Akhir kisah hidup Bambang Triyono alias Si Kentung bakal membuat hati siapapun terenyuh. Ini kesaksikan petugas Dinsos.
Akhir kisah hidup Bambang Triyono alias Si Kentung bakal membuat hati siapapun terenyuh yang mendengarnya. Setelah sempat meraih kesuksesan di industri hiburan Tanah Air, Si Kentung kemudian jatuh miskin dan hidup sebatang kara.
Kisah itu diceritakan oleh seorang pegawai Dinas Sosial DIY, Feriawan Agung Nugroho yang menyaksikan sendiri kondisi Bambang. Saat hendak bertugas untuk menyambangi lansia, Feri kaget bukan kepalang ketika melihat calon ‘pasien’nya itu adalah mantan artis yang pernah tenar di era 90-an.
Ketika itu, ‘Si Kentung’ tinggal di salah satu kamar kos-kosan di RT 5 RW 15, Ngangkruk, Sardonoharjo, Sleman, Yogyakarta. Menurut penuturan Feri, Si Kentung tidak bisa dirawat ke Panti Jompo karena terbentur aturan soal usia.
“Karena persayaratan usia minimal 60 tahun ke atas. Sedangkan waktu itu, usia beliau masih 58 tahun,” imbuhnya saat dihubungi , Senin (29/6).
Di sisi lain, Si Kentung masih dalam kondisi sakit karena mengalami kelumpuhan akibat penyakit stroke yang dialaminya sehingga tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Bahkan, menurut Feri, untuk menegakkan badannya saja, kira-kira butuh empat orang.
“Karena alasan itulah, maka dengan sangat terpaksa, dari Dinas Sosial tidak bisa menerima beliau,” kata Feri.
Feri juga sudah berusaha menghubungi keluarga Bambang namun tidak berhasil karena informasi tentang keluarganya memang terbatas. “Hanya tahu satu anaknya dan memang ekonominya tidak terlalu bagus karena bekerja sebagai tukang cuci di salah satu rumah makan di Jogja,” kata dia.
Menurutnya, anak Si Kentung rajin membesuk bapaknya dan memberikan uang ala kadarnya karena dia sendiri memang sudah berkeluarga.
Kendati demikian, usaha Feri tidak berhenti sampai di situ saja. Dia kemudian menulis kisah Si Kentung di jejaring sosial Facebook dengan harapan agar ada donasi atau uluran bantuan dari teman-temannya. “Saat itu terkumpul bantuan sekitar Rp 2 juta yang saya bayarkan dalam tiga kali pertemuan,” ujarnya.
Pada pertemuan ketiga, kisah Feri, Si Kentung mengucapkan terima kasih sambil mata berkaca-kaca karena selama ini belum pernah ada yang memberikan subsidi kepadanya. Empat hari setelah itu tepatnya tanggal 27 Februari 2015, Si Kentung akhirnya meninggal dunia.
“Saya mendapatkan informasi dari Forkom Lanjut Usia yang mengatakan kepada saya bahwa beliau sudah meninggal dan dibawa ke RS Bethesda,” tuturnya.
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.