Masalah ekonomi keluarga selalu berhubungan dengan keuangan. Karenanya, mengelola keuangan akan selalu menjadi hal utama yang harus diperhatikan untuk keluar dari masalah keuangan. Kita semua tahu masalah keuangan sebenarnya tergolong malasah yang umum, apa lagi bagi keluarga yang baru mulai dibina. Masalah keuangan umumnya terjadi di awal-awal membina rumah tangga, khususnya pada pasangan muda. Karenanya, untuk mengantisipasi masalah-masalah keuangan yang bisa terjadi, Anda perlu pintar-pintar mengelola keuangan untuk menghindarkan Anda dari masalah ekonomi keluarga Ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan sebagai siasat untuk menghindari masalah yang satu ini.
Masalah keuangan seringkali terletak pada seberapa evektif Anda mengelola keuangan. Anda mungkin sudah tahu peribahasa “besar pasak dari pada tiang”. Secara umum, peribahasa ini banyak digunakan sebagai senjata untuk menghindari masalah ekonomi. Karenanya, masalah bukan terletak pada penghasilan Anda yang kurang, tetapi terletak pada bagaimana Anda memanfaatkan kondisi keuangan yang ada saat ini.
Sebagai contoh, jika penghasilan Anda per bulan adalah Rp5.000.000, Anda perlu menyiasati berbagai kebutuhan Anda, seperti makan, tagihan listrik, kartu kredit, mobil, atau kebutuhan lainnya harus disesuaikan dengan total penghasilan Anda. Kuncinya adalah, Anda tidak boleh memiliki pengeluaran di atas penghassilan Anda sebulan.
Tips Untuk Mengelola Keuangan
Berikut ini adalah beberapa tips bagi Anda untuk mengelola keuangan keluarga sehingga Anda terhindar dari masalah ekonomi keluarga.
1. Pahami kondisi keuangan Anda sendiri.
Anda perlu memiliki pemahaman yang tinggi terhadap kondisi keuangan Anda sendiri. Jangan sampai Anda sendiri lupa jumlah uang yang ada di rekening Anda saat ini. Selain itu, Anda juga memiliki peengetahuan atau paling tidak estimasi perkiraan tagihan-tagihan perbulannya, seperti tagihan listrik, air, servis mobil, kartu kredit, tagihan telepon, belanja, medical check up, cicilan rumah, cicilan mobil, tagihan bank, dan kebutuhan lainnya. Pastikan Anda memiliki perkiraan sejumlah angka pasti yang Anda keluarkan setiap bulannya. Anda bisa melihat bill tagihan-tagihan bulan lalu dan membuat perkiraan tagihan bulan yang akan datang. Setelah itu, jumlah semuanya dan daatkan angka pasti kebutuhan Anda per bulannya.
2. Sesuaikan dengan penghasilan Anda per bulannya.
Setelah Anda memiliki angka pasti, sesuaikan dengan penghasilan Anda per bulannya. Jangan sampai kebutuhan Anda jumlahnya lebih besar dari gaji Anda. Jika memang kebutuhan Anda lebih besar, ini artinya besar pasak dari pada tiang. Untuk menghindarinya, Anda perlu melakukan potongan-potongan.
3. Minimalisir pengeluaran Anda.
Untuk melakukan potongan, tentu saja tak bisa dilakukan dengan sembarangan. Anda perlu mempertimbangkan mana yang harus di bayarkan setiap bulannya dan mana yang bisa ditinggalkan. Untuk tagihan cicilan bank, cicilan rumah, asuransi, atau cicilan mobil memang tidak bisa dipotong. Karenanya, anggap pengeluaran ini sebagai pengeluaran pokok yang harus dibayarkan. Namun, pengeluaran lain, seperti tagihan kartu kredit, tagihan listrik, belanja, biaya ke salon, tagihan telepon atau tagihan lainnya bisa diminimalisasi. Anda tidak perlu berhenti sama sekali menggunakan kartu kredit. Namun, Anda bisa membatasi pemakaian kartu kredit, seperti pada batas bottom limitnya.
4. Rencanakan keuangan dan anggaran yang sehat.
Langkah selanjutnya dalam menghindari masalah ekonomi keluarga adalah dengan menyusun rencana keuangan dan anggaran yang sehat. Anggaran yang sehat adalah anggaran yang seimbang dan yang sesuai dengan penghasilan yang Anda peroleh setiap bulannya. Selain itu, jika dimungkinkan, Anda dituntut untuk setidaknya menyisihkan penghasilan Anda untuk kebutuhan-kebutuhan urgent , seperti rumah sakit, atau kebutuhan mendadak lainnya. Karenanya, sisihkan paling tidak sepuluh persen dari total penghasilan Anda untuk kebutuhan-kebutuhan seperti ini. selain itu, strategi ini juga bisa digunakan sebagai ajang menabung. Siapa tahu, jika di akhir tahun Anda ingin memiliki waktu bersantai, Anda bisa menggunakan uang tabungan ini untuk berwisata.
