You are here:

Efek Dari Mekanisme Kerja Antibiotik

mekanisme kerja antibiotik

Efek Dari Mekanisme Kerja Antibiotik – Adalah hal biasa bila Anda sakit lebih merasa nyaman pergi berobat ke dokter. Apalagi Anda bukan termasuk tipe orang yang telaten mengkonsumsi obat-obatan tradisional atau mencoba obat kampung biasa.

Namun ada baiknya Anda berpikir bijak dalam mengkonsumsi obat-obatan. Terkhusus obat antibiotik yang sering diberikan oleh dokter. Karena mekanisme kerja antibiotik kadang tidak dapat diterjemahkan dengan baik oleh tubuh Anda, bila salah cara penggunaannya.

Pengertian Obat-Obatan

Sesungguhnya obat selain sebagai penyembuh juga musuh laten bagi antibodi Anda. Karena obat – sejatinya mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak dan punya pengaruh dalam setiap unsur kimianya.

Mungkin Anda punya pengalaman seperti ini; bahwa setiap kali Anda ke dokter maka selalu memperoleh obat antibiotik di antara resep obat lainnya. Mekanisme kerja antibiotik sebenarnya berfungsi menangkal infeksi. Namun bila dikonsumsi berlebihan akan ada efek sampingnya.

Mengenal Antibiotik

Obat antibiotik umumnya untuk mengobati penyakit bergejala infeksi. Meski kasus infeksi tidak selalu disembuhkan dengan pemberian antibiotik. Obat antibiotik yang diberikan berlebihan justru menimbulkan alergi seperti gatal, mual atau nyeri lambung. Kadang kala bengkak pada beberapa bagian tubuh, seperti kelopak mata atau bibir.

Antibiotik berlebihan juga menjadikan tubuh Anda imun atau kebal terhadap satu jenis antibiotik tersebut. Sehingga diperlukan dosis lebih tinggi apabila bakteri yang sama menyerang tubuh.

Apabila penyakitnya ringan, sebaiknya hindari penggunaan antibiotik tersebut. Sekalipun diresepkan oleh dokter. Apabila Anda mau sedikit peduli terhadap kesehatan pribadi, ada baiknya mintalah obat yang non antibiotik saja. Kecuali terjadi infeksi dan penyakitnya tergolong parah.

Aturan Benar Mengkonsumsi Antibiotik

Beberapa hal penting dalam mengkonsumsi obat antibiotik, agar Anda terhindar dari kemungkinan imun pada tubuh. Pemakaian yang benar perlu untuk mendapatkan reaksi penyembuhan yang diinginkan.

Gunakanlah obat antibiotik dengan aturan 5-B atau ” 5 yang Benar “. Antara lain :

  1. Benar Obatnya
  2. Benar Dosisnya
  3. Benar Waktunya
  4. Benar Penggunanya
  5. Benar Cara Pemberiannya

Penjelasannya :

Benar obatnya Perhatikan bahan yang terkandung dalam obatnya, sekalipun merk yang berbeda. Anda harus pastikan bahwa obat sudah sesuai dengan resep dokter.

Benar dosisnya , maksudnya adalah takaran obatnya. Perhatikan antara pemberian dosis obat dengan sediaan obatnya. Jangan terlampau berlebih ataupun kurang. Terutama pada obat antibiotik yang berupa sirup kering yang harus dioplos dengan aquabidestilata atau air mineral biasa.

Benar waktunya Yakni dalam pemberian obat. Perhatikan waktu minum obat yang telah ditentukan oleh dokter. Misalnya cefotaxime sebanyak 2×0,5gram per hari. Itu artinya harus diminum setiap 12 jam sebanyak 0,5gram. Jangan terlalu cepat, atau terlewat waktu minum obatnya.

Benar penggunanya Khusus bagi apoteker atau perawat. Perhatikan benar catatan medis sang pasien dengan rujukan obat yang akan diberikan. Dan bagi pasien juga harus kritis untuk meneliti semua obat yang diberikan di rumah sakit, puskesmas atau apotik. Harus sesuaikan nama dengan isi obat yang diresepkan dokter apakah sudah sama.

Benar cara pemberiannya Misalnya ada obat yang harus dikunyah misalnya obat sakit maagh dengan tujuan supaya di absorb oleh usus secara lambat. Maka jangan diminum dengan ditelan langsung dengan air minum. Pemberian obat yang salah caranya, juga tidak berpengaruh apa-apa bagi Anda.

Efek Samping Antibiotik

Mengerti atau paling tidak mengetahui apa saja yang terkandung dalam sebutir obat akan menghindari Anda dari kesalahan pemakaian obat. Dan paling tidak Anda dapat mengantisipasi efek samping dari pemakaian antibiotik.

