You are here:

Pengertian Harmonis Dan Kunci Keluarga Harmonis

Keluarga Sakinah

Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti harmonis adalah seiya-sekata. Dalam kontteks keluarga, pengertian dari harmonis berarti kondisi seiya – sekata di antara anggota keluarga. Keharmonisan dalam keluarga akan terwujud bila di dalamnya terdapat sikap saling menghargai dan menyayangi antar anggota keluarga.

Keharmonisan dalam keluarga akan mampu menghantarkan penghuninya untuk menuju ke gerbang kebahagiaan. Semua keluarga tentunya ingin menjadi harmonis meskipun terkadang didera oleh banyak sekali masalah yang menerjang keluarganya.

Untuk mewujudkan keharmonisan dalam keluarga bukanlah perkara yang mudah karena di dalamnya terdapat banyak sekali kepala yang ikut memiliki pemikiran yang berbeda. Namun semua hal tersebut bisa di atasi jika ada kesungguhan untuk mewujudkannya dari para penghuninya.

Pentingnya Keharmonisan Keluarga

Alangkah indahnya pengertian harmonis jika dapat terwujud dalam keluarga kita. Perbedaan yang ada antara pasangan suami – istri dapat diselaraskan. Tak ada pertengkaran seperti yang biasa kita lihat dalam tayangan sinetron di televisi. Keharmonisan ialah hal yang sangat penting dan menjadi dambaan bagi setiap keluarga. Sebab keluarga adalah tempat kita melabuhkan diri dari kepenatan beraktivitas.

Setelah seharian bekerja mencari nafkah, seorang suami akan pulang dan berharap menemukan senyum sang istri dan jerit gembira buah hatinya menyambut kedatangan sang ayah. Itulah umumnya sumber kebahagiaan utama seorang kepala keluarga. Perkembangan sosial seorang anak juga dipengaruhi dari tingkat keharmonisan keluarga tempat ia bernaung. Jika ia tumbuh dalam keluarga yang harmonis, insya Allah perkembangan sosialnya pun baik. Ia tidak mudah terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

Komunikasi Dalam Keluarga

Mungkin Anda sering mendengar cerita tentang kenakalan remaja seperti mabuk-mabukan, tawuran, narkoba, pelecehan seksual, dan sebagainya. Jika ditelusuri lebih lanjut, pelaku kenakalan remaja hampir 100% berasal dari keluarga broken home. Apa yang mereka dapat lakukan merupakan bentuk pelampiasan kemarahan karna merasa tak mendapatkan kebahagiaan di rumahnya sendiri.

Banyak sekali akibat yang bisa dari sebuah keluarga yang tidak memiliki keharmonisan di dalamnya. Akibat tersebut dirasakan oleh semua orang dan tidak hanya dirasakan oleh satu atau dua orang saja. Semua yang hidup di dalamnya akan merasakan akibat yang disebabkan oleh ketidakharmonisan tersebut.

Seorang anak akan menjadi tidak terurus baik dari segi perilaku maupun kejiwaannya karena di dalam rumah mereka tidak ada keharmonisan sama sekali. Bagaimana bisa berkembang menjadi anak yang baik jika di dalam keluarga mereka sendiri tidak ada yang bisa mengurusi perkembangan anak tersebut.

Perkembangan anak menjadi tidak terurus karena orang tua terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Mereka berdua terlalu sibuk untuk dengan urusannya masing-masing karena keharmonisan yang ada di dalam keluarga tersebut tidak terjalin dengan baik.

Akibatnya adalah seperti yang sudah disebutkan bahwa seorang anak menjadi tidak terurus dan telantar dalam menjalani tumbuh kembangnya. Dan hal yang paling menyedihkan adalah ketika anak menjalani masa untuk menemukan jati dirinya.

Dalam masa ini anak sangatlah butuh bimbinga yang serius baik dari lingkungan sekolah maupun keluarganya. Tentu saja sebenarnya yang memiliki peran yang paling penting adalah keluarga karena keluarga adalah sekolah utama dan paling sering dijumpai oleh anak.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Keharmonisan Keluarga

Menjaga keharmonisan sebuah keluarga membutuhkan peran dari semua pihak. Tidak hanya oleh satu pihak saja tetapi semua orang yang berada di dalam keluarga tersebut memiliki peran yang sangat penting untuk turut serta menjaga keharmonisan tersebut.

Adapun bagaimanan cara menjaga keharmonisan dalam sebuah keluarga ditentukan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi keharmonisan keluarga, antara lain ialah sebagai berikut.

