Ini merupakan kisah nyata perjuangan Ulis Melania Pratiwi, seorang anak asuh Sahabat Yatim yang berhasil meraih predikat mahasiswa terdisiplin dan meraih gelar sarjana komunikasi patut diapresiasi dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
“Berdoa kepada Allah, berusaha sebaik mungkin dan jangan membuang-buang waktu hanya untuk bermain-main, pasrahkan semuanya kepada Allah SWT. kalau sudah dipasrahkan kepada Allah, jangan pernah ragu akan hasil akhir, kita hanya perlu berusaha dan untuk hasil akhirnya biarkan allah yang memilih.” ucap Ulis.
Beberapa waktu yang lalu, Ulis Melania Pratiwi salah seorang anak asuh asrama Sahabat Yatim, merayakan kelulusannya dengan mendapat gelar sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Tangerang. Tak hanya itu, ia juga terpilih sebagai wisudawan terdisiplin, melalui survei yang dilaksanakan oleh pihak Universitas.
Dibalik prestasinya yang membanggakan tersebut, Ulis merupakan seorang anak yatim-piatu. Ayah nya telah meninggal dunia sejak ia sedang memasuki SD kelas 1, dan ibunya meninggal ketika Ulis sedang duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Ulis merupakan anak ke 3 (tiga) dari 4 (empat) bersaudara. Sejak kecil, Ulis memang bercita-cita ingin sekali berkuliah di salah satu Universitas.
Lika-liku Ulis meraihi impiannya, dimulai sejak ia berkeinginan untuk masuk ke pesantren, namun saudara-saudaranya tidak mengizinkan. Dan pada akhirnya, Asrama Sahabat Yatim Bogor merupakan tempat yang dipilih, untuk Ulis melanjutkan pendidikannya. Alasan pertama, Ulis ditempatkan di asrama Sahabat Yatim adalah karena lokasi asrama yang strategis dan dekat dengan tempat tinggal nya sehingga, masih bisa dikunjungi oleh kerabatnya.
Tak hanya itu, bentuk pengasuhan di Asrama Sahabat Yatim tidak hanya dengan belajar pelajaran umum saja, namun juga belajar pendidikan agama Islam dan mempelajari Al-Qur’an. Ulis mengatakan bahwa sepuluh tahun ia tinggal di asrama bukanlah waktu yang sedikit. Sahabat Yatim menurutnya sangat berperan penting dalam kehidupannya,dukungan materi dan non materi selalu di berikan oleh Sahabat Yatim untuk kebutuhan anak-anak di asrama Sahabat Yatim. Ulis bercerita bahwa ia sering bertemu dengan kepala asrama atau biasa dipanggil dengan sebutan umi dan abi, dari sana ia banyak mendapatkan pelajaran hidup yang berkesan dan juga teman-teman lainnya yang sering membuat nya terhibur.
Ulis bercerita bahwa “waktu tinggal di asrama, perasaan aku kaya naik rollercoaster ka hahaha senang ada sedih juga ada tapi di asrama itu kaya tinggal dirumah sendiri aja, cuma bedanya di asrama aku belajar banget jadi mandiri. Rasa kekeluargaan yang ga bisa dirasakan di keluarga pada umumnya, gimana ya jelasinnya wkwk. Misalnya, anak-anak yang tinggal di asrama itu memang dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, tapi kita bisa menyatukan pikiran kita dan bisa mengesampingkan ego kita, supaya bisa sama-sama merasa nyaman tinggal di asrama.”
Tidak hanya itu saja, Ulis juga memiliki impian untuk menjadi seorang pengusaha, mampu membeli rumah dengan dana pribadi dan melanjutkan pendidikannya di jenjang S2. Ulis berpesan kepada adik-adik asrama Sahabat Yatim untuk terus berkarya dan jangan malu untuk bermimpi. “jangan dengarkan omongan negatif orang lain, fokuslah pada pencapaian sekecil apapun, jangan tinggalkan sholat, tetap berbuat baik pada orang lain walaupun kita tahu mungkin orang itu tidak bisa membalas kebaikan kita. Keep Fighting !.”
“Terima Kasih untuk para donatur dermawan, karena sudah mempercayakan Sahabat Yatim sebagai wadah amal akhiratnya. Semoga apapun yang telah diberikan, Allah SWT gantikan dengan yang jauh lebih baik lagi” tutur Ulis.