Tujuan dari mengetahui kandungan obat adalah menghindari Anda dari alergi terhadap obat tersebut. Misalnya obat sakit kepala dan obat batuk yang diminum sekaligus, padahal keduanya mengandung parasetamol. Otomatis tubuh memperoleh asupan parasetamol dengan dosis ganda.

Efek samping yang terjadi akibat over dosis yaitu terdapat rasa nyeri pada lambung dan jantung yang berdetak lebih kencang. Kadang-kadang diikuri rasa gelisah bahkan hilang kesadarannya. Dampak yang paling buruk dapat kehilangan nyawa.

Beberapa efek samping dari pemakaian antibiotik adalah sebagai berikut :

1. Amoxicillin

Efek samping : gangguan pencernaan seperti muntah, mual dan diare, timbul reaksi terhadap kepekaan dan lainnya.

2. Kalfoxim

Efek samping : reaksi hipersensitif, superinfeksi, timbul nyeri pada tempat penyuntikan, reaksi pada lambung dan usus, serta terjadi flebitis (reaksi pada radang pembuluh balik).

3. Intermoxil

Efek samping : terjadi infeksi kulit dan pada jaringan lunak. Diikuti rasa mual dan ingin muntah.
Karena pada dasarnya mekanisme kerja antibiotik adalah hanya menghilangkan rasa sakit apabila diketahui ada kecurigaan infeksi.

Namun tidak dapat dikonsumsi dengan berlebihan dalam waktu pendek. Reaksinya berbalik justru menimbulkan alergi.

Memahami Mekanisme Kerja Antibiotik

Antibiotik seringnya digunakan guna menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme atau bakteri yang menyebabkan suatu penyakit. Jenis antibiotik ada bermacam-macam. Masing-masing antibiotik hanya ampuh untuk melawan satu jenis bakteri saja.

Tidak ada antibiotik yang bisa melawan seluruh jenis kuman penyakit. Untuk lebih mengetahui secara mendalam tentang antibiotik, mari kita pahami terlebih dahulu bagaimana mekanisme kerja antibiotik

Mekanisme Kerja Antibiotik

  1. Mekanisme kerja antibiotik meliputi beberapa kelompok, yakni:
  2. Antibiotik bekerja dengan menghambat metabolisme sel kuman/bakteri
  3. Antibiotik membantu menghambat sintesis dinding bakteri/sel kuman
  4. Menghancurkan permeabilitas membran atau mekanisme pengangkutan sel kuman/bakteri
  5. Antibiotik membantu menghambat sel kuman dalam mensintesis protein
  6. Membantu menghambat atau merusak asam nukleat sel kuman.

Dampak Penggunaan Antiobiotik

Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Beberapa dampak terhadap penggunaan antibiotik adalah:

Melemahnya daya tahan tubuh. Mekanisme kerja antibiotik memang diakui untuk mempercepat matinya sel kuman atau bakteri penyebab penyakit, namun ternyata efek yang ditimbulkan dibalik penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan dapat membahayakan kesehatan. Salah satunya adalah mempengaruhi sistem imun tubuh. Walaupun penyakit cepat sembuh, namun si pasien juga dapat terserang penyakit yang sama dalam jarak waktu yang relatif singkat.

Resistensi terhadap antibiotik. Maksudnya adalah bakteri atau kuman sumber penyakit sudah tidak mempan lagi atau kebal terhadap suatu antibiotik, sehingga diperlukan obat antibiotik yang dosisnya lebih tinggi untuk membunuh kuman penyakit tersebut. Tentu saja hal ini cukup mengkhawatirkan bagi kesehatan kita.

Kapan Harus Mengkonsumsi Antibiotik

Ketika Anda pergi berobat ke rumah sakit atau klinik, pada umumnya dokter akan memberikan antibiotik dalam daftar resep obatnya. Tetapi jangan khawatir, karena memang ada beberapa penyakit yang mmemerlukan antibiotik dalam penyembuhannya, seperti:

  1. Sebagian penyakit infeksi pada telinga
  2. Penyakit infeksi sinus yang berat
  3. Penyakit radang pada tenggorokan
  4. Infeksi pada saluran kemih
  5. Penyakit typhus
  6. TBC atau tuberculosis

Hal yang Diperhatikan dalam Mengkonsumsi Antibiotik

Agar Anda dapat terhindar dari berbagai dampak negatif akibat penggunaan obat-obat antibiotik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah:

Sebaiknya hindari penggunaan antibiotik pada bayi dan anak-anak, terutama antibiotik kelompok tetrasiklin atau siprofloksasin.

Tanyakan alasan jika dokter memberikan obat antibiotik, karena untuk penyakit ringan seperti flu atau demam biasa, sebaiknya jangan menggunakan antibiotik.

Menanyakan tentang mekanisme kerja antibiotik, apakah ada resiko atau efek samping terhadap penggunaannya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Yang terpenting, Anda harus bijak dalam memilih obat yang tepat untuk Anda dan keluarga.