Sahabat Yatim

Contoh Poster Tentang Pendidikan

Dalam artikel ini akan dipaparkan beberapa contoh poster tentang pendidikan yang bisa dipelajari. Di berbagai kota di Indonesia saat ini poster sudah menjadi bagian dari ‘sampah’ kota. Hampir semua sudut sebuah kota terutama lampu merah dan jalan-jalan utama selalu dipenuhi poster, baik promosi, event, kampanye, tak terkecuali poster yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang tak jarang justru terlihat tak mendidik.

Sekilas tentang poster

Poster adalah salah satu media promosi dan sosialisasi cetak, oleh karena itu termasuk kategori MLR (Media Luar Ruangan). Ukuran dan print out poster sendiri sangat beragam, dari ukuran kertas pada umunya B5-A0. Begitu pula print out-nya, ada yang hitam putih sampai berbagai warna dugunakan untuk mempromosikan dan menyosialisasikan sesuai produk yang ‘dijual’.

Bisnis di Dunia Pendidikan

Pada dasarnya sah-sah saja dan sudah lumrah dunia pendidikan menggunakan poster sebagai media promosi. Misalnya sekolah dan kampus yang promosi penerimaan siswa dan mahasiswa untuk tahun ajaran baru. Namun jika teknis promosi dan pemasangan poster tak ada bedanya dengan poster konser atau hiburan lainnya lalu apa istimewanya dan bagaimana aplikasi dan well educated-nya (berpendidikan).

Contoh poster tentang pendidikan mudah dan banyak sekali ditemui pada akhir tahun dan awal ajaran baru. Ditempel dimana saja bahkan ditumpuk tak beraturan berebut tempat. Beberapa contoh poster tentang pendidikan justru mengurangi keindahan tata kota yang rapih dan cantik.

Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan bagi siapapun yang berhubungan dengan dunia pendidikan terutama lembaga pendidikan formal dan informal yang kerap kali menggunakan poster sebagi media informasinya, sebagi berikut:

  1. Memiliki tujuan dan konsep untuk poster yang akan digunakan. Beberapa tujuan lembaga pendidikan menggunakan poster misalnya untuk memberikan informasi, menjelaskan sesuatu, meyakinkan atau membujuk target spesifik. Tentu tidak semua informasi disampaikan, beberapa informasi yang dianggap penting saja yang dijadikan materi poster. Seperti profil, prestasi, hari-tanggal penerimaan-penutupan, contact person dan sebagainya.
  2. Fokus kepada kebutuhan dan harapan. Seperti point a, tentu tak selamanya konsep poster untuk memberikan informasi. Adakalanya sekadar menjelaskan sesuatu misalnya kegiatan, program, dan acara lembaga pendidikan tertentu, atau untuk meyakinkan target spesifik sehingga digunakan bahasa marketing atau pilihan kata yang menjual. Digarapkan setelah target spesifik membaca poster tersebut akan tertarik untuk mendaftar diri. Oleh karena itu, fokuslah memberikan informasi sesuai dengan konsepnya jangan asal deti saja.
  3. Materi poster adalah data yang akurat, beralasan, logis, dan fakta. Misalnya contoh poster tentang pendidikan yang prestatif, memenangkan suatu lomba, foto, piala atau piagam, nama lomba, tahun dan tempat menjadi materi wajib yang ditampilkan di poster. Meskipun tidak semuanya tapi yang penting bukan fiktif belaka.
  4. Selektif, hati-hati dalam pemilihan kata. Siapa target spesifiknya, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua tentu berbeda bahasa dan kata-kata yang bisa membuat mereka tertarik untuk membaca poster. Supaya kemungkinan daftar atau berpatisipasi semakin besar. Dalam hal ini bukan sekadar benar kata-kata dan bahasanya, tapi yang paling penting sesuai dengan target spesifiknya.
  5. Simple, sesederhana mungkin. Poster sangat identik dengan desain grafis. Sehingga semakin artistik sebuah poster, kemungkinan target spesifik membacanya secara logika akan semakin banyak. Poster yang terlalu padat informasinya bukan berarti baik, karena apa bedanya dengan koran, tapi terlalu minimalis pun informasinya juga tidak baik. 