5. Rencanakan keuangan yang masuk akal dan realistis.
Rencana keuangan yang masuk akal dan realistis akan sangat memudahkan Anda dalam mengelola keuangan keluarga Anda. Selain itu, rencana keuangan yang baik akan membantu Anda untuk bersikap objektif mengenai pengeluaran yang berlebih. Namun, hati-hati untuk mengendalikan sikap berhemat Anda agar tidak terlalu berlebihan, jangan sampai Anda mengabaikan kebutuhan Anda sendiri, seperti membeli sabun atau parfum. Memang tidak salah menyelipkan sedikit hiburan, seperti ke salon, nonton film, atau klubbing sekali-sekali. Namun, jika ini memungkinkan, akan lebih baik jika Anda mengurangi intensitas Anda pergi ke tempat-tepat tersebut. Misalnya, yang awalnya Anda setiap minggu ke salon menjadi setiap dua minggu sekali.
6. Bedakan kebutuhan dan keinginan.
Langkah selanjutnya adalah menanamkan konsep antara “butuh” dan “ingin” dalam diri Anda. Anda harus bisa membedakan konsep dari kedua kata ini. Bedakan saat-saat dimana Anda butuh sesuatu dan menginginkan sesuatu. Anda tentu sadar bahwa butuh lebih penting dari pada ingin. Karenanya, sebisa mungkin kendalikan hasrat Anda untuk memenuhi keinginan dan lebih terfokus pada kebutuhan Anda.
Tak jarang pula orang yang terjebak “besar pasak dari pada tiang” karena tidak mampu mengendalikan hasratnya yang selalu ingin membeli sesuatu padahal barang itu tidak terlalu penting. Ada satu konsep utama untuk membedakan keduanya. Butuh adalah jika Anda tidak memilikinya Anda akan terkena masalah. Sementara itu, ingin adalah tidak akan terjadi hal yang buruk jika Anda tidak memilikinya.
7. Hindari hutang.
Satu hal yang juga perlu Anda perhatikan dalam menghindarkan diri Anda dari masalah ekonomi keluarga adalah menghindari hutang Separah apa pun masalah ekonomi dalam keluarga Anda, usahakan agar Anda tidak berhutaung, baik kepada orang tua, teman, atau bahkan ke bank. Jika Anda sudahh terjebak dalam hutang. Apa pun yang Anda lakukan saat ini, fokuslah untuk melunasi hutang terlebih dahulu. Biar bagaimana pun, hutang akan membuat Anda semakin miskin.
8. Hindari budaya konsumtif.
Masalah ekonomi dalam keluarga sering kali juga disebabkan karena gaya hidup keluarga Anda yang terlalu konsumtif. Gaya hidup konsumtif terkadang membuat keluarga terjebak dalam lingkaran setan kebiasan untuk selalu mengeluarkan uang, baik itu penting atau pun tidak penting. Untuk itu, sebisa mungkin hindari kebiasaan hidup yang konsumtif ini. Salah satu hal yang menuntut diri Anda untuk terkadang tergoda untuk turut melalukan hal-hal yang tidak penting adalah bertemu dengan teman. Terkadang, kita akan merasa gengsi jika tidak ikut-ikut belanja barang-barang mahal. Jika tidak, waktu makan bersama terkadang kita memaksa untuk membayar, padahal itu semua tidak perlu. Anda masih bisa menjaga kehidupan sosial Anda tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Karenanya, sebisa mungkin Anda menjaga hasrat Anda untuk menggesek kartu kredit untuk keperluan yang tidak penting.
9. Investasikan uang Anda.
Jika Anda menginginkan masa depan yang lebih baik, rencanakan dari sekarang. Ini juga akan sangat berhubungan dengan keadaan finansial Anda. Buatlah rencana masa depan yang matang dengan keadaan ekonomi keluarga yang sehat. Karenanya, mulailah untuk menabung dari sekarang. Biar bagaimana pun juga, menabung adalah satu-satunya cara paling efektif untuk mengamankan keluarga Anda dari masalah ekonomi yang pelik. Selain itu, jika sudah menabung, jangan hanya menganggurkan uang tabungan Anda di bank.
Gunakan untuk berinvestasi, seperti investasi emas, mata uang asing, atau investasi saham kecil-kecilan. Gunakan kesempatan untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan peluang berbisnis atau pun berinvestasi yang banyak tersedia di berbagai bidang. Karenanya, bukalah mata Anda dan raih kesempatan untuk memiliki masa depan keluarga yang lebih cemerlang.