Berikut ini obrolan musmagz dengan norma dalam menekuni kariernya sebagai desainer.Yuk simak selengkapnya~
Mengawali karier sebagai make up artist bagaimana ceritanya bisa terjun ke dunia fashion?
Awalnya pada 2004, aku berprofesi sebagai make up artist dan belum berjilbab saat itu. Dari profesi itu, aku berkenalan dengan banyak orang hingga pada akhirnya mengikuti sebuah komunitas yang beranggotakan artis, fotografer , fashion stylist, dan make up artist.
Aku sering mendapatkan berbagai project foto dari komunitas itu. Seiring berjalannya waktu, aku kemudian berjilbab pada tahun 2007 sepulang umrah.
Aku pun masih menjalani profesiku sebagai make up artist dan kerap melihat karya-karya desainer yang indah. Aku berpikir, kayaknya lucu juga ya kalau yang berjilbab bisa pakai baju yang seperti itu. Modest wear dan tinggal tambahin kerudung.
Aku yang menyukai gaya busana 50-an dan 60-an sebelum berjilbab. Kemudian, aku berusahad mencari baju yang cocok dengan karakterku saat berhijab. Pergilah aku ke Tanah Abang dan ke tempat lainnya.
Kesulitannya jatah baiu yang kutemui’ ngatung’ meski harga afford able. Sementara ketika menemukan yang pas di department store, harganya cenderung mahal. Akhirnya, aku putuskan membuat sendiri busanaku. ltu pun berproses, hingga akhirnya aku menemukan style yang cocok dengan karakterku. Pas aku memakainya, ternyata banyak teman yang suka. Mereka pun mulai order ke aku.
Berbicara soal proses menjadi desainer, apakah Mbak Norma juga menimba ilmu di sekolah mode?
Aku sebetulnya bikin brand dulu. Setelah tiga tahun, masuk sekolah Esmod untuk memperdalam ilmu.
Jadi awalnya Mbak Norma benar-benar otodidak terjun di dunia mode?
lya. Sebelumnya aku memang tak pernah sekolah difashion design. Kayaknya bakat ini memang hadiah dari Allah. Karena dulu aku nazar pulang dari Mekkah, mohon dikuatkan dan istikamah. Dari situ, segalanya mengalir.
Selama perialanan meniadi desainer, apa suka duka Yang ditemui?
Alhamdulillah aku Punya tim solid. Di awal bisnis, aku belum sanggup menggali karyawan. Aku baru punya workshop setelah JFW 2013. Aku mulai dari nol dan permodalan dari make up untuk support pembuatan baju-baju ini. Setelahnya, aku bisa berjalan sendiri. Dulu, pekerjaku semuanya freelance. Semuanya aku lakukan sendiri, termasuk memayet bajuku sendiri. Jadi, dulu dari siang sampai jam 11 malam aku mayet terus. Seiring dengan penghasilan yang aku dapatkan, aku kemudian menabung. Alhamdulillah sekarang sudah ada karyawan dan Punya workshop sendiri.
Apa kenikmatan berkarier di dunia tashion?
Aku enjoy banget ya di dunia ini. Aku sempat jadi teller bank, pramugari, make up artist, segala macam Profesi-lah, tapi di dunia fashion design inilah aku menemukan ‘oh inilah passion aku’. Dan sebetulnya kan masih berhubungan dengan make up juga. Alhamdulillah jadi menemukan jati diri.
Musmagz-lndah cahya
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.