KNC (Know Your Customer)

Ukuran media informasi atau channel yang efektif bukan sekadar artistik dan enak dipandang, tapi yang paling penting sesuai dengan target spesifiknya. Jika ditinjau dari keingintahuan target spesifik tentang sebuah lembaga pengetahuan paling tidak akan terbagi menjadi dua bagian. Lembaga pendidikan yang mengetahui level keingintahuan target spesifiknya tentu tidak sembarangan dalam membuat poster terutama materi yang disampaikannya. Adapun keingintahuan tersebut adalah:

  1. Target spesifik yang dimau intinya tanpa harus basa-basi. Pada umumnya target spesifik seperti ini dimiliki oleh lembaga pendidikan yang sudah relatif lama, sehingga edukasi pasar mengenai profil pendidikannya bisa diminimalisir sebab sudah dikenal. Ketika lembaga pendidikan ini mengadakan event, nama event, tempat, tanggal, waktu, tiket gratis atau bayar, ada apa saja di event, siapa saja talent yang dilibatkan dan informasi yang langsung kepada point-nya lebih dibutuhkan oleh target spesifik daripada udukasi pasar tentang profil lembaga pendidikan itu sendiri.
  2. Target spesifik yang tertatik dengan semua hal detil. Terget spesifik ini dimiliki oleh lembaga pendidikan yang baru berdiri dan akan melaksanakan sebuah event. Pada umunya target spesifik akan mencari tahu terlebih tentang lembaga pendidikan yang akan melaksanakan event. Oleh karena itu ada baiknya jika profil lembaga pendidikan secara singkat namun padat menjadi salah satu materi yang disampaikan di poster disamping informasi kemeriahan event yang akan dilaksanakana.

Final Touch

Memang tak mudah menggunakan poster sebagai media informasi, di tengah-tengah poster event hiburan dan mendapatkan perhatian lebih banyak. Namun demikian bukan berarti poster tentang pendidikan tidak bisa menarik. Setelah mempersiapkan materi poster; event, profil lembaga pendidikan, ilustrasi dan materi lain, tak kalah penting juga memperhatikan sentuhan akhir dalam membuat poster tentang pendidikan yaitu:

  1. Lay out dan desain, tak sembarangan orang bisa memadu padankan lay out dan desain poster. Dibutuhkan jiwa seni, kreatifitas, dan wawasan yang luas untuk membuatnya. Kekinian cukup banyak jasa-jasa desain yang salah satunya melayani pembuatan poster dari mulai pembuatan desain sampai printing-nya. Hal ini untuk menghindari komposisi materi, pewarnaan dan ilustrasi yang tak ideal tak sekadar padat informasi saja namun enak dipandang.
  2. Dokumentasi foto kegiatan-kegiatan lembaga pendidikan. Ini akan sangat dibutuhkan untuk mendukung materi yang dimuat. Oleh karena itu setiap kegiatan yang dipandang penting wajib didokumatasikan fotonya untuk dijadikan ilustrasi poster.
  3. Tipografi, jangan sampai kejadian target spesifik sulit membaca informasi karena tipografi atau jenis hurufnya kurang jelas. Ini menunjukkan bahwa jenis huruf yang dipilih bukan sekadar artistic tapi harus diperhatikan juga keterbacaannya apalagi ini poster tentang pendidikan yang lebih mengesankan formal. 
  4. Teknis pewarnaan, masih berkaitan dengan keterbacaan, lagi-lagi tak ada aturan yang pasti tentang warna yang digunakan. Semuanya kembali kepada keterbacaan bukan sekadar artistik. Beberapa warna yang biasa digunakan, apabila background posternya berwarna gelap hitam, coklat, biru tua, ungu, tipografinya berwarna putih, kuning dan warna lain.
  5. Tempat menempelkan poster, ketika menempelkan poster harus diperhatikan juga jelas terlihat atau tidak. Jangan sampai ketinggian sehingga target spesifik malas membacanya atau terhalang misalnya oleh pohon dan tiang listrik.

Itulah sentuhan akhir yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poster terutama poster pendidikan yang hampir semuanya mempunyai visi mencerdaskan kehidupan bangsa. Ironis rasanya jika contoh poster tentang pendidikan justru tidak mendidikan, informasi tadi semoga bisa menambah wawasan

 

Exit mobile version