Komunikasi Dalam Keluarga

Komunikasi

Komunikasi merupakan kunci utama suksesnya sebuah hubungan. Demikian pula bila dikaitkan dengan pengertian harmonis dalam keluarga. Untuk mencapai kondisi seiya-sekata, perbedaan yang ada dapat diselaraskan melalui komunikasi. Jalinan komunikasi yang baik akan menciptakan saling pengertian di antara anggota keluarga.

Sebaliknya, kurangnya komunikasi akan memicu banyak kesalah pahaman yang akan berujung konflik. Semakin sering terjadi kesalahpahaman, semakin sering konflik terjadi. Akibatnya, tak ada lagi keharmonisan dalam keluarga.

Kurang komunikasi yang dilakukan oleh sebuah keluarga mengakibatkan adanya perasaan saling tidak mengerti antara yang satu dengan yang lainnnya. Mengingat pentingnya peran sebuah komunikasi yang dibutuhkan dalam menjaga keharmonisan sebuah keluarga maka sebaiknya disempatkan untuk berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya.

Kesibukkan urusan kerja dan kantor terkadang dijadikan sebagai sebuah alasan yang paling utama ketika seseorang jarang melakukan komunikasi. Sebenarnya hal tersebut bisa diatasi jika keduanya memiliki komitmen untuk tetap menjaga keharmonisan dalam berumahtangga.

Ada baiknya ketika setelah selesai pulang kantor maka berilah ruang untuk bisa berkomunikasi antar yang satu dnegan yang lainnya. Jangan terlalu banyak alasan untuk tidak berkomunikasi.

Ingat bahwa keputusan ada di tangan kita sendiri bukan karena keadaan yang memaksa kita demikian. Ketika kita ingin menjaga keutuhan dan keharmonisan sebuah rumah tangga maka sudah tentu hal tersebut sangat wajib dijaga meskipun terkadang banyak sekali kendala yang menghadang. Salah satunya adalah komunikasi yang baik. Oleh karena itu, meskipun apapun yang terjadi tetap jagalah komunikasi dengan pasangan anda.

Seks

Berdasarkan penelitian, 26-30% perselingkuhan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga dipicu oleh ketidakpuasan hubungan seks. Biasanya, ini disebabkan kurangnya komunikasi dengan pasangan untuk membicarakan seks yang diinginkan. Entah si suami yang egois dan suka “tancap gas” sendiri, atau faktor istri yang memang enggan membicarakan keinginannya terkait gaya berhubungan seks.

Faktor ekonomi

Mungkin banyak orang berpendapat bahwa uang bukan segalanya. Namun, tak dapat dipungkiri banyaknya keluarga yang bubar gara-gara uang. Bisa karena kekurangan uang, bisa pula justru karena kelebihan uang. Bila kekurangan uang, maka kebutuhan keluarga tak dapat terpenuhi dengan sempurna. Ketidakpuasan akan menimbulkan emosi yang memicu konflik.

Bagaimana jika kelebihan uang? Konflik pun dapat timbul, yang dipicu oleh masalah bagaimana membelanjakan uang. Bukankah sifat dasar manusia tak pernah puas? Semakin banyak penghasilan, semakin banyak keinginan. Jika tak dikomunikasikan dengan baik, pertentangan dalam hal pemenuhan keinginan masing-masing individu dapat berujung konflik besar.

Keturunan

Keturunan adalah salah satu hal terpenting dalam sebuah pernikahan. Tanpa keturunan, pernikahan akan terasa hambar. Keturunan juga merupakan salah satu indikator kesuksesan seseorang. Jika Anda bertemu dengan teman lama yang telah sekian tahun tak berjumpa, pertanyaan apa yang pertama kali terlontar dari mulutnya? Pasti tak jauh-jauh dari pertanyaan seperti, “Anakmu sudah berapa?”

Tak heran, banyak pasangan yg ingin menimang momongan setelah menikah. Jika anak tak kunjung datang, konflik bisa muncul. Biasanya dipicu oleh sikap saling menyalahkan. Misalnya, suami yang menuduh istrinya mandul. Sang istri kemudian tidak terima dengan tuduhan suaminya.

Komunikasi Kunci Keharmonisan Keluarga

Sebagaimana diatas, komunikasi merupakan kunci utama keharmonisan dari sebuah keluarga. Karena itu, dari berbagai konflik umum terkait masalah komunikasi, seks, uang, hingga masalah keturunan, solusinya hanya satu. Memperbaiki komunikasi.

Dengan melakukan komunikasi yang baik, kita akan dapat mengetahui isi hati pasangan kita. Ini akan menimbulkan rasa empati. Tumbuhnya empati akan membuat kita enggan menyakiti hati pasangan kita, dan mencoba mencari solusi dengan hati yang jernih. Intinya: Kesampingkan emosi, kedepankan komunikasi.