Memahami hukum mengakhirkan makan sahur merupakan keharusan. Sebab setiap tahun umat muslim pasti melaksanakan ibadah puasa wajib selama satu bulan lamanya. Di mana dalam ibadah tersebut terdapat sunah yaitu makan sahur.
Sebenarnya bukan hanya pada saat Ramadhan saja. Bulan lain selama satu tahun umat muslim juga ada yang melakukan puasa. Dan tetap dianjurkan menyantap makanan sahur di akhir waktu.
Apa yang Dimaksud Makan Sahur?
Hukum mengakhirkan makan sahur merupakan suatu perkara yang perlu diperhatikan. Makan sahur adalah aktivitas mengonsumsi makanan minuman pada waktu yang ditentukan. Dilakukan untuk memulai suatu ibadah puasa bahkan jadi syarat sah saat bulan Ramadhan.
Waktu yang dimaksud adalah menjelang imsak. Biasanya untuk wilayah Indonesia masyarakat melakukan aktivitas tersebut mulai dari jam 2 atau 3 dini hari. Sedangkan imsak adalah batas waktu diperbolehkannya makan.
Namun imsak sendiri berlaku tidak di semua wilayah. Umumnya yang menjadi patokan untuk makan dan minum adalah adzan subuh. Pada saat adzan subuh sudah berkumandang, maka tidak lagi diperkenankan makan dan minum.
Aktivitas mengonsumsi makanan minuman juga dilakukan untuk ibadah puasa sunah di luar bulan Ramadhan. Hal ini dianjurkan mengikuti fitrah atau sifat dasar manusia yang memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhan perutnya.
Mengikuti hukum mengakhirkan makan sahur merupakan keharusan bagi yang menunaikan ibadah puasa. Baik anak-anak sampi orang tua, setiap muslim harus mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Diriwayatkan oleh hadits Bukhari dan Muslim, bahwa dalam makan sahur terdapat keberkahan. Sehingga sangat dianjurkan untuk dilakukan karena terdapat nilai ibadah di dalamnya.
Bahkan pendapat selama ini, bahwa pada waktu sepertiga malam terakhir menjelang imsak tersebut malaikat turun. Dianjurkan sahur karena malaikat yang turun ke bumi ikut mendoakan dan bersholawat.
BACA JUGA : Menyakiti Anak Yatim? Balasan Ini Siap Mengguncang
Manfaat Makan Sahur dari Segi Kesehatan
Hukum mengakhirkan makan sahur merupakan anjuran bahkan dari segi kesehatan. Berikut ini adalah manfaat yang Anda dapat apabila rutin melakukannya selama berpuasa baik sunah maupun wajib.
1.Mempersiapkan Tubuh
Mencegah dari kelaparan ekstrem, karena di dalam tubuh terdapat lemak sebagai cadangan. Sehingga tetap bisa beraktivitas dan tidak merasakan lemas sepanjang hari. Fungsinya sama seperti sarapan di pagi hari.
2.Menjaga Sistem Kekebalan
Membiasakan tubuh menerima asupan nutrisi pada jam tertentu secara rutin, sehingga akan terbentuk kekebalan dengan sendirinya. Terbukti dengan sering berpuasa orang tidak akan gampang sakit.
3.Mencegah Dehidrasi
Kesempatan untuk memenuhi kebutuhan air putih selama seharian penuh, sehingga mencegah dehidrasi. Terutama diperlukan pada saat musim kemarau yang rentan terjadi dehidrasi.
4.Mencegah Hipoglikemia
Kadar gula dalam darah bisa turun drastis dan menyebabkan badan lemas, mungkin juga pusing berkunang-kunang karena kurangnya asupan dalam beberapa waktu. Hal ini bisa dicegah dengan makan sahur.
5.Mencegah Naiknya Asam Lambung
Perut tidak akan kosong ekstrim, sehingga mencegah terjadinya kenaikan asam lambung. Hal ini juga didukung dengan mengonsumsi bahan makanan yang tidak menimbulkan gas.
6.Menghindari Penurunan Berat Badan Drastis
Hukum mengakhirkan makan sahur merupakan keharusan salah satunya adalah karena tidak menghindari berat badan turun drastis. Sebab pada dasarnya hanya jam makan saja yang bergeser, nutrisinya tetap terpenuhi.
7.Sumber Energi
Makanan seperti karbohidrat, lemak, protein merupakan sumber energi. Meski menjalankan ibadah puasa, namun orang harus tetap beraktivitas, bekerja, belajar dan sebagainya yang tetap memerlukan energi.
Apa Maksud Mengakhirkan Makan Sahur?
