You are here:

Geliat Bisnis Jual Beli Barang Bekas Berkualitas

bisnis jual beli barang bekas

Geliat Bisnis Jual Beli Barang Bekas Berkualitas – Bisnis jual beli barang bekas berkualitas di Kota Yogyakarta, semakin menggairahkan. Betapa tidak, setiap tahun, Yogyakarta didatangi orang-orang dari luar kota. Mereka menetap sementara di kota ini, biasanya karena menjalani pendidikan. Setiap tahun pula, Yogyakarta ditinggalkan orang-orang dari luar kota yang telah menyelesaikan pendidikannya. Barang-barang yang telah dipakai itu ada yang dihibahkan atau ada juga yang dijual sebagai ongkos tambahan untuk pulang kampung.

Kejelian Berbisnis

Para pebisnis itu adalah pemerhati lingkungan yang luar biasa. Mereka bisa mengetahui tentang kemauan masyarakat atau calon konsumennya. Dari pengamatan itu, mereka mencoba melakukan pendekatan dan membuat bisnis yang luar biasa. Ada yang bermodalkan uang dari orang lain dan tidak mau berhutang ke bank. Ia berpikir bahwa keuntungan bisnisnya harus dari kerja keras dan bukan dari kredit yang besar ke bank.

Uang yang banyak belum tentu bisa membuat bisnis menguntungkan. Kalau tidak benar, utang di bank itu malah tidak memberikan keberkahan karena mengambil kredit dengan skema yang tidak sesuai dengan syariah. Ternyata banyak juga orang yang berjaya dengan bisnis yang hebat dan keuntungan yang besar tetapi tidak mempunyai utang di bank manapun. Inilah janji Allah Swt bahwa siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan mendapatkannya.

Memang harus sabar dan ikhlaskan hati menerima takdir. Tetapi suatu saat pasti akan terwujud karena keyakinan yang luar biasa bahwa Allah Swt akan mengabulkannya. Inilah juga yang diyakini banyak pengusaha asal Yogyakarta. Misalnya usaha angkringan. Jangan dikira usaha ini tidak menguntungkan. Kalau dalam semalam bisa memberikan penghasilan bersih 200 ribu, maka dalam sebulan bisa mendapatkan penghasilan 6 juta. Penghasilan sebesar itu sudah sama dengan gaji pekerja dengan posisi menengah di kota besar.

Penjelasan Bisnis Jual Beli Barang Bekas

Bisnis lain yang juga tak kalah menggiurkan adalah bisnis jual beli barang bekas. Pendatang bisa dipastikan membutuhkan beberapa perabot atau barang-barang yang diperlukan selama menetap di kota ini. Sementara yang telah menyelesaikan pendidikannya, biasanya akan meninggalkan perabotan dan barang-barang yang dipunyainya. Tidak semua orang yang datang itu mempunyai latar belakang dari keluarga yang mempunyai uang banyak.

Beberapa jenis konsumen yang memiliki minat untuk membeli barang berkas berkualitas yaitu:

Orang Yang Berhemat

Yang mempunyai uang banyak pun berpikir panjang untuk membeli barang yang dibutuhkan. Biasanya malah untuk menghemat pengeluaran, banyak yang menumpang di masjid dan menjadi takmir masjid. Dengan demikian yang dibutuhkannya hanya pakaian. Lalu untuk keperluan lain, ia bisa menggunakan fasilitas masjid. Misalnya, untuk mengetik bisa menggunakan komputer masjid.

Begitu juga untuk kebutuhan mencetak atau print hasilnya. Masjid yang besar itu biasanya mempunyai perlengkapan yang memadai. Selain itu, karena masjid ini tempat berkumpulnya orang baik, biasanya para mahasiswa yang tinggal di sana, malah diberi pinjaman banyak barang. Oleh karena itu, kalau bisa menjadi muadzin dan mau tinggal di masjid, semua kebutuhan itu bisa terpenuhi.

Berbeda dengan anak perempuan. Mereka tentu saja tidak bisa tinggal di masjid. Namun, mereka bisa tinggal di asrama tempat asalnya atau tinggal di asrama pesantren. Satu kamar bisa diisi oleh 4-6 orang. Waktu mereka terjaga karena pihak pesantren mempunyai banyak aktivitas yang harus diikuti oleh para penghuni asrama. Memang terkesan tidak ada privasi. Namun, kebersamaan dan ilmu yang manfaat yang didapatkan dengan harga yang murah itu, membuat mereka tumbuh menjadi generasi yang sangat hebat.

Penghuni Kos

Untuk anak-anak yang tinggal di asrama, keperluan untuk perabot tentu saja tidak banyak. Bagaimana dengan anak-anak yang lebih memilih tinggal di kos. Saat ini harga melambung sangat tinggi. Kalau mau membeli semua yang baru, satu kamar ukuran kecil itu bisa menghabiskan dana hingga 5 juta rupiah. Apalagi kalau barang yang dibeli mempunyai kualitas yang bagus. Kipas angin atau bahkan AC, tempat tidur, tempat masak nasi dan air yang menggunakan listrik, lemari pakaian, meja belajar dan kursinya, dan lain-lain.

