Karakteristik Siswa SD – Anak-anak yang berada di kelas awal SD merupakan anak yang berada dalam rentang usia dini. Masa usia dini adalah masa perkembangan anak yang pendek namun juga merupakan masa yang sangat penting untuk kehidupannya.
Oleh sebab itu, dalam masa ini semua potensi yang dimiliki anak harus didorong. Sehingga bisa bekerja secara optimal. Sebagai seorang tenaga pengajar ataupun orang tua, kita harus mengetahui seperti apa karakteristik siswa SD.
Karakteristik siswa SD dalam perkembangannya baik pada kelas 1, 2, 3, dan seterusnya biasanya terdiri dalam 2 karakter. Yaitu karakter fisik dan juga sudah juga motorik.
Karakter utama untuk siswa sekolah dasar mereka dapat menampilkan perbedaan-perbedaan individual dan dalam berbagai macam segi serta bidang. Diantaranya perbedaan dalam hal kemampuan kognitif dan bahasa, intelegensi, perkembangan kepribadian, serta perkembangan fisik anak.
Macam-Macam Karakteristik Siswa SD
Ada beberapa karakteristik yang ada pada anak di usia sekolah dasar yang perlu diketahui oleh para guru. Hal ini supaya guru bisa mengetahui kondisi peserta didik. Khususnya pada tingkat sekolah dasar. Guru harus bisa menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
Sehingga ini sangat penting bagi pendidik dalam mengetahui karakteristik siswanya. Di samping karakteristik, yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan peserta didik.
Perkembangan pada anak usia sekolah disebut dengan perkembangan masa pertengahan dan akhir anak yang menjadi kelanjutan masa awal anak, permulaan, masa pertengahan dan akhir. Telah ditandai dengan terjadinya perkembangan motorik, fisik, kognitif, serta siklus psychosocial anak.
Anak usia sekolah dasar merupakan anak dengan kategori yang perubahannya cukup banyak dan drastis, baik dari segi mental maupun fisik. Usia anak SD antara 6 sampai 12 tahun mempunyai beberapa karakteristik.
1. Senang bermain
Dalam usia anak yang masih dini seperti anak SD, anak akan cenderung ingin bermain dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain. Sebab dalam masa ini anak masih polos dan yang dia tahu hanya bermain.
Oleh sebab itu, supaya tidak mengalami masa kecil kurang bahagia, anak tidak boleh dibatasi dalam bermain. Sebagai guru SD harus mengetahui seperti apa karakter anak. Sehingga di dalam penerapan metode ataupun model pembelajaran dapat sesuai dan mencapai sasaran.
Misalnya untuk model pembelajaran yang santai tapi serius, bermain sambil belajar dan dalam menyusun jadwal pelajaran yang berat seperti IPA dan Matematika harus diselingi dengan pelajaran yang ringan. Seperti olahraga keterampilan dan lain sebagainya.
2. Senang bekerja dalam kelompok
Anak akan senang bekerja dalam kelompok, maksudnya sebagai manusia anak-anak juga memiliki insting sebagai makhluk sosial yang senang bersosialisasi dengan orang lain. Khususnya dengan teman sebayanya. Mereka akan membentuk satu kelompok untuk bermain.
Di dalam kelompok tersebut, anak bisa belajar untuk memenuhi aturan yang ada di dalam kelompok. Belajar tidak tergantung pada diterimanya lingkungan.
Belajar setia kawan, belajar menerima tanggung jawab, belajar olahraga, belajar bersaing dengan orang lain secara sportif, belajar keadilan dan demokrasi. Hal ini tentu bisa membawa implikasi bagi guru supaya menerapkan metode ataupun model belajar kelompok.
Supaya anak bisa mendapatkan pelajaran yang seperti telah disebutkan tadi, guru bisa membuat suatu kelompok kecil. Misalnya terdiri dari 3 sampai 4 anak supaya lebih mudah untuk mengkoordinir. Sebab ada banyak perbedaan pendapat sifat dari anak-anak.
Ini bertujuan agar mengurangi pertengkaran antar anak di dalam sebuah kelompok. Selanjutnya anak bisa diberi tugas untuk mengerjakan bersama. Anak harus bertukar pendapat supaya anak lebih menghargai pendapat orang lain.
