Site icon Sahabat Yatim

Alat Ukur Kepuasan Kerja Dalam Dunia Kerja

Alat Ukur Kepuasan Kerja

image by freepik

Apa itu alat ukur kepuasan kerja ? Di dalam sebuah perusahaan, keberadaan karyawan atau pegawai adalah ujung tombak dari jalannya atau kesinambungan dari perusahaan itu sendiri. Baik buruknya etos kerja yang dilakukan oleh karyawan maka akan sangat menentukan baik buruknya dari penjalanan proses perusahaan. Untuk itu, amatlah penting dari keberadaan alat ukur kepuasan kerja.

Apa maksud dari alat ukur kepuasan dalam bekerja ? Maksud dari alat ukur kepuasan dalam bekerja adalah bagaimana untuk mengetahui tingkat dari rasa puas yang telah dimiliki oleh karyawan dalam segala hal yang ada di dalam lingkungan kerjanya.

Komponen

Komponen dari kepuasan kerja ini dapat menyangkut beberapa hal, yaitu sebagai berikut.

1. Kepuasaan dalam Pekerjaan Itu Sendiri

Seperti yang banyak dikatakan oleh sebgian dari trainer atau para motivator bahwa ketika bekerja haruslah dimulai dari hati atau haruslah mencintai apa yang kita kerjakan. Ketika pekerjaan dijalankan dengan hati, maka akan timbul perasaan suka dan menyenangi pekerjaan itu sendiri. Hal ini akan sangat mempengaruhi semangat kerja dari karyawan itu sendiri. Maka dari itulah, amatlah penting bagi pihak perusahaan untuk mencari orang-orang yang akan direkrut adalah orang-orang yang memiliki dedikasi ataupun passion terhadap apa yang akan dikerjakan. Dengan adanya passion ini, akan membuat begitu mudah bagi karyawan untuk melakukan etos kerja yang sangat baik, karena dari hati ia akan bekerja.

Lain halnya dengan sebagian dari karyawan yang merasa bahwa pekerjaan di hadapan dirinya adalah sebuah pilihan terakhir di mana tak ada lagi pilihan lain. Maka tentunya, pekerjaan yang akan dijalankan hanya akan dilakukan dengan sepenuh hati atau hanya sekadar sebagai sebuah ladang penghasilan tanpa memiliki keinginan untuk sebuah pengabdian.

Sebagai sebuah contoh nyata adalah seorang lulusan diploma yang merasa kesulitan untuk mengajar di tingkat sekolah dasar, mengenah ataupuan atas. Karena kita tahu bahwa saat ini untuk mengajar di level yang telah disebutkan harus memiliki gelar paling tidak adalah Strata 1. Lalu, ketika ada tawaran untuk mengajar di tingkat pendidikan usia dini atau PAUD, maka tawaran akan diambil.

Dalam menjalani tugas sebagai pengajar taman kanak-kanak dan tanpa didasari dengan sebuah rasa cinta kepada dunia anak-anak hanya karena keterpaksaan, tentunya hal ini akan memberikan pengaruh kepada etos kerja dirinya. Hal yang dilakukan hanyalah sebuah penunaian kewajiban sebagai seorang guru tanpa adanya sebuah tanggung jawab yang lebih besar sebagai seorang pengajar.

2. Kepuasan Timbal Balik yang Diberikan atau Dinamakan dengan Gaji

Secara nyata, semua orang melakukan pekerjaan atau berniat memiliki pekerjaan adalah untuk mendapatkan gaji. Sebuah hal yang nyata bahwa semakin tinggi gaji yang diberikan, maka akan memengaruhi etos kerja dari kebanyakan kita. Hal ini memang tidak bermaksud untuk menjadikan setiap dari pekerja adalah seorang yang materialistik, tetapi memang kondisi di lapangan atau kondisi realistis adalah seperti itu.

Kepuasan karyawan akan sangat ditentukan oleh bagaimana standar gaji yang diberikan, apakah memang sudah sesuai dengan standar yang ada dan juga keinginan atau kebutuhan dari karyawan. Misalnya adalah dengan kerja seharian atau di jangka waktu yang lumayan lama, tetapi masih mendapatkan gaji yang di bawah standar, maka hal ini tentunya akan mengurangi kepauasan kerja karyawan dan secara nyata juga akan memengaruhi etos kerja atau kualitas kerja dari karyawan itu sendiri.