Kalau membeli yang bekas, kelihatannya memang tidak terlalu mentereng dibandingkan dengan yang baru, namun terkadang kualitasnya malah lebih bagus dan lebih bisa diandalkan. Belum lagi harganya yang murah meriah. Kalau hanya tinggal di Yogyakarta selama 3-4 tahun, sepertinya memilih barang bekas, tidak ada salahnya. Biasanya pedagang barang bekas ini sangat tahu bagaimana membuat barang yang sudah dipakai itu terlihat bagus lagi.

Bisnis Barkas

Kecenderungan seperti ini yang dilirik oleh pengusaha bisnis Barkas (barang bekas berkualitas) yang mulai banyak menjamur di Yogyakarta. Pendatang yang memiliki kantong cekak, akan menyerbu tempat ini untuk mendapatkan barang-barang kebutuhannya. Dari keadaan ini, sebenarnya pemikiran anak Yogyakarta itu sedang dilatih untuk selalu berpikir mana yang terbaik. Kalau memang yang terbaik adalah membeli yang baru, apa konsekuensinya. Begitu juga kalau mau membeli barang bekas, apa akibatnya.

Pemikiran yang semakin matang akan membuat seorang mahasiswa tidak akan mengalami kebingungan budaya atau kebingungan cara berpikir yang praktis dan cukup menguntungkan. Sementara mereka yang harus kembali ke daerah asalnya karena telah menyelesaikan pendidikan, juga mendatangi tempat ini untuk menjual barangnya.

Awal Mula Menjamurnya Bisnis Barkas

Pada mulanya, bisnis ini hanya melayani kebutuhan anak kost. Namun, lambat laun juga melayani kebutuhan rumah tangga dan kantor. Keberadaan bisnis Barkas ini dirasa menguntungkan bagi rumah tangga atau kantor yang tidak memiliki tempat untuk menyimpan perabotan atau peralatan usang yang mereka miliki. Dengan adanya bisnis ini, perabotan atau peralatan rumah tangga dan kantor yang sudah out of date, bisa dijual di tempat ini.

Beraneka barang bekas berkualitas bisa didapat di tempat ini. Mulai kasur, meja, kursi, sofa, mesin faksimili, lemari, peralatan elektronik, dan sebagainya. Bahkan, tas dan kacamata dengan merk terkenal, adakalanya bisa didapat juga ditempat ini. Bisnis Barkas biasanya dijalankan dalam dua model. Kebanyakan dengan sistem titip jual karena mempertimbangkan cashflow pemilik toko Barkas dan “kerelaan” pemilik barang dengan harga yang ditetapkan oleh pemilik toko.

Adakalanya, pemilik barang berkeberatan dengan taksiran harga dari pemilik toko, mengingat harga belinya dulu yang cukup mahal. Kalau hal ini yang terjadi, bisa juga ditawarkan lewat facebook. Sudah semakin banyak anak-anak yang telh lulus, mengiklankan barang-barang yang masih bisa dipakai dengan harga yang sangat bersahabat. Sayangnya Yogyakarta belum mempunyai tempat khusus yang bisa digunakan sebagai tempat menyumbangkan barang-barang bekas tersebut.

Misalnya, bagi yang menginginkan barang yang telah disumbangkan itu, mereka tinggal memberikan sumbangan uang sekedarnya bersama dengan uang penjagaan atau administrasi yang tidak terlalu besar. Sedangkan para penyumbang diberikan janji bahwa uang hasil dari para pengambil barangnya akan diberikan kepada yang membutuhkannya setelah dipotong dengan dana administrasi. Memang cukup sulit mengelola tempat seperti ini.

Semua Diuntungkan

Pada situasi seperti penjual dan pembeli berbicara tentang harga barang, biasanya, pemilik barang yang akan menentukan harga jual, sedangkan pemilik toko mendapat komisi dari penjualan barang tersebut. Namun, dalam sistem seperti ini, masa waktu titip jualnya dibatasi. Bahkan, ada kalanya dikenakan biaya sewa tempat untuk barang-barang berukuran besar. Sementara untuk barang-barang yang biasanya cepat laku, pemilik toko bersedia membeli tunai dengan harga yang sudah disepakati.

Bisnis ini punya prospek bagus sebab memiliki segmen pasar potensial, terlebih mengingat situasi perekonomian Indonesia yang semakin tidak menentu. Golongan masyarakat menengah ke bawah sangat terbantu oleh keberadaan bisnis ini. Hanya bisnis seperti inilah yang memungkinkan mereka untuk dapat memiliki barang bekas berkualitas dengan harga terjangkau. Barang-barang itu memang sangat dibutuhkan. Hanya saja kalau barang elektronik, pembeli harus hati-hati.

Hal ini mengingat bahwa barang dahulu itu menggunakan listrik yang lebih banyak. Karena sekarang banyak juga kos-kosan yang menerapkan listrik dengan pulsa, maka pemilik barang harus membayar lebih kalau mempunyai barang elektronik dengan listrik yang tinggi.

Bisnis barkas ini tidak hanya menguntungkan pembeli saja, pemilik barang pun diuntungkan. Mereka tidak direpotkan lagi dengan urusan menyimpan barang usang yang sudah tidak diperlukan. Bahkan, dia bisa mendapatkan uang dari barang yang sudah tidak ada manfaat lagi baginya. Berkah barang bekas ini tentunya juga menyeimbangi pemilik toko Barkas karena dengan sedikit modal, bisa memiliki bisnis dengan omset lumayan.

Nah itu dia artikel mengenai Geliat Bisnis Jual Beli Barang Bekas Berkualitas. Semoga bermanfaat!