ASI bukan hanya baik untuk ibu, namun juga bagi bayi yang dilahirkannya. Pada saat melahirkan payudara ibu akan membesar dan menghasilkan air susu yang khusus untuk makanan bayinya. Pengetahuan ibu tentang hal ini masih dibilang sangat minim. Ini terbukti dengan masih banyaknya ibu yang tidak memberikan bayinya ASI karena berbagai alasan.
Kelebihan dan Manfaat ASI
Pengetahuan tentang hal ini memang perlu diterapkan, khususnya untuk para ibu. Air Susu Ibu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan susu formula, yaitu sebagai berikut.
- Sebagai nutrisi bayi yang paling ideal dengan kandungan gizi yang tinggi.
- Dapat membantu kecerdasan bayi, karena mengandung zat-zat khusus, seperti taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang yang dibutuhkan otak bayi agar dapat tumbuh optimal.
- Steril dan bersih, sehingga terhindarkan dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh parasit, jamur, bakteri, dan virus.
- Penyajiannya tidak merepotkan dan tidak memiliki kemungkinan menjadi basi.
- Lebih mudah dicerna bayi sehingga tidak akan membuat bayi susah buang air besar (BAB).
- Membantu penghematan. Di zaman yang serba mahal, ASI lebih efektif dibandingkan dengan susu formula yang sekarang harganya semakin tinggi. Untuk memberikan susu formula dibutuhkan alat dan perlengkapannya, sedangkan Air Susu Ibu tidak. Karena ASI diberikan kepada bayi langsung dari payudara ibu.
Komposisi ASI
Memiliki komposisi yang berbeda dengan susu formula, komposisi nya sangat sesuai dengan pertumbuhan Bayi. Berdasarkan komposisinya, dibedakan menjadi tiga, yaitu;
Kolostrum
Ini adalah Air Susu Ibu yang keluar dari waktu awal kelahiran sampai hari ke 4 atau ke 7. ASI kolostrum berwarna kuning encer atau jernih dan lebih menyerupai darah. ini mengandung sel hidup yang dapat membunuh kuman atau mengandung zat kekebalan (antibodi), mengandung protein yang tinggi, karbohidrat, dan lemak yang rendah.
Kolostrom juga baik untuk membersihkan usus pada bayi dan untuk saluran percenaan bayi. Jadi, ayoo ibu.. berusahalah!! Pada waktu awal pemberian ASI apalagi kelahiran pertama memang agak kesulitan memberinya, kadang ASI susah keluar.
ASI Transisi
Ini adalah ASI yang keluar sesudah masa Kolostrum sampai hari ke 10 atau ke 14 setelah kelahiran dan sebelum menjadi ASI yang matang. Kandungannya pada waktu ini mengandung karbohidrat dan lemak yang tinggi dengan volume yang semakin meningkat. Sedangkan protein lebih rendah dibandingkan dengan kolesterol dan lemak. ASI transisi perlu diberikan karena pada waktu masa kolostrum, kandungan karbohidrat dan lemaknya masih kurang.
ASI Matang
Ini adalah ASI yang keluar sekitar hari ke 14 sesudah melahirkan dan seterusnya, komposisi dan kandungan zat-nya relatif konstan.
Air Susu Ibu memang memiliki kelebihan yang tak terkira manfaatnya dibandingkan dengan susu formula, seberapa mahal pun susu formula tersebut. Namun saat ini banyak fakta miris yang kita temui di dalam masyarakat bahwa kebanyakan ibu tak memberikannya kepada bayinya. Hal ini dilakukan dengan berbagai alasan. Mereka lebih cenderung memilih untuk memberikan susu formula kepada bayi mereka.
Alasan Para Ibu Memberikan Susu Formula
Berikut adalah beberapa alasan mengapa para ibu lebih memilih untuk memberikan susu formula kepada bayi mereka.
Kesibukan
Inilah alasan pertama yang banyak mendasari mengapa para ibu lebih memilih untuk memberikan susu formula. Saat ini banyak para ibu yang pergi bekerja ke luar rumah meninggalkan bayi mereka yang seharusnya masih mengkonsumsi ASI. Karena pada waktu menyusui ibu tak berada di dekat si bayi maka sebagai gantinya diberikanlah susu formula.
