Hotel Bergaya Klasik Di Jawa Barat
Hotel Bergaya Klasik Di Jawa Barat Hotel bersejarah tak mesti terkesan megah mewah, bahkan lebih tercitra bersahaja, homey, meriyatu akrab dengan lingkungan sekitar, tetapi tetap memancarkan garis kuat. Kiat mempertahankan detail dan pernik arsitektur interior penanda zaman yangberpadu serasi dengan pengadaan layanan kebutuhan tamu masa kini adalah seni. Tamu tetaplah sang raja.
BANDUNG JAWA BARAT
Grand Hotel Preanger Hal pertama dari hotel yang sejak 1987 dikelola Aerowisata Hotels, Garuda Indonesia Group, ini yang segera menarik perhatian adalah tetangganya, kantor Dinas Pekerjagn Umum Provinsi JawaBarat. Di mukarfua ada Tugu Kilometer Bandung “0.00”‘ (KM. BD O.O0) didampingi mesin gilas perata dan pengeras jalan yang masih berbahan bakar kayu. Grand Hotel Preanger bermula dari herbeg (Pesanggrahan, penginapan) yang berdiri pada 1825 di titik awal 1.000 km Groote Postweg, Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan (1809) yang diperintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. CPE Loheyde, mantan anak buah Daendels, lalu mendirikan toko wine dan Hotel Thiem (1856) di muka herbeg yang melayani Priangan Planters (pemilik perkebunan di Priangan) itu.
Sayang, toko iiu bangkrut karena terlalu sering diutangi dan kepemilikan pun beralih ke WHC van Deeterkom (L897) yang memadukan bangunan jadi bergaya Indische Empire Stijl bersentuhan Greek RevivaL Terciptalah Hotel Preanger. Pemugaran pada 1919 -1929 diserahkan pada biro arsitek CP Wolff Schoemaker
yang lalu mempercayakan sang murid Ir Soekarno merancang paviliun Hotel Preanger dengan facade yang perwajahan terilhami ragam hias Inca-Maya di Hotel Imperial Tokyo karya Frank Lloyd wright. Karya Mrright itu menekankan fungsi, paduan tepat skala dan proporsi. Grand Hotel Preanger menjadi satu dari delapan gedung landmark Bandung berdasarkan undang-undang benda cagar budaya. Penambahan menara sembilan lantai hingga seluruhnya menampung 187 kamar memperta-hankan Executive Rooms di sayap Asia Afrika dan Naripan dengan bangunan dan pernik interior asli seperti daun pintu dan pegangan pintu.
Area telepon umum dekat ruang-ruang pertemuan dengan tegel, keramik dinding, kaca patri mirip museum Bank Indonesia dan Museum Bank Mandiri di Jakarta Kota Toea. Di akhir abad ke-19, hotel ini menjual paket wisata 50 sen untuk melancong 3 km dengan andong ke Pemandian Cihampelas (Zweembad) yang sayangnya pada awal 2010 diruntuhkan untuk apartemen, menikmati koffie-melk (kopi susu) di Dago Theehuis, dan main sampan di Situ Aksa, Bandung Barat. Hotel ini dulu masyhur dengan Rijsttafel (nasi komplit) dengan 25 macam lauk dan sayur. Kini, tersohor dengan sajian tiramisu kukus.
BANDUNG JAWA BARAT
Savoy Homann Bidakara Hotel Dikelola: Bidakara Hotel sejak 2000, hotel ini dirintis sejak 1871 sebagai homestay dari bangunan bambu yang kemudian dimbangkan jadi gaya Romantic Neogothic oleh A Homann yang pindah dari jerman pada 1870. Pada 1937-1939, hotel ini. dirancang ulang oleh AF Aalbers menjedi berwajah sekarang, Art Deco paduan ragam gaya Eropa masa lampau, maya, Aztec, China, Modern berbentuk Geomoetris kuat dan sederhana. Hotel .ini diinapi pemimpin negara peserta Konferensi Asia Afrika I/1955. Peralatan rakan yang digunakan saat konferensi yang diselenggarakan di gedung seberang hotel itu masih dapat disaksikan.Hotel Bergaya Klasik Di Jawa Barat
Peda 2008 ada penambahan 4 menara berbentuk kotak berga5ra minimalis depan 3 lantai, belakang 4 lantai, dengan lorong menyambung pada iantai 1 dan 2 hingga kini menampung 185 kamar. di sayap 1-3 yang menghadap Jalan Asia Afrika, setiap lorongnya dihiasi lukisan dan foto Bandoeng Tempo Doeloe dengan mebel kayu jati kuno.
Meski menekankan sebagai hotel untuk fejalan bisnis, hotel yang pernah dinapi Charlie Chaplin ini tiap Mei-Juni menggelar paket liburan sekolah, antara lain dengan kunjungan ke Saung Angklung Udjo dan tiap Minggu ada andong mengelilingi Jalan Asia Afrika yang bersejarah. Beberapa tahun berselang, cucu A Homann datang berkunjung sembari membawa dokumentasi video pembangunan hotel. Sampai kini, selalu ada tamu yang berkunjung untuk bernostalgia. Kenangan indah tak pernah mati.
BOGOR JAWA BARAT
Hotel Salik the Heritage Berawal dari Bellerue-Dibbets Hotel yang.dibangun pada 1856 sebagai hotel yapg khusus ditujukan bagi kalangan istAha dan dimiliki keluarga Belanda yang berkerabat dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Selama Pendudukan Jepang, hotel berkamar 54 ini difungsikan sebagai markas Kempetai, polisi militer Jepang: Di masa Kemerdekaan RI, 1948, ditabalkanlah nama baru bagi hotel ini dengan mengambil tempatnya berdiri, kaki Gunung Salak, menjadi Hotel Salak.
Sejak 1991, Hotel Salak didorong menjadi hotel berbintang pendukung wisata khusus, ditunjang letak strategis di seberang Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor dengan bangunan Kolonial bersejarah. Ketika krisis moneter melanda Indonesia, 1998 – 2o00, Hotel Salak justru memugar menjadi Hotel Salak The Heritage tanpa mengubah arsitektur asli di bangunan depan, kini menampung 120 kamar.
Secara berkala, hotel ini menawarkan paketwisata seputar Bogor, baik ke tempat yang sudah tersohor macam ke Kebun Raya Bogor, maupun wisata industri rumahan seperti ke Kampung Sepatu Ciomas, dan wisata sejarah ke Prasasti Batu Tulis. Hotel ini juga menggelar pameran budaya dan festival hidangan khas Bogor, terutama di musim liburan sekolah, Juni-Juli.
ayooo ke bandung melihat hotel hotel bagus”Hotel Bergaya Klasik Di Jawa Barat”….!!!!
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.