Saya merasa suami tidak menghargai saya. Setiap pendapat dan tindakan saya selalu salah di matanya. Bahkan, terbawa ke pola pengasuhan anak. Saya yang mencoba menerapkan peraturan seolah menjadi,,monster,,bagi anak, sedangkan suami dan ibu mertua menjadi “malaikat”. Sementara suami menganggap saya drama queen. Kini, saya merasa sudah tidak punya rasa cinta terhadap suami. Bagaimana mengatasi perasaan saya?
CS, Jakarta
lbu CS yang baik, blaming umumnya bertujuan mem-protect self-esteem, dan menjadikan orang lain bertanggung jawab atas suatu masalah. Jika pasangan kita terbiasa menggunakan blaming ketika menghadapi masalah, ia akan menjadi sangat reassuring (menyakinkan) untuk menyalahi orang lain setiap ada masalah. Banyak sekali penelitian yang menyebutkan bahwa semakin seseorang merasa tidak secure, semakin besar kemungkinan dia untuk menyalahkan orang lain ketika terjadi masalah.
Bagaimana berhadapan dengan blaming? Menyalahkan balik dan menjadi too tough dengan menjaga jarak dengan suami iuga bukan sebuah solusi. Justru, berbicara dan membangun komunikasi positif positive communication) akan sangat membantu, di antaranya dengan menggunakan problem solving method untuk mendefinisikan masalah dan berusaha menghadirkan solusi bersama. Lebih baik berusaha untuk tidak ikut menyalahkan suami, tetapi justru mengajak mereka untuk terlibat mencari jalan keluar.
Dengan demikian, kita justru telah mentransformasikan blaming sebagai momen untuk berkerja bersama (working together). Dalam proses ini, siapa yang benar dan siapa yang salah, jangan dijadikan isu. Yang mesti jadi fokus adalah bagaimana meningkatkan cinta dan koneksi dengan pasangan kita.
Masalah dengan ibu mertua sering dialami para menantu, terutama para ibu muda. lbu mertua sering menasihati mereka bagaimana cara pengasuhan anak yang baik versi mertua. Banyak istri yang merasa tedekan karena kebetulan suami ikut menyalahkan istri. Persoalan menjadi sangat complicated jika suami mempunyai tendensi untuk selalu “memenangkan,, asumsi orangtua. Dalam konteks seperti ini, suami perlu diajak bicara dan berdialog bahwa cara pengasuhan orangtuanya bisa jadi berbeda dengan yang Anda siapkan untuk anak Anda, karena konteks yang dihadapi pun sudah berbeda.
Penting juga untuk memahami bahwa ketika seorang ibu memberikan nasihat bagaimana mengasuh anak kepada menantu, bukan berarti mereka ingin mengambil alih monopoli pengasuhan, tetapi justru karena mereka perhatian dan sangat sayang kepada cucu.
Agama juga telah mengajarkan untuk saling menasihati untuk kebaikan. Boleh jadi, ketika mertua ingin terlibat dalam pengasuhan, itu karena mereka menginginkan kebaikan bukan hanya untuk cucu, tapi juga untuk kita. Allah Swt. mengingatkan kita dalam firmannya e.S. Al- ‘Ashr [103]: 3: “…saling berwasiat tentang kebenaran dan saling berwasiat tentang kesabaran.,,
Mengenai cinta itu; boleh jadi perasaan yang sedikit memudar itu lantaran masalah yang ibu hadapi. Mudah-mudahan dengan usaha ibu untuk menghadapinya dengan penuh kesabaran, rasa cinta akan tumbuh kembali. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah [21i 45 “Mohonlah pertotongan (kepada Allah Swt.) dengan sabar dan (mengerjakan) salat-” Banyak sekali aspek yang bisa memupuk perasaan berkurangnya rasa cinta lbu. Satu yang perlu diingat, tidak perlu menyalahkan suami karena bisa jadi hal ini kian memperkeruh keadaan.
Kita tidak perlu jump atau lompat ke masalah bahwa hubungan harus berakhir, tetapi fokus mempelajari mengapa dan bagaimana kita bisa mengubah itu semua. Jika perubahan sudah terasa dan suami ibu adalah orang yang agamanya baik, maka bersabarlah, karena bisa jadi dialah suami yang Allah takdirkan untuk pantas ibu cintai.
Mari kita tingkatkan muamalah baik kita terhadap mertua dan suami, karena Nabipun pernah berwasiat kepada Mua’dz bin Jabal r.a.: “Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik [HR. Ahmad, Tirmidzi, Darimi].
Jika Rasul meminta kita untuk bergaul baik dengan seluruh manusia tanpa terkecuali, maka orang-orang terdekat, terlebih suami dan merlua adalah mereka yang paling berhak mendapat muamalah yang baik dari kita.
Wallahua’lam bish-shawab.
MusMagz
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.