Waktu yang diperbolehkan untuk makan dan minum selama berpuasa bagi umat muslim adalah setelah berbuka, malam hari sampai menjelang subuh. Dahulu yang menjadi patokan adalah kondisi alam, berkaitan dengan sinar matahari.
Jika sudah bisa membedakan warna pada kondisi gelap tanpa cahaya, maka dianggap sudah masuk waktu puasa. Namun sekarang kebanyakan orang berpatokan pada berkumandangnya adzan subuh.
Mengakhirkan sahur artinya makan dan minum menjelang adzan subuh. Bagi perhitungan modern, sudah ada jadwal imsak atau imsakiyah. Ini yang kemudian menjadi patokan untuk mengakhirkan makan.
Jadi benar-benar selesai beberapa menit saja sebelum berkumandangnya adzan. Biasanya sebagai penghabisan, menjelang imsak orang akan menutup dengan minum air putih. Namun ada juga yang menunggu sampa adzan, sehingga saat imsak masih makan maupun minum.
Hal ini diperbolehkan, sebab jeda waktu antara imsak sendiri dengan adzan subuh juga tidak terlalu panjang. Artinya sudah tidak memungkinkan lagi apabila ingin menyantap menu berat seperti nasi sayur dan lauknya.
Ada berbagai tips dalam memenuhi santapan sahur agar selama berpuasa di siang harinya tidak mengalami keluhan. Diantaranya mengurangi mengonsumsi makanan yang digoreng, sebab lebih cepat haus terutama saat kondisi udara panas.
Kemudian anjuran untuk mengurangi karbohidrat bersumber dari nasi putih, karena bisa menyebabkan lebih cepat lapar. Bisa diganti dengan pasta, kentang rebus, atau dikombinasikan dengan penambahan porsi protein.
Dalam hukum mengakhirkan makan sahur merupakan pembatasan juga, yaitu berhenti sebelum kenyang. Artinya tidak berlebihan sampai begah. Sebab justru akan menyebabkan kantuk dan lemas.
Dianjurkan juga untuk lebih memperbanyak serat. Serat menahan perut agar tidak mudah lapar serta memperlancar metabolisme. Sehingga lebih nyaman selama beraktivitas di siang hari.
Hukum Mengakhirkan Makan Sahur Merupakan Anjuran
Berdasarkan pengertian serta manfaat di sisi kesehatan bisa ditarik kesimpulan bahwa hukum mengakhirkan makan sahur merupakan sunnah. Namun cukup kuat hukumnya sehingga benar-benar dianjurkan.
Sebab Allah SWT lebih menyukai muslim yang kuat dibanding lemah. Salah satunya untuk menjaga kekuatan adalah dengan mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi seimbang. Sehingga selama beribadah tetap lancar.
Ramadhan memberikan berbagai kemudahan, di mana tidur siang saja dihitung sebagai ibadah. Namun begitu tetap lebih baik dan utama orang yang memiliki kekuatan untuk tetap melakukan pekerjaan lain.
Pekerjaan selama puasa juga bisa dianggap sebagai ibadah bahkan setiap satu kebaikan nilainya akan dilipatgandakan. Inilah mengapa hukum mengakhirkan makan sahur merupakan sunnah. Apabila dikerjakan mendapat pahala apabila tidak maka tidak berdosa.
Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur sebab di dalamnya terdapat banyak keberkahan dan keutamaan yang begitu besar. Apalagi waktu menjelang subuh merupakan salah satu waktu di mana doa diijabah.
Sahur sendiri menjadi suatu pembeda antara kaum muslim dengan yahudi atau nasrani yang tidak mengerjakannya. Makan di waktu menjelang subuh sudah dicontohkan sendiri oleh Rasulullah Muhammad SAW, maka wajib diikuti oleh umatnya.
Dari segi fitrah atau sifat dasar manusia sendiri, sebenarnya terdapat kecenderungan untuk makan mepet waktu imsak. Tujuannya agar tidak terlalu panjang kondisi perut kosong hingga sampai waktu berbuka.
Jadi sebetulnya sudah sangat sesuai, apa yang dianjurkan dari segi agama dengan insting manusia. Terlebih lagi sepertiga malam terakhir sampai fajar merupakan waktu terbaik untuk berdzikir dan memohon doa.
Setiap kebaikan yang dilakukan meski itu hanya sebuah sunnah seperti sholat malam, berniat puasa, berdzikir, pahala akan dilipatkan. Hukum mengakhirkan makan sahur merupakan sunnah dan setiap makanan minuman yang masuk mendapatkan barokah.
Berbagi makanan Puasa dalam program Iftar Ramadhan