh orang yang memiliki kedudukan tinggi dan agung.
Saat acara-acara resmi keraton Yogyakarta, hanya Sri Sultan yang memakai batik dengan motif parang barong. Sedangkan untuk para bangsawan dan keluarga keraton lainnya memakai batik motif parang rusak.
Motif batik yang lain, antara lain: truntum, wahyu tumurum, sidoluhur, sido mukti, buntal dll. Masing-masing motif memiliki makna dan siapa penggunanya. Motif truntum bermakna cinta yang bersemi kembali.
Pada saat upacara pernikahan, motif ini dipakai oleh orang tua kedua mempelai. Harapannya, orang tua mempelai mampu menuntun keduanya saat memasuki kehidupan rumah tangga yang penuh lika liku.
Motif sido luhur memiliki arti harapan untuk mencapai derajat yang tinggi dan bisa menjadi sumber panutan orang banyak. Falsafah orang Jawa memandang hidup ini harus ada keseimbangan baik untuk raga dan rohani.
Kebutuhan raga harus dilalui dengan kerja keras untuk mendapatkan pangkat, harta dan derajat. Kebutuhan rohani berupa budi pekerti, tingkah laku yang baik, tutur kata.
Motif sido mukti berarti harapan yang tercapai. Motif ini sangat sesuai untuk anak-anak. Kombinasi motif sido luhur dan sido mukti berarti ada pengharapan dari orang tua kepada anaknya agar kelak ia menjadi orang yang sukses baik dilihat dari lahir maupun batin.
Saat ini makna motif batik sudah luntur karena gerusan perkembangan jaman. Pihak keraton memang sudah mengijinkan motif-motif batik dipakai oleh kalangan masyarakat luas.
Ancaman kepunahan batik secara keseluruhan lebih besar dibandingkan mempertahankan tradisi-tradisi keraton yang kaku. Untung saja UNESCO telah mengukuhkan batik sebagai salah satu warisan dunia sehingga usaha pelestariannnya lebih terjamin.
Pada motif kebaya anak anak sebaiknya dilakukan inovasi. Tidak hanya mengacu pada motif batik warisan leluhur. Kembali kepada asal istilah batik yang berasal dari ‘amba’ dan ‘titik’.
Amba berarti menulis dan ‘titik’ berarti menitik. Ini artinya, batik adalah rangkaian proses menulis di atas kain dengan cara menitikan pada kain tersebut. Dengan demikian, kita semua bisa menggunakan pengertian tersebut untuk melakukan inovasi.
Dengan teknik mencelupkan canting pada pewarna yang sudah diberi malam kemudian ditorehkan ke atas kain, sudah jadilah kain batik. Corak atau motif bisa sesuka hati. Bagi anak-anak.
Corak yang dipilih bisa memakai gambar kartun atau gambar-gambar ceria lainnya. Kombinasi motif tradisional dengan gambar kartun sah-sah saja dipakai. Apalagi konsumen yang dituju adalah anak-anak yang senang dengan warna-warna cerah, unik, lucu, cantik dan menarik perhatian.
Bahan yang dipakai untuk membuat kebaya anak anak harus disesuaikan dengan perkembangan usianya. Anak-anak suka kejar-kejaran, bergerak kesana kemari. Pemilihan bahan dari katun yang mudah menyerap keringat sangat dianjurkan.
Tingkat kelenturannya juga diperhitungkan agar kain tidak mudah sobek. Walaupun nantinya, kain jarik memilit tubuhnya, anak-anak terkadang suka mencoba tetap bergerak dan nekat membuat gerakan tertentu.
Hiasan tambahan seperti ornament renda, sulaman, bordiran bisa berbentuk kupu-kupu, bunga, binatang atau lainnya yang sesuai dengan kesenangan anak-anak. Warna cerah dan pastel banyak disukai anak-anak.
Pertimbangkan juga selera anak-anak terhadap motif yang diinginkan. Ada anak yang lebih senang meniru teman-temannya, ada juga anak yang senang meniru model pakaian ibunya.
Pada kebaya tradisional digunakan jarik batik. Untuk mengenakan jarik batik ini, diperlukan banyak langkah, dan ada lipatan-lipatannya. Kalau cara pemakaian seperti ini diterapkan kepada anak-anak, mereka akan mengalami banyak kesulitan untuk memakai dan melepaskannya.
Untuk keperluan anak-anak, desain yang dipakai harus simple dan praktis. Cara memakai untuk bawahan hanya beberapa langkah saja seperti saat memakai celana. Demikian pula dengan pakaian atasan. Cara memakai pakaian untuk atasan dan bawahan harus simple tanpa terlalu banyak langkah.
Adanya inovasi yang terus-menerus ini, tidaklah mustahil generasi-generasi mendatang banyak yang mencintai pakaian kebaya. Selain model pakaian yang mudah beradaptasi dengan budaya orang lain, prinsip-prinsip dasar kedaerahannya tetap bertahan. Tidak mudah lekang dimakan jaman.
Semoga kebaya dapat dilestarikan juga hal-hal lain yang menyangkut adat serta budaya Indonesia sebagai warisan untuk anak cucu kita. Demikian, semoga bermanfaat.