Menebar Cinta Sejati Ke Anak Asuh

cinta sejati

Menebar Cinta Sejati Ke Anak Asuh

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai moral masyarakat Indonesia. Setiap hari di Ibukota disuguhi berbagai macam berita, mulai dari perselingkuhan, video mesum, hamil di luar nikah, hingga bayi dibuang. Khusus kasus yang terakhir disebut semakin marak saja kejadian orang membuang bayi yang baru lahir atau anak yang dianiaya orangtuanya sendiri. Kemanakah perginya cinta sejati orangtua pada anaknya? Anak yang seharusnya dibuai dan disayang.

Moral yang Menurun

Perasaan dan kasih sayang orangtua ke anak itu memang unik. Ada yang mengatakan bahwa kasih sayang orangtua kepada anaknya luar biasa. Kenyataannya banyak juga orangtua yang mencampakan anaknya. Apalagi ketika sanga anak dianggap mengecewakan. Anak-anak dibiarkan hidup sendiri dan orangtua juga tidak terlalu peduli. Bahkan ada ayah yang memperkosa anak kandungnya hingga dua kali. Sang anak terkena penyakit raja singa selama beberapa bulan sebelum akhirnya menghembuskan napasnya yang terakhir.

Orangtua yang meminta hadiah dari anaknya juga banyak. Ketika anak tak mampu memberikan hadiah itu, orangtua sangat kecewa sehingga tidak mau menegurkan anaknya lagi. Orangtua yang mengancam anaknya juga ada. Kalau sang anak tidak mau mengikuti kehendak orangtuanya, si anak tidak akan diberi makan. Tingkah pola orangtua terhadap anak ini sangat beragam. Kalau dikatakan orangtua banting tulang, peras keringat demi anaknya, juga tidak salah.

Banyak orangtua yang berkorban segalanya demi sang anak. Bahkan ada anak yang dimanja sedemikian rupa sehingga hingga menikah dan punya anak, ia tetap di bawah ketiak orangtuanya dan orangtua tidak bisa berbuat apa-apa. Anak tersebut tetap dibiayai karena memang menjadi anak kesayangan. Sedangkan anaknya yang lain hanya bisa gigit jari. Mau minta bantuan selalu ditolak. Anak yang di bawah ketiak itu dengan leluasa mengambil harta orangtuanya dan akan mengamuk kalau tidak diberi.

Orangtua yang tak berdaya dalam ketidakadilan terhadap anak-anaknya juga tidak sedikit. Fenomena ini bukannya akhirnya menapikan tidak ada lagi cinta sejati orangtua kepada anak-anaknya. Kisah cinta yang begitu tulus itu banyak ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang terlihat anak tiri atau anak angkat yang tidak pernah menaydari kalau ia tidak tinggal dengan orangtua kandungnya. Ia merasa nyaman dan merasa mendapatkan cinta yang sesungguhnya dari orangtua yang selama ini menjaga dan memberinya perlindungan.

Ia tidak merasa mendapatkan perbedaan. Cinta yang dirasakannya benar-benar cinta yang sesungguhnya. Cinta kepada kehidupan manusia yang tidak membedakan apapun termasuk fisik dan rupa. Mereka disambut dengan cinta, dibesarkan dengan cinat, diajak berkomunikasi dengan cinta. Cinta seolah menjadi bahasa hati yang tidak akan mampu membuat hati menjadi membenti. Bagi orangtua yang mau belajar menerima dan bersabar dengan amanah yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, cinta ini akan membukakan hati.

Kisah Cinta Sesungguhnya

Beruntunglah Tuhan masih membuka hati orang-orang untuk bergerak dan menyelamatkan anak-anak teraniaya seperti yang dilakukan keluarga Badawi di Bandung. Dengan puluhan anak asuh pernah pasangan Ahmad dan Yuli Badawi ini lakukan, ditambah anak-anak yang diasuh sejak bayi dan dibesarkan di rumahnya sendiri. Sungguh perlu hati besar untuk menebar cinta sejati kepada anak-anak malang itu, terlebih karena Ahmad dan Yuli juga memiliki beberapa anak kandung.

Lalu bagaimanakah kita dapat memberikan cinta sesungguhnya pada anak-anak terlantar yang mungkin hendak kita asuh namun ragu akan kemampuan diri secara psikologis. Ada baiknya kita tiru cara Yuli Badawi seperti yang ditulis di buku Rumah Seribu Malaikat dalam dunia pengasuhan anak angkat. Kisah ini adalah kisah kepasrahan umat kepada Tuhannya. Ia yakin ada yang memberi rezeki dan ia yakin bahwa tuntunan itu benar sehingga ia terus menjalankan apa yang telah ditetapkan sebagai hukum.

Keteguhan Hati dan Kepasrahan Pada yang Kuasa

Tidak boleh mengeluh, tidak boleh minta sumbangan, dan memberikan fasilitas yang sama dengan anak kandung. Itulah prinsip utama Yuli Badawi dalam membesarkan anak-anaknya. Betapa tidak, Yuli dan suaminya tidak hanya mengasuh empat anak kandung, mereka bahkan pernah mengasuh tiga bayi sekaligus. Sedangkan umur mereka pun juga tidak dapat dikatakan masih muda. Tenaga yang mereka miliki seolah tersiran air kasih sayang dari Tuhan sehingga mereka tak pernah merasa menyesal dengan keputusannya.

