Cara memberi makan anak yang baik – Dalam menanamkan atau memupuk pola makan yang baik dan teratur pada si kecil, ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan.
- Disiplin
Jangan memberlakukan disiplin yang terlalu ketat agar anak makan secara teratur. Mengapa? Sebab, pada umumnya srstem pencernaan anak balita belum terbiasa atau terkondisi untuk menerima makanan secara teratur seliap kali pada waktu-waktu yang persis sama.
- Porsi makan
Jangan memberikan makanan dalam porsi yang besar sekaligus Berilah si kecil porsi makanan secukupnya saja, tetapi berulang ulang dalam selang waktu tertentu.
Cara memberi makan anak yang baik
- Tidak perlu dipaksa
Sebaiknya Anda juga tidak memaksa si kecil untuk makan bila dia belum benar-benar merasa lapar. Secara alami jika lapar anak balita akan makan dengan sendirinya tanpa dipaksa. Apabila Anda paksakan juga, maka dia dengan tegas akan menolak makanan yang Anda berikan, apa pun cara yang Anda pergunakan. Minimnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan anak balita inilah yang kerap kali menjadi faktor penyebab pecahnya “perang” pada saat mereka memberi makan kepada
anaknya.
- Amati kapan ia lapar
Salah satu cara yang bisa dilakukan agar si kecil mau melahap makanannya adalah dengan mengamati kapan dia nampak benar-benar merasa lapar. Dengan panduan “data” hasil pengamatan tersebut, Anda dapat menyiapkan makanan untuknya sebelum saat lapar itu tiba. Sehingga, ketika dia menunjukkan keinginan untuk makan, Anda sudah siap, sebelum selera makannya berlalu atau tiba-tiba hilang sama sekali.
Pada usia ini, nafsu makan anak memang sangat sulit ditebak kapan munculnya. Bisa saja dia tiba-tiba kapan dia minta makan. Tetapi beberapa saat kemudian nafsu makannya hilang begitu saja, karena dia sudah menemukan keasyikan baru, misalnya melakukan “penelitian” terhadap sebuah benda baru yang begitu menarik perhatian. pada saat seperti ini, selera makan si kecil terkalahkan oleh rasa ingin tahunya yang demikian menggebu-gebu.
- Jika ia sedang mengamuk
Menghadapi sikap anak yang menolak makanan, Anda diruntut untuk bersikap jauh lebih sabar. Sikap “negatif’ si kecil ini memang akan muncul pada Anak seusianya. Dalam bidang psikologi, sikap penolakan yang biasanva juga disertai dengan amukan dan tangisan ini disebut temper tantrum. Sikap ini disebabkan oleh emosi si kecil yang belum stabil. Emosinya bisa meluap di saat yang tak pernah Anda duga sebelumnya, dan tanpa alasan atau sebab yang jelas. Sikap sabar saja seringkali tidak cukup untuk menghadapi temper tantrum. Andapun dituntut untuk panjang akal dalam menyusun strategi jitu guna meredakan luapan emosi si kecil. Misalnya saja, dengan mengalihkan perhatiannya kepada obyek yang mengundang rasa ingin tahunya. Obyek itu bisa berupa mainan, kegiatan, atau makanan favoritnya.
Majalah Ayahbunda
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.