Tingkah laku anak usia 12-18 bulan

tingkah laku anak usia 1 tahun

1. Suka mendorong dan menarik benda
Koordinasi antara mata dan tangannya kian berkembang. Itu sebab, saat sedang berjalan ia terdorong untuk menarik dan mendorong benda benda yang ada di sekelilingnya. Rumah pun jadi berantakan dibuatnya. Selain senang menarik dan mendorong hingga memecahkan barang, si kecil pun lebih menyukai barang-barang asli dari pada yang tiruan. Jika Anda memberinya telpon mainan ia hanya tertarik sebentar dan beranjak menyentuh telepon asli.

Tips: Singkirkan benda tajam dan mudah pecah dari kawasan yang biasa dijelajah oleh si kecil.

Singkirkan meja dan kursi serta perabot yang mudah bergeser dari tempatyang biasa dijangkau anak.

Pastikan mainan yang dimilikinya berbahan kuat hingga bagian-bagiannya tidak mudah lepas saat didorong atau ditarik.

Beri ia sapu kecil dengan sampah buatan seperti sobekan kertas,yang ia akan tertarik membersihkannya. Buka laci yang berisi mainannya dan biarkan dia membongkarnya.

Buatkan rumah-rumahan dari bantal dan kain. Biarkan ia mendorong dan menariknya hingga roboh lalu minta ia membangunnya kembali.

tingkah laku anak usia 1 tahun

2.Suka berteriak-teriak
Berteriak adalah salah satu bentuk komunikasi. Salah satu alasannya adalah untuk mendapatkan perhatian. Hal itu terjadi karena si kecil belum memiliki pengalaman cara menarik perhatian orang lain. Berteriak juga menjadi cara untuk mengeluarkan perasaan atau ekspresi keberanian anak dalam menunjukkan kemampuan bicara yang sebelumnya tidak dimiliki. Berteriak juga bisa jadi sarana untuk memuaskan rasa ingin tahu anak, seperti seberapa jauh suaranya didengar orang lain, bagaimana dia mampu mengontrol naik turunnya volume suara, bahkan bisa dijadikan cara untuk menghibur dirinya sendiri. Sesuai tahap perkembangannya, berteriak pada anak usia ini masih dianggap normal, sejauh perilaku ini tidak berlangsung terus menerus. Dengan bertambahnya usia, kemampuan komunikasi dan melakukan aktivitas Iain meningkat dan mengurangi kebiasaannya berteriak. Teriakan dianggap tidak normal, bila dijadikan senjata untuk mendapatkan perhatian terus menerus dari Iingkungannya hingga membuat orang lain merasa tidak nyaman. Misalnya, si kecil selalu berteriak setiap kali menginginkan sesuatu.

Tips:
Amati ekspresi anak sebelum ia berteriak untuk mengetahui apakah ia berteriak karena sedang kesal, mencari perhatian, atau menghibur.

Tidak menghardik anak untuk memintanya diam sebaliknya bicara dengan lembut dan lakukan kontak mata. Katakan, Tidak
perlu berteriak begitu, Bunda dengar, kok. Kalau berteriak begitu Bunda tidak mengerti.” Hindari bicara keras terhadap anak,yang justru akan memberi contoh kepada anak untuk berbicara keras.

Ajarkan dan contohkan bagaimana menyampaikan keinginan dengan cara yang lebih baik dan suara yang lebih rendah. Misalnya dengan mengatakan “Coba katakan pelan-pelan, mau kamu apa?” Hal ini agar anak dapat mengerti bahwa berteriak itu tidak bermanfaat karena membuatnya tidak mendapatkan perhatian atau sesuatu yang diinginkannya.

Berikan aktivitas lain yang dapat mengalihkan keinginan anak untuk berteriak, dengan mengajaknya bernyanyi mengikuti irama lagu, bermain bisik-bisikan dengan nada suara rendah, bermain membaca gerak bibir dan mimik wajah atau menirukan bunyi binatang.

Bersikap tenang dan optimis bahwa fase berteriak ini pasti akan dapat berlalu se.jalan dengan pertambahan usia, kematangan komunikasi, dan tentu saja bimbingan Anda.

Beri pujian bila anak berbicara tanpa berteriak misalnya dengan mengatakan, “Terima kasih kamu sudah bicara dengan pelan. Bikin telinga Bunda nyaman.”

Majalah Ayahbunda

 

  • Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
  • Jika Kamu ingin berdonasi untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Silahkan Klik Disini.

Warehousing & Storage
Services

Careful storage of your goods

View details

Custom Transport
Solutions

Complex logistic solutions for your business

View details