Lain halnya ketika gaji yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sudah berada di atas standar dan karyawan sudah merasa puas akan besarnya gaji yang diberikan, maka karyawan akan memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan feedback kepada perusahaan atas hal yang dirinya telah didapatkan dari perusahaan.

Hal ini sejatinya adalah sebuah hal yang sangat wajar untuk terjadi. Kebanyakan dari kita akan melakukan hal yang baik kepada siapa saja yang telah berbuat baik kepada diri kita. Sebaliknya, akan sangat sulit untuk berbuat baik kepada orang yang tidak berbuat baik kepada diri kita.

3. Kepuasan terhadap Pengawasan

Hal ini lebih berkaitan dengan bagaimana hubungan yang dibangun di antara atasan dan bawahan. Jika memang atasan sudah dapat untuk memberikan kejelasan mengenai apa dan bagaimana yang harus dikerjakan oleh bawahannya, bawahan juga akan merasakan bentuk kepemimpinan yang sangat jelas.

Jika hubungan antara atasan dan bawahan dibuat dengan sedemikian luwes dan tak kaku, tentu akan membuat pelaksanaan tanggung jawab di dalam perusahaan juga akan menjadi lebih lancar, tanpa adanya rasa canggung dan kaku kepada atasan.
Itulah beberapa komponen dari alat yang dijadikan untuk mengukur kepuasaan kerja dari karyawan di sebuah perusahaan.

Perbedaan dalam Kepuasaan Kerja

Dalam tingkat kepuasaan kerja ini, terdapat perbedaan dalam masing-masing individu. Ada beberapa hal yang akan memengaruhi bagaimana perbedaan mengenai individu ini dan hal ini menyangkut kepada hal-hal berikut.

1. Kepribadian Seseorang

Kepribadian secara nyata akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana seseorang dapat merasakan kepuasaan kerja. Ada seorang yang sudah dapat merasa puas dan nyaman dengan segala situasi yang ada di sekelilingnya. Hal ini dibentuk oleh karakteristik diri. Sementara itu, ada sebagian orang yang sangat sulit untuk mencapai taraf puas, karena memang ia memiliki standar kepuasaan yang juga tinggi. Hal ini erat hubungannya dengan kepribadian yang dimilikinya.

2. Umur dan Jenjang Karier

Semakin tua umur seseorang , kebanyakan akan semakin mudah untuk merasa puas akan apa yang sudah dilakukan. Sementara, kebanyakan pekerja di usia yang masih relatif muda akan lebih sulit untuk merasa puas dengan apa yang sudah dijalankan.

3. Tingkat Pendidikan yang Dimiliki

Semain tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki, maka kebanyakan akan merasa untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik. Jenjang pendidikan merupakan cara yang ditempuh oleh seseorang dengan biaya tidak sedikit. Oleh karena itu, mereka ingin jenjang pendidikannya tersebut mendapatkan penghargaan dengan cara mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

4. Gender

Masalah gender atau jenis kelamin juga menjadi masalah tersendiri dalam dunia kerja. Seorang wanita dirasakan akan lebih sulit mencari kerja jika dibandingkan pria. Namun, untuk beberapa kasus, hal tersebut justru terbalik. Seorang wanita justru lebih mudah untuk dapat bekerja daripada seorang laki-laki. Misalnya saja yang terjadi di pabrik rokok. Pegawai buruhnya yang diambil hanyalah berasal dari kaum hawa.

5. Etnik dan Budaya

Seseorang yang merupakan asli pribumi biasanya mendapatkan upah lebih kecil jika dibandingkan mereka yang merupakan kaum ekspatriat. Memang menyedihkan sekali ternyata orang pribumi mendapatkan nasib yang kurang baik di buminya sendiri.
Itulah ulasan seputar alat ukur kepuasan kerja. Perbedaan dalam kepuasaan kerja memang terlihat sekali dalam ke lima masalah tersebut. Oleh karena itu, harus diatasi agar tidak menjadi masalah yang serius di dalam dunia kerja.

Exit mobile version