Hal ini sejatinya adalah hal yang miris untuk dilakukan oleh seorang ibu. Seorang bayi sejatinya membutuhkan Air Susu Ibu yang berasal dari ibunya. Namun karena si ibu lebih mementingkan untuk mengejar karir di luar rumah maka ia meninggalkan kewajibannya untuk menyusui anaknya.
Namun perlu diacungi jempol bagi para wanita bekerja yang masih memiliki pemikiran akan betapa sangat pentingnya ASI bagi bayinya dan perkembangan bayinya. Para wanita ini tetap memberikannya walau pun mereka harus pergi bekerja.
Bagi yang memungkinkan, para ibu ini membawa serta bayi mereka ke tempat kerja mereka. Namun ini pun juga tak disertai dengan resiko yang minim. Bayi akan lebih terpapar pada udara luar yag banyak terkontaminasi oleh banyaknya zat yang berbahaya.
Solusi lain adalah si ibu pulangke rumah pada setiap waktunya untuk menyususi si bayi. Ini pun juga tak gampang. Karena tidak semua pekerjaan yang memberikan kemudahan bagi si ibu untuk mondar-mandir pulang pergi ke rumah dan tempat kerja hanya untuk menyusui si bayi.
Kurangnya ilmu
Walau pun ada sebagian ibu yang sangat memahami tentang betapa baik dan bermanfaatnya ASI bagi bayinya sehingga mereka pun rela untuk melakukan apa pun agar bayi mereka tetap mendapatkan yang cukup, namun tak sedikit pula ibu yang masih belum memiliki pengetahuan yang benar.
Banyak dari para wanita ini yang masih tak begitu mengerti tentang fungsi ASI untuk perkembangan bayi mereka. Sehingga mereka pun malas untuk memberikannya kepada bayi mereka.
Atau mungkin mereka hanya memberikannya pada waktu yang lumayan singkat saja. Pemberian ini tidak sampai pada waktu dua tahun seperti yang memang telah disarankan atau pun telah disyariatkan di dalam ajaran agama Islam.
ASI tidak keluar
Ada sebagian ibu yang telah melakukan banyak hal agar dapat mengeluarkannya namun tetap saja tidak keluar. Pada contoh kasus seperti ini memang tidak ada pilihan selain memberikan susu formula bagi si bayi.
Perasaan si ibu bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup bagi si bayi. Banyak sekali para ibu yang merasa bahwa ASInya keluar sedikit. Atau bahwa yang keluar masih belum apat memenuhi kebutuhan bagi si bayi. Terutama pada bayi laki-lakiyang dianggap membutuhkan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan bayi perempuan.
Bayi yang mengkonsumsi ASI secara kurang dianalisa menjadi bayi yang suka menangis. Jadi kebanyakan ibu akan menduga bahwa bayinya yang sering menagis adalah diakibatkan oleh produksi ASInya yang kurang. Sehingga sebagai satu-satunya solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan susu formula terhadap si bayi.
Sebenarnya pandangan seperti ini adalah sebuah kekeliruan. Karna, produksi ASI ialah sesuai supply and demand. Seberapa banyaknya ASI dibutuhkan maka sebanyak itulah ASI akan diproduksi. Jadi anggapan bahwa jumlah ASI yang keluar masih belum dapat mencukupi jumlah ASI yang dibutuhkan adalah salah.
Hal ini sangatlah terbukti pada kasus tandem nursing dimana ibu menyusui dua anaknya. Bisa jadi merupakan dua anak yang yang dilahirkan dalam waktu yang berdekatan atau pun ibu yang melahirkan anak kembar.
Sebenarnya memang ASI adalah sebuah makanan yang telah disiapkan bagi setiap bayi. Ini pun telah menjadi sebuah benang kuat untuk mengikat tali kasih antara seorang ibu dan anaknya. Untuk itulah sebagai ibu haruslah memang memiliki pengetahuan yang benar tentang ASI. Pengetahuan ibu tentang ASI ini sangatlah berpengaruh bagi tumbuh kembang si anak.