Sudah seharusnya seorang ibu dimuliakan oleh anak anaknya, mengingat perjuangan seorang ibu bukanlah perjuangan yang mudah, mulai dari mengandung, melahirkan, mendidik, membesarkan hingga di ujung usia seorang ibu tetap menyayangi anak anaknya.
Ayat Al-Quran Tentang Ibu
Di dalam beberapa ayat Al Quran juga disebutkan bahwa seornag ibu adalah sosok yang sangat mulia dan berikut beberapa ayat Al Quran yang menceritakan tentang sosok seorang ibu.
1. QS. Maryam ayat 32
Allah SWT berfirman dalam QS. Maryam ayat 32 yang berbunyi:
وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَتِى وَلَمْ يَجْعَلْنِى جَبَّارًا شَقِيًّا
Wa barram biwaalidatii wa lam yaj’alnii jabbaaran syaqiyyaa.
Artinya: Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Nah, itulah beberapa ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan derajat kemuliaan seorang ibu. Semoga kita sebagai anak dapat terus berbakti kepada orangtua, ya.
2. QS. Luqman ayat 14-15
Allah SWT berfirman dalam QS. Luqman ayat 14-15 yang berbunyi:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Wa wassainal-insaana biwaalidaiih, hamalat-hu ummuhu wahnan ‘alaa wahniw wa fisaaluhu fii ‘aamaini anisykur lii wa liwaalidaiik, ilayyal-masiir.
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Wa in jaahadaaka ‘alaa an tusyrika bii maa laisa laka bihii ‘ilmun fa laa tuti’humaa wa saaḥib-humaa fid-dun-yaa ma’rufaw wattabi’ sabiila man anaaba ilayy, summa ilayya marji’ukum fa unabbi`ukum bimaa kuntum ta’malun.
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
3. QS. Ali Imran ayat 35-36
Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 35-36 yang berbunyi:
إِذْ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ عِمْرَٰنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Iz qaalatimra`atu ‘imraana rabbi innii nazartu laka maa fii batnii muharraran fa taqabbal minnii, innaka antas-samii’ul-‘aliim.
Artinya: (Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ ۖ وَإِنِّى سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ
Fa lammaa wada’at-haa qaalat rabbi innii wada’tuhaa unṡaa, wallaahu a’lamu bimaa wada’at, wa laisaz-zakaru kal-unsaa, wa innii sammaituhaa maryama wa innii u’iizuhaa bika wa zurriyyatahaa minasy-syaitaanir-rajiim.
Artinya: Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.