Apalagi kondisi terakhir Yuli Badawi saat melahirkan anak terakhir mereka, Salsa, nyawanya hampir melayang. Namun apa mau dikata, sempat menolak empat bayi berturut-turut, mereka tak mampu menolak bayi yang kelima. “Mungkin Allah swt. Memang menakdirkan kita untuk mengurus bayi ini,” begitu kata Yuli saat meminta izin suaminya. Suami yang baik itupun tak kuasa menolak ketika menatap mata bayi yang begitu pasrah kepada keadaan.

Semulia apa pun sebuah perbuatan, tetapi jika suami tidak mengizinkan maka tak akan secuil cinta sejati yang dapat menjadi berkah bagi anak-anak asuh mereka. Oleh sebab itu, walau hati Yuli amat tidak tega melihat bayi-bayi yang ditinggalkan begitu saja apalagi dalam kondisi memprihatinkan, beliau tetap bertanya pada suaminya. Istri yang baik ini memang mengharapkan restu suami. Tanpa adanya restu suami, pekerjaan itu tidak akan berjalan dengan baik dan menenangkan. Adanya hati yang tenang adalah juga sumbangan dari hati suami yang rela.

Pasangan Ahmad dan Yuli Badawi bukanlah keluarga kaya. Yuli menjadi guru pada sebuah SMU di Bandung dan Ahmad Badawi memberi pelatihan haji pada para calon jamaan haji. Jika dihitung-hitung nyaris tidak mungkin mereka dapat membesarkan keluarga yang begitu besar. Namun, kepasrahan hati pada Allah swt, rezeki pun tidak salah sasaran. Baik besar maupun kecil, apa pun yang mereka dapatkan selalu disyukuri.

Perjanjian Dengan Orangtua Kandung

Sering sekali terjadi perubahan emosional pada seseorang yang hamil di luar nikah lalu melahirkan seorang bayi yang kemudian ditinggalkan begitu saja. Begitu kondisinya sudah dirasa aman, orang itu akan meminta bayi yang telah diasuh oleh Yuli karena merasa bersalah.

Hal seperti ini sangat dihindari oleh Yuli. Yuli berprinsip bahwa anak-anak yang mereka asuh baru boleh kembali pada orangtuanya ketika berumur di atas 9 tahun. Hal ini dikarenakan faktor psikologis sang anak. Periode 0—9 tahun ini adalah periode penting dalam memberikan pendidikan dasar pada seorang anak.

Ahmad dan Yuli berusaha keras mendidik anak-anak mereka sebaik mungkin, sehingga khawatir jika anak asuh mereka berpindah tangan di usia yang belum cukup akan terjadi kebingungan pola asuh. Apalagi cenderung orangtua mereka merasa bersalah dan malah memanjakan dan bukannya memberikan cinta sesungguhnya pada anak-anak mereka.

Oleh karenanya dirasa perlu bagi Yuli Badawi untuk membuat surat perjanjian di atas materai dengan orangtua yang bersangkutan jika memang ada yang bertanggungjawab terhadap bayi tersebut. Salah satu isinya, anak-anak asuh berhak dikunjungi oleh orangtua kandungnya namun baru boleh kembali pada orangtua kandungnya ketika sudah berusia sembilan tahun. Jika perjanjian dilanggar, Yuli berhak memperkarakannya di ranah hukum. Dukungan Keluarga dan Para Garda Depan

Salah satu yang luar biasa dari keluarga ini adalah, selain Ahmad dan Yuli Badawi, anak-anak kandung mereka pun sangat antusias menerima malaikat-malaikat kecil di rumah mereka. Anak pertamanya bahkan sengaja tidak melanjutkan kuliah karena ingin segera bekerja untuk membantu finansial kedua orangtuanya dalam mengurus anak-anak asuh.

Mereka juga tidak pilih kasih. Bahkan cinta Salsa sudah terlihat sejak balita karena menyayangi dan merindukan setiap bayi baru yang datang ke rumahnya seperti adiknya sendiri. Karena Ahmad dan Yuli sama-sama bekerja, para pengasuh alias garda depan sangat dibutuhkan dalam mengasuh anak-anak mereka. Para pengasuh ini bukan sembarang pengasuh, mereka sudah dianggap keluarga sendiri. Yuli telaten mendidik para pengasuh agar mampu mengayomi anak-anak menjadi mandiri bukan sebaliknya.

Dan usahanya berhasil, mereka semua betah tinggal di sana walau harus mengurus banyak anak. Yuli berhasil membuktikan bahwa cinta sejati pun dapat dipupuk. Ada banyak sekali yang dapat diambil dari cara Yuli Badawi menebar cinta tulus bagi anak-anak asuhnya. Jika Anda sempat bertemu dengannya, Anda dapat merasakan kacamata Yuli Badawi yang memandang segala sesuatu dengan positif. Semoga kita semua dapat tertular.

 

  • Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
  • Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.

Warehousing & Storage
Services

Careful storage of your goods

View details

Custom Transport
Solutions

Complex logistic solutions for your business

View details