3. Anak senang bergerak
Dalam karakteristik siswa sd, anak-anak sedang dalam masa senang bergerak. Maksudnya saat masa pertumbuhan fisik dan mental nya ini, anak menjadi hiperaktif. Mereka terkadang akan meloncat kesana kesini, bahkan seperti merasa tidak capek.
Mereka tidak mau duduk dan tidak mau diam. Menurut pengamatan ahli, anak duduk tenang paling lama sekitar 30 menit.
Oleh sebab itu, sebagai guru hendaknya merancang model pembelajaran yang bisa memungkinkan anak untuk berpindah atau bergerak. Mungkin dengan cara olahraga, permainan dan lain sebagainya.
4. Anak senang diperhatikan
Pada sebuah interaksi sosial, anak biasanya akan mencari perhatian dari teman ataupun guru mereka. Mereka akan senang jika orang lain mau memperhatikannya dengan berbagai cara yang dilakukan supaya orang lain memperhatikan.
Disini guru berperan untuk mengarahkan perasaan anak dengan menggunakan metode tanya jawab. Contohnya anak yang ingin diperhatikan akan berusaha menjawab dan bertanya dengan guru ,supaya anak lain dan guru menjadi memperhatikannya.
5. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Dalam masa pendidikan dasar yaitu SD, anak masih sulit memahami apa yang diberikan guru. Dalam hal ini, guru harus bisa membuat atau memakai metode yang tepat.
Seperti metode eksperimen supaya anak bisa memahami pelajaran yang diberikan dengan anak menemukan sendiri inti pelajaran yang diberikan.
Sementara itu, dengan ceramah guru cuma berbicara di depan, sehingga ini menjadikan anak-anak tidak bisa memahami isi apa yang telah dibicarakan oleh sang guru.
6. Suka melakukan sesuatu secara langsung
Berdasarkan dari tinjauan teori perkembangan kognitif, karakteristik siswa SD sedang memasuki tahap operasional konkret. Dari semua yang anak pelajari di sekolah, anak belajar menghubungkan konsep baru dengan konsep lama.
Sehingga dalam pemahaman anak SD, semua materi ataupun pengetahuan yang didapat harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri. Supaya mereka dapat memahami konsep awal yang diberikan.
Dengan berdasar dari pengalaman tersebut, siswa akan membentuk konsep tentang ruang, fungsi-fungsi badan, angka, waktu, jenis kelamin, moral dan lain sebagainya.
Dengan begitu, guru hendaknya merancang seperti apa model pembelajaran yang bisa memungkinkan anak dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran tersebut.
Misalnya anak akan lebih mudah memahami arah mata angin dengan cara membawa anak langsung keluar kelas lalu menunjuk setiap arah angin secara langsung.
7. Anak senang meniru
Pada kehidupan sehari-hari, anak mencari sebuah figur yang sering dilihat dan ditemuinya. Mereka lalu menirukan apa yang telah dilakukan dan dikenakan orang yang ingin ia tiru tersebut pada kehidupan nyata.
Banyak sekali anak yang terpengaruh oleh acara televisi dan mereka menirukan adegan yang telah dilakukan di sana. Seperti acara smackdown yang pernah ditayangkan dan sekarang sudah ditiadakan.
Sebab ada berita yang menyatakan bahwa ada anak yang melakukan gerakan smackdown pada temannya yang akhirnya membuat teman mereka terluka. Guru sebaiknya mengarahkan supaya orang tua selalu mengawasi anak ketika di rumah.
Contoh lain yang ditiru adalah seorang guru menjadi pusat perhatian anak didiknya. Sehingga guru harus menjaga sikap, tindakan, perkataan, penampilan yang bagus dan rapi. Supaya dapat memberikan contoh yang baik.
8. Anak cengeng
Saat usia anak masih usia sekolah dasar, karakteristik siswa SD yang ada di dalamnya adalah anak masih manja dan cengeng. Mereka akan selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya. Selain itu, mereka belum bisa mandiri dan masih memerlukan bimbingan.
Disini peran guru SD harus membuat metode pembelajaran tutorial ataupun bimbingan. Supaya bisa membimbing dan mengarahkan anak serta membentuk mental anak supaya tidak cengeng.
Karakteristik Siswa SD Dalam Bidang Intelektual
Saat usia 6 sampai 7 tahun atau kelas 1 SD, anak-anak memasuki masa pra operasional. Dalam masa ini, siswa mempunyai pemikiran lebih simbolis namun tidak melibatkan pemikiran operasional. Sehingga lebih bersifat egosentris dan intuitif daripada logis.
Ketika menginjak usia 8 sampai 10 tahun, anak-anak memasuki masa operasional konkret. Peserta didik atau siswa bisa menggabungkan atau menyusun, membagi, memisahkan, melipat.
Ini menandakan bahwa pemakaian logika sudah memadai. Dalam tahap ini anak juga sudah memahami operasi logis dengan menggunakan bantuan benda konkrit.
Pada usia 11 sampai 12 tahun, anak telah memasuki tahap operasi formal. Siswa bisa berpikir tingkat tinggi seperti berpikir secara induktif, deduktif, mensintesis, menganalisis, berfikir secara reflektif dan abstrak, serta bisa memecahkan berbagai macam masalah.
Siswa di usia ini juga sudah bisa berpikir secara abstrak menarik kesimpulan dari informasi secara yang tersedia serta bisa menalar secara logis.
Karakteristik Siswa SD Dalam Perkembangan Fisik dan Motoriknya
Pertumbuhan fisik adalah proses tumbuh kembang anak yang ditandai dengan peningkatan berat badan yang lebih banyak dibandingkan dengan panjang badannya. Berat badan anak yang meningkat terjadi terutama karena bertambahnya ukuran otot, sistem rangka dan ukuran beberapa organ tubuh lain.
Sementara itu, untuk perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang dalam kemampuan gerak seorang anak. Semua gerakan yang dilakukan oleh anak adalah hasil pola interaksi yang kompleks.
Dari berbagai macam bagian serta sistem yang ada didalam tubuh yang telah dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik motorik terdiri dari dua macam yaitu motorik kasar dan halus.
Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar terdiri dari kemampuan anak untuk duduk, melompat, berlari, semuanya termasuk kedalam contoh perkembangan motorik kasar. Otot besar serta sebagian dan seluruh anggota tubuh dipakai oleh anak dalam melakukan gerakan tubuh.
Pada dasarnya perkembangan motorik kasar dipengaruhi dari kematangan anak. Sebab proses kematangan setiap anak tentu berbeda sehingga laju perkembangan anak dapat berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya.
Perkembangan Motorik Halus
Dalam perkembangan motorik halus pada anak, ini adalah perkembangan gerakan anak yang mengandalkan otot otot kecil. Atau hanya sebagian anggota tubuh tertentu.
Di dalam aspek ini, perkembangan dipengaruhi dengan kesempatan anak dalam belajar dan berlatih. Kemampuan menggunting, menulis, menyusun balok, ini semua termasuk kedalam contoh gerakan motorik halus.
Perkembangan Kognitif
Di dalam aspek kognitif, perkembangan seorang anak akan terlihat dari kemampuannya untuk menerima, mengolah serta memahami informasi yang telah ia dapatkan. Kemampuan kognitif dalam karakter siswa SD berkaitan dengan perkembangan berbahasa.
Baik berupa bahasa lisan ataupun bahasa isyarat. Berbicara serta memahami kata-kata. Faktor kognitif memiliki peran penting untuk keberhasilan anak saat proses belajar. Sebab sebagian besar aktivitas di dalam belajar akan selalu berhubungan dengan masalah berfikir dan juga mengingat.
Perkembangan Emosi
Kita tahu bahwa emosi adalah keadaan ataupun perasaan yang bergejolak dalam diri seseorang yang diungkapkan lewat wajah atau tindakan. Yang berfungsi untuk inner adjustment atau penyesuaian dari dalam pada lingkungan.
Agar mencapai keselamatan dan kesejahteraan. Kemampuan dalam bereaksi secara emosional sudah didapatkan oleh manusia sejak bayi dilahirkan.
Gejala perilaku emosional dalam karakteristik siswa SD bisa terlihat dari keterangsangan umum pada suatu stimulasi yang kuat. Seperti saat anak merasa senang maka dia akan melompat-lompat dan sebaiknya.
Jika tidak senang, maka anak akan bereaksi cemberut atau menangis. Perkembangan aspek emosional meliputi kemampuan anak dalam merasa nyaman, mencintai, takut, gembira, berani, marah dan bentuk emosi yang lainnya.
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.