Cara membangkitkan selera makan anak usia 1-2 tahun – Sekalipun selera makan si kecil cenderung menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, kemampuannya untuk makan pada tahap usia ini justru meningkat. Karena itu, Anda sebaiknya tidak membandingkan selera makan saat ini dengan bulan-bulan sebelumnya. Sebab, sekarang anak mulai beranjak dari sesosok makhluk lemah yang sangat menggantungkan diri kepada Anda. menjadi sesosok individu yang sedang belajar mandiri.
Memang, banyak orang tua yang khawatir melihat perubahan pola makan anaknya pada rentang usia ini. Namun, Dr. Arnold L. Gessel, seorang psikolog ahli perkembangan anak dari Amerika, mengatakan dalam bukunya The First Five Years of live, bahwa anak-anak pada rentang usia ini sangat peka terhadap berbagai gangguan yang ada di dekatnya. Misalnya, kedatangan sang ayah atau ibunya. Itu sebabnya, ketika saat makan tiba, sedapat mungkin jauhkan si kecil dari kemungkinan adanya gangguan, sekecil apa pun. Sebab, selera makannya akan langsung hilang begitu dia merasa “terganggu”.
Pendapat ini didukung ahli lainnya, Dr. Frances L I1g., dalam bukunya lnfant and Child in the Culture of Today. Dokter anak dari Amerika ini mengatakan bahwa sekalipun selera makan anak saat ini cenderung menurun, tapi berat tubuhnya akan terus bertambah. Hanya saia, tidak lagi sebanyak bulan-bulan sebelumnya.
Cara membangkitkan selera makan anak usia 1-2 tahun
Dr Frances L Ilg. memberi saran kepada para orang tua agar pandai pandai menyusun strategi dalam menciptakan suasana yang mendukung di saat acara makan tiba. Dia menegaskan bahwa orang tua, dalam hal ini ibu, memang dituntut untuk kreatif, baik dalam menyusun menu, mengolah, meracik, bahkan juga menyajikan makanan agar tampil menarik dan menggugah selera si kecil. Begitu pula dalam mengatur urutan makanan yang diberikan. Misalnya, saat memperkenalkan jenis buah-buahan atau sayuran jenis baru kepadanya Pada usia ini Anda dapat memperkenalkan buah-buahan atau sayuran yang belum pernah diberikan pada usia sebelumnya. Tapi Anda jangan berkecil hati jika pada awalnya anak menolak mentah-mentah “makanan baru” tersebut. Sikap seperti ini akan ditunjukkan oleh hampir semua anak seusianya. Fenomena ini dikenal dengan istiiah neofobia. ketakutan yang timbul terhadap hal-hal baru yang belum dikenalnya.
Cobalah lagi memberikan “makanan baru” itu beberapa waktu kemudian Dengan mengenal lebih banyak bentuk, warna, rasa, dan tekstur “makanan baru” tersebut, diharapkan ia akan menyukainya.
Majalah Ayahbunda
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.