Kegagalan pernikahan membuat kakak dari Lina, Dina trauma menjalin hubungan dengan pria. Hal ini tentu saja berdampak tidak baik bagi Lina. Sebab, sebelum meninggal, ibunya berpesan untuk tidak menikah sebelum kakaknya menikah. Pesan itu membuat Lina harus melewati masa lajang berdua dengan kakaknya.
Aku dan kakakku seperti kucing dan anjing ketika kami kecil. Kakakku yang feminin sangat sensitif dan mudah sekali menangis. Sementara, aku tomboi, lebih suka bermain dengan laki-laki, hobi berantem dan senang memanjat pohon.
Namun, siapa sangka meski berbeda, kami harus menjalani nasib yang sama, menjadi perawan tua.
Gagal Menikah
Aku dan kakakku dianugerahi wajah yang manis. Kakak berwajah manis dengan rambut ikal dan kulit sawo matang. Sementara aku, berambut lurus dan berkulit putih. Karena itu, kami tidak mengalami kesulitan dalam hal mencari pasangan. Banyak pria yang mengejar kami.
Kakak adalah orang yang setia. Bila sudah bersama dengan seseorang, ia akan berusaha mempertahankan hubungan dengan pria itu bagaimanapun caranya. Kendati kadang, pria itu belum tentu pria yang baik.
Setelah putus dengan pria, ia pun akan menyendiri berlama-lama. Kebalikannya denganku, aku mudah sekali berpaling. Bila pria itu dinilai kurang baik atau kurang sesuai denganku, aku dengan mudahnya memutuskan hubungan dan berganti pasangan. Karena perbedaan karakter itu, kakakku hanya sedikit memiliki mantan pacar, sedangkan aku banyak.
Waktu cepat berlalu, tak terasa kakakku sudah menginjak usia 28 tahun dan aku 1 5 tahun. lbu memintanya segera menikah. Kakak yang tadinya fokus dengan pekerjaan mulai serius memikirkan permintaan ibu.
Kakakku kemudian dekat dengan seorang pria. Pria itu tampak sangat saleh. la rajin beribadah dan kata-katanya sangat santun. Kami segera menyukainya.
Pria itu kemudian melamar kakakku. Namun sebulan sebelum pesta digelar, datang seorang perempuan yang mengaku hamil oleh calon kakak iparku. Selang dua hari, datang lagi perempuan lain yang juga mengaku istrinya.
Kakakku mencoba merahasiakan ini dari calon suaminya dan tidak langsung melabraknya. Sampai suatu ketika, emosi kakakku akhirnya meledak setelah mendapati banyak nama perempuan dan gambar perempuan telanjang di ponsel calon suaminya yang saat itu tedinggal di rumah. Belum lagi dalam riwayat selancarnya di dunia maya, kakakku menemukan situs-situs prostitusi online. Dalam beberapa sms, bahkan kakakku menemukan transaksi seksual dengan beberapa perempuan.
Terpukul Kegagalan pernikahan itu membuat kakakku sangat terpukul. la banyak mengurung diri di kamar. Enggan makan dan menghabiskan banyak waktunya dengan menangis. Berkali-kali, ia bedanya padaku salah apa dirinya hingga harus mengalami nasib itu.
Aku menghiburnya bukan karena kesalahannya, tapi memang itulah proses yang harus ia lalui untuk menemukan pria yang baik.
Kisah cinta: Aku dan kakaku menjadi perawan tua
Aku terpaksa menggantunggantung hubunganku dengan kekasihku yang berkali-kali melamarku. Kukemukakan berbagai alasan untuk tetap membuatnya sabar dan terus bertahan denganku. Aku tak bisa berbuat apa-apa saat orangtuanya meneleponku dan mengatakan kalau sampai tahun ini aku tidak juga menerima lamarannya, sebaiknya aku putus dengan anaknya.
Dan tibalah waktu yang telah dijadwalkan itu. Aku hanya bisa menyerah melepas kekasih yang sudah tiga tahun menjalin cinta denganku. Bagaimanapun, ia berhak bahagia dan mendapatkan pasangan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Mencarikan Jodoh Setelah putus dengannya, tak butuh waktu lama bagiku untuk menemukan pria baru. Pria baru ini sejak awal sudah mengatakan bahwa ia tak ingin main-main lagi. la mencari pacar untuk hubungan yang serius.
Tak lama, ibuku jatuh sakit. Dalam sakitnya, ia mengatakan ingin melihat kakakku menikah dan ia kembali berpesan padaku jangan menikah dulu sebelum kakakku menikah. Khawatir nanti kakakku tidak mendapatkan jodoh, aku mengamini katakatanya. Tak lama ibu pun meninggal.
Sepeninggal ibu, aku mulai berinisiatif mencarikan jodoh untuk kakak. Sebab, aku tak ingin hubunganku dengan kekasihku gagal lagi. Aku mengatakan maksudku padanya dan dia hanya menjawabnya dengan dingin, carikan saja. Aku lalu mencari teman-teman yang belum menikah dan seusia dengan kakak. Dari pencarian itu, aku mendapatkan beberapa kandidat yang kunilai sesuai dengan kakak, namun semua gagal karena alasan kakak yang beragam. Ah,mungkin kakakku memang tak niat menikah! Kadang aku berpikir betapa egoisnya ia yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi tidak memikirkan diriku.
Sampai hari yang kutakutkan itu tiba. Kekasihku mulai menanyakan kapan aku siap menikah. Aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Karena tak bisa menjawab pedanyaannya, ia pun mengatakan tak bisa meneruskan hubungannya denganku. Aku hanya diam.
Waktu cepat berlalu. Kakakku sudah masuk usia 50 tahun dan aku 37 tahun. Aku sudah sampai pada titik kepasrahanku. Aku benar-benar sudah kehilangan harapan. Mungkin memang inilah nasib yang harus kami berdua tanggung, melajang berdua sampai tua.
MusMagz-